xxiv. praktikum

1K 182 9
                                    

hari ini adalah kelas praktikum pertama sejak asahi menyandang status sebagai mahasiswa kimia.

dan sistem pengajaran mata kuliah praktikum di kampusnya adalah seluruh kegiatan di laboratorium akan dibimbing oleh para asisten lab yang biasanya merupakan senior dari jurusan serupa.

tidak seperti mashiho dan beomgyu yang terlihat excited karena bisa caper ke kakak tingkat, asahi hanya menatap deretan aslab di depan sana dengan pandangan yang sulit diartikan.

"saya yoshinori, akan membimbing kelompok lima." satu per satu aslab memperkenalkan diri.

bukan. asahi bukan terkejut karena mendapati fakta bahwa yoshi yang akan membimbing kelompoknya.

namun, karena kehadiran senior lain di samping yoshi yang kini tengah menebar senyum palsunya.

"hai semua! namaku minjeong, aku akan membimbing kelompok enam."

kenapa pula anak jurusan sebelah bisa secara kebetulan menjadi aslab di kelas asahi?










































"asahi! lo ngapain bengong doang, sih? mendingan siapin itu asam kloridanya buat titrasi!"

seruan salah satu temannya membuat asahi tersadar dari lamunannya.

ia pun mengambil botol induk berisi cairan berlabel 'HCl' itu dengan susah payahㅡkarena bobot yang terlalu berat bagi tubuh ringkihnyaㅡkemudian menuangkannya dengan hati-hati ke labu erlenmeyer, sesuai instruksi yang tertulis di buku panduan.

minjeong yang berdiri tak jauh dari sana tersenyum miring ketika satu ide licik terlintas dalam benaknya.

dengan sengaja, ia menyenggol bahu asahi hingga tubuhnya oleng dan membuat cairan asam itu tumpah membasahi tangan kirinya.

"asahi!" pekik mashiho cemas tatkala melihat asahi yang kini menunduk sambil memegangi tangannya yang mulai memerah.

ekspresi tak nyaman tergambar jelas di wajahnya karena tumpahan asam klorida tadi membuat tangannya terasa seolah terbakar.

melihat hal itu, yoshi segera menuntun asahi menuju wastafel dan mengarahkan tangan pemuda itu pada cucuran air keran.

"diemin kayak gini dulu sampai saya balik." setelah berkata begitu, yoshi berlari keluar dari laboratorium.

selang beberapa saat, barulah si pemuda kanemoto kembali bersama salah seorang petugas kesehatan.

kegiatan praktikum di hari itu otomatis terhenti. suasana di dalam lab menjadi cukup ricuh karena insiden tersebut.

"untungnya bukan yang terlalu pekat. semoga nggak membekas." yoshi menyodorkan segelas teh hangat pada asahi, bermaksud memberikan ketenangan.

lukanya sudah selesai ditangani petugas medis, tetapi tampaknya pemuda hamada itu masih cukup syok akibat kejadian tadi.

saking terkejutnya, asahi sampai tak menyadari kalau sedari tadi, seseorang tengah memperhatikannya diam-diam dengan tatapan yang sulit diartikan.

love lesson; jaesahi [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang