xxv. di dalam ruangan itu

1.2K 173 21
                                    

"masih sakit?" mashiho bertanya dengan nada khawatir setelah mendapati asahi yang lebih pendiam dari biasanya sepanjang kelas barusan.

"udah nggak terlalu."

"ke kantin, yuk! minum yang seger-seger, biar muka lo nggak lemes mulu!" kali ini, beomgyu yang membuka suara.

asahi hanya pasrah ketika kedua temannya itu menyeretnya ke kantin.

sebenarnya pikiran asahi masih belum sepenuhnya melupakan kejadian tadi.

bagaimana bisa minjeong dengan sengaja melakukan itu padanya?

bruk!

karena terlalu larut dalam lamunannya, bahu asahi tak sengaja menubruk orang yang berjalan berlawanan arah dengannya.

sayangnya, hal itu membuat pandangan asahi yang semula kosong kini malah tak sengaja tertuju pada ruangan di sampingnya.

sebagai informasi, jalanan setapak menuju kantin yang asahi lalui saat ini kebetulan berbatasan langsung dengan deretan ruang kosongㅡyang asahi pun tak tahu ruang apa itu.

asahi berharap penglihatannya salah.

namun, biar bagaimanapun, pemandangan di depan sana terlalu nyata untuk ia sangkal.

tepat di dalam ruangan kosong yang dibatasi dengan kaca buram itu; spot yang mungkin tak terlalu diperhatikan orang-orang, asahi melihat jaehyuk ...


... dan minjeong.


mereka berciuman.


asahi mematung di tempat. luka di tangannya yang kini dibalut kain kasa terasa semakin nyeri.

tanpa pikir panjang, asahi langsung memutar balik arah langkahnya.

"woy, sahi! lo mau ke mana?!"

mengabaikan seruan kedua temannya, asahi berjalan cepat menjauhi kantin dengan perasaan campur aduk.

bilik toilet terdekat menjadi tempat tujuannya saat ini.









































"hiks."

langkah yoshi yang baru saja masuk ke dalam toilet terhenti ketika dirinya menangkap suara isakan pelan dari salah satu bilik.

hanya satu bilik yang terlihat sedang dipakai, walaupun sang penghuni tak menyadari bahwa pintunya tak ia kunci dengan rapat.

hal itu membuat yoshi dapat mengetahui siapa sosok yang ada di baliknya.

sementara itu, asahi yang berada di dalam sana masih sibuk menahan tangisnya dengan posisi duduk meringkuk di atas kloset.

asahi tidak mengerti kenapa ia menjadi secengeng ini. padahal dulu ia mengira bahwa dirinya bukan tipe orang yang akan menangis karena hal sepele seperti cinta.

setiap tokoh yang menangis akibat putus dari kekasihnya di drama romance yang ia tonton, asahi selalu menganggap kalau mereka itu terlalu lebay.

ia menganggap kalau di dunia ini masih banyak masalah yang jauh lebih menyakitkan dari sebuah perasaan sesaat yang beratasnamakan cinta.

namun, setelah mengalaminya sendiri, asahi baru mengerti.

memang semenyakitkan itu melihat seseorang yang kita anggap spesial, dekat dengan orang lain.

padahal seharusnya asahi tidak boleh seperti ini. karena sejak awal, pernikahannya dengan jaehyuk bukan didasarkan oleh sama-sama suka.

selang beberapa saat, asahi akhirnya merasa lebih tenang.

ia pun keluar dari bilik kemudian berjalan menuju wastafel untuk membasuh wajah sembabnya.

matanya lantas tertuju pada saputangan yang tergeletak di pinggir wastafel.

love lesson; jaesahi [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang