xxvi. pengakuan jaehyuk

1.1K 168 13
                                    

"ini punya kak yoshi?"

"o-oh, iya." yoshi cukup terkejut ketika asahi mendatanginya untuk mengembalikan saputangannya. "gimana ... kamu bisa tau?"

"dari inisial di saputangan kakak."

yoshi pun kembali ber'oh' ria.

"maaf kak, tapi bisa tolong lupain apa yang tadi kakak lihat?"

"kalo kamu takut saya bakal ngejek ataupun nyebarin ke yang lain, kamu nggak usah khawatir. saya bukan orang yang segabut itu buat ngurusin kehidupan orang."

asahi tersenyum lega. "makasih, kak. buat yang di lab sama yang ini."

"bukan masalah." yoshi balas tersenyum tipis.

sepertinya asahi harus menarik kembali penilaian awalnya yang menganggap kalau kanemoto yoshinori itu hanya seseorang yang sangar dan tak punya ekspresi.















































ceklek!

"dari mana aja, sa?"

jaehyuk menghampiri asahi begitu pemuda mungil itu membuka pintu apartemen.

pasalnya, saat jaehyuk ingin mengajak asahi pulang bersama siang tadi, beomgyu dan mashiho mengatakan bahwa asahi tidak mengikuti kelas terakhir yang seharusnya ia hadiri.

"udah makan malam?" tanya jaehyuk lagi.

asahi hanya memberikan gelengan pelan sebagai jawabannya.

"mau makan apa? gue pesenin."

"nggak laper," jawab asahi datar.

"tapi ini udah malem, sa."

asahi tidak menghiraukan ucapan jaehyuk dan memilih untuk masuk ke dalam kamar, tetapi urung ketika jaehyuk menahan lengannya.

"tangan lo kenapa?" pemuda yoon itu bertanya khawatir.

"nggak apa-apa." asahi melepas paksa tangannya dari genggaman jaehyuk.

jujur saja, mood-nya masih buruk akibat kejadian di kampus tadi.

jaehyuk yang menyadari kalau ada yang tidak beres pada pemuda hamada itu pun kembali membuka percakapan.

"lo lagi ada masalah?"

asahi hanya bungkam.

dengan sabar, jaehyuk meraih kedua bahu asahi dan mengarahkan agar pemuda itu mau menatap ke arahnya.

"lo ... marah sama gue?"

gigitan pelan diberikan asahi pada bibirnya, bingung harus menjawab apa.

"kita udah janji buat saling terbuka, 'kan? kalo lo nggak ngomong, gue nggak bakal taㅡ"

"aku liat kakak tadi, di ruangan kosong deket kantin. sama kak minjeong," ucap asahi akhirnya.

tau ke arah mana pembicaraan si pemuda hamada, jaehyuk pun buru-buru menyanggah, "sa, ini bukan kayak yang lo pikirin ...."

"nggak apa-apa." asahi mengulas senyum tipisnya yang terlihat dipaksakan. "sejak awal sebenernya kak jaehyuk juga nggak nyaman sama pernikahan ini, 'kan?"

"bukan begitu, saㅡ"

"harusnya kak jaehyuk ngomong aja kalo emang kakak sukanya sama kak minjeong." asahi terus meracau, seolah dirinya tengah dikendalikan saat ini.

sedangkan jaehyuk terlihat frustasi karena asahi tak memberikannya kesempatan untuk menjelaskan.

"kalo kak jaehyuk mau pisah juga nggak apa-apa, kok. aku bakal balik ke rumahㅡ"

"di mata lo, gue sebrengsek itu ya, sa?"

kali ini, asahi terdiam.

mendapati sorot mata jaehyuk yang menatapnya kecewa membuat dadanya sesak.

"maaf," cicit si mungil.

dirasa asahi sudah mulai tenang, jaehyuk meraih kedua tangan mungil itu.

"denger, sa." jaehyuk menatap asahi dengan serius. "gue adalah salah satu orang yang masih menganggap kalau pernikahan itu sakral. nggak peduli status awal kita cuma dijodohin, lo tetep orang yang dipilih tuhan buat gue."

darah asahi berdesir cepat tatkala mendengar kata demi kata yang terucap dari mulut jaehyuk.

"... gue nggak sejahat itu buat ingkarin sumpah yang udah kita ucapin di depan altar. dan gue harap, lo juga berpikir yang sama."

"maaf." hanya kata itu lagi yang mampu asahi lontarkan.

jaehyuk tersenyum lembut kemudian membawa asahi ke dalam dekapannya.

"it's okay, sa. emang nggak mudah membangun sebuah kepercayaan. gue cuma pengen lo tau, kalo gue tulus sayang sama lo."



maap kalo cringe T_T

love lesson; jaesahi [✓]Where stories live. Discover now