Bab 8

42.6K 4.7K 131
                                    

"Mbak Mirna main sakura juga nggak?"

"Sakura?" Mirna mengerutkan keningnya dalam. "Mainan apa itu?"

Leona menunjukkan layar ponselnya. "Ini nama game-nya sakura school. Seru banget tau, Mbak. Teman-teman sekolahku pada main ini juga."

"Aku nggak tau."

"Emang biasanya Mbak Mirna main apa?"

"Nggak main apa-apa."

"Mbak Mirna nggak perlu sedih. Nanti kita mainnya gantian ya. Biar Mbak Mirna bisa ngerasain main sakura school juga," ucap Leona dengan semangat.

Mirna meringis dan memilih untuk mengangguk saja.

Dari tempatnya duduk, Yudha memperhatikan interaksi Leona dan Mirna. Meski ini pertemuan pertama mereka, kelihatan kalau Leona nyaman dengan Mirna.

Yudha menikah dengan Ranti pada usia 27 tahun. Saat itu Ranti lebih muda dua tahun darinya. Dua tahun menikah, akhirnya mereka dikaruniai seorang anak perempuan cantik dengan mata sipit dan rambut hitam. Tapi sayang, kehidupan pernikahannya dengan Ranti tidak berjalan baik. Saat usianya menginjak 32 tahun, ia memutuskan bercerai dengan Ranti setelah melakukan segala macam upaya untuk mempertahankan pernikahannya. Kini usianya sudah 36 tahun, tapi belum berniat untuk mencari pasangan baru. Tidak seperti Ranti yang sudah memiliki kekasih tak lama setelah mereka berpisah. Dan rencananya Ranti akan segera menikah dengan Sakti, pacarnya saat ini.

Perceraiannya terdahulu membuat Yudha masih takut untuk memiliki hubungan yang serius dengan seorang perempuan. Ia takut akan mengalami kegagalan yang kedua kalinya. Lebih baik ia memperbaiki dirinya dan fokus dengan karir dan masa depan anaknya. Setiap bulan ia rutin mengirim sejumlah uang kepada Ranti untuk kebutuhan Leona. Meski hak asuh jatuh sepenuhnya pada Ranti, tapi mereka sepakat kalau Leona akan diantar ke rumah Yudha setiap hari Jumat malam. Dan Yudha akan mengantar Leona kembali ke rumah Ranti pada Minggu malam atau kadang ia langsung mengantar Leona ke sekolah pada Senin pagi.

Lamunan Yudha terputus lantaran suara dering ponselnya. Nama Ranti muncul di layar membuatnya mengerutkan keningnya. Jarang sekali Ranti meneleponnya saat Leona sedang ada di rumahnya.

"Halo," ucap Yudha begitu ia menjawab panggilan tersebut.

"Halo Mas Yudha. Nanti Ona tidur di sana sampe hari Senin aja. Biar Mas Yudha yang nganter Ona langsung ke sekolah."

"Kenapa?"

"Kan aku nggak bisa nganterin Ona waktu hari Jumat. Jadi mending Ona nginep sana sampe hari Senin," ucap Ranti beralasan. Jeda sebentar sebelum ia melanjutkan. "Lagian aku lagi ada di Batu, ada acara liburan keluarganya Mas Sakti. Rencana mau pulang hari Senin. Jadi aku minta tolong anterin Ona sekolah ya."

"Gimana kalo Leona udah pulang sekolah, tapi kamu belum pulang dari Batu?"

"Itu gam-- aaahhh," ucap Ranti dengan mendesah keras. "Mas Sakti jangan ganggu aku dulu!"

Yudha yang mendengar itu hanya bisa mendengus pelan.

"Anu, nanti aku kabari aja pulang jam berapa. Kalo misal belum pulang, aku minta tolong jemput Ona dulu ya, Mas. Soalnya nggak enak kalo aku sama Mas Sakti pulang duluan dari acara ini."

"Yaudah."

"Kalo gitu makaaas ... sihhh," balas Ranti dengan manahan suara desahannya agar tidak keluar.

Yudha buru-buru mematikan sambungan telepon tanpa membalas ucapan terima kasih Ranti. Ia tak tahu apa yang saat ini dilakukan Ranti dan Sakti, sampai membuat Ranti harus mengeluarkan desahan ketika meneleponnya. Satu hal yang bisa ia pikirkan saat ini. Dan ia berharap kalau Leona tidak pernah berada diantara Ranti dan  Sakti saat mereka sedang memadu kasih. 

Gara-Gara Paylater (Completed)Where stories live. Discover now