Bab 28

40.3K 4.9K 54
                                    

Suasana ruang tamu rumah Mirna tampak menegangkan. Mirna yang duduk di dekat Ibunya, merasa jantungnya tidak berhenti berdetak kencang semenjak kedatangan Yudha. Setelah Mirna mengabari kalau Bapaknya ingin bertemu dengan Yudha, besoknya laki-laki itu sudah berada di depan rumahnya.

Saat itu Bapak langsung mempersilakan Yudha untuk masuk dan duduk menunggu di ruang tamu. Yang lebih memalukan, Mirna malah belum bangun saat Yudha datang ke rumahnya.

Akhirnya dengan kecepatan kilat, Mirna mandi dan bersiap sebelum menemui Yudha yang sudah duduk di ruang tamunya.

"Kapan rencana mau nikahin Mirna?"

Mirna membulatkan matanya mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Bapak.

"Saya siap kapanpun, Pak," jawab Yudha penuh keyakinan. "Sekarang tergantung Mirnanya aja. Mau selesaiin kuliah dulu, atau mau langsung nikah. Kalopun langsung nikah, saya bisa jamin kalo Mirna tetap akan menyelesaikan kuliahnya tepat waktu."

Mirna meremas tangannya yang ada dipangkuannya. Saat ini semua pasang mata tertuju pada dirinya.

"Mirna gimana?" Ibu menyentuh pundak anak bungsunya dengan lembut.

"Emang aku boleh kalo nikah sebelum lulus kuliah?" tanya Mirna dengan suara rendah.

Bapak mengangguk. "Boleh aja," sahutnya. "Asalkan kamu tetap harus nyelesaiin kuliahmu."

Mirna diam. Memikirkan jawaban yang akan diberikan. Ia menatap kedua orang tuanya, lalu beralih ke Kakaknya yang nampak diam saja daritadi, dan pandangannya berhenti pada Yudha.

"Gimana, Mir?" tanya Ibu sekali lagi. Anaknya masih nampak diam belum memberikan jawaban apapun.

Dengan malu-malu Mirna menganggukkan kepalanya. "Kalo gitu secepatnya aja. Aku nggak keberatan kok."

Yudha tersenyum lebar. Merasa senang dengan keputusan yang diberikan Mirna. Sebenarnya ia tidak masalah harus menunggu Mirna menyelesaikan pendidikannya. Tapi kalau Mirna bersedia menikah dalam waktu dekat, itu juga lebih baik untuknya. Umurnya sudah tidak muda lagi. Secepatnya ia perlu memiliki pendamping dan Ibu sambung untuk anaknya.

"Selanjutnya, kamu bisa datang dengan orang tuamu," ucap Bapak menatap Yudha lekat. "Jangan lupa ajak anakmu juga," tambahnya.

Yudha tersenyum lebar. "Iya, Pak."

Obrolan didominasi oleh Bapak dan Yudha. Mereka membahas tanggal yang tepat untuk kedatangan keluarga Yudha. Setelah perbicangan selesai, Ibu mengajak semuanya menuju meja makan. Sudah ada beberapa hidangan yang disiapkan Ibu untuk menyambut kedatangan Yudha.

Selama makan bersama, mereka mengobrol ringan satu sama lain. Bahkan Agung yang sebelumnya lebuh banyak diam, akhirnya mulai mengobrol dengan Yudha.

Selesai makan, Ibu dan Bapak harus ke rumah Arum untuk membantu persiapan akad nikah besok. Begitu juga dengan Agung. Kini hanya ada Mirna dan Yudha di rumah. Akhirnya Mirna memilih mengajak Yudha untuk jalan-jalan di sekitar rumahnya.

"Leona kok nggak diajak sih, Mas?" tanya Mirna berjalan di samping Yudha.

"Dia di rumah Mama saya. Tadi nggak kepikiran mau ngajak Leona karena dia kan masih sekolah."

Mirna manggut-manggut. "Leona tau kalo Mas Yudha ke rumahku?"

"Tau kok," balas Yudha. "Tadi ngerengek minta ikut ke sini juga. Dia juga ngambek nggak mau sekolah. Tapi setelah bujuk rayu, akhirnya dia mau juga berangkat ke sekolah."

"Pasti Mas Yudha janjiin sesuatu ke Leona ya?" Mirna menyipitkan matanya curiga.

Yudha meringis. "Saya janji mau ngajak dia jalan-jalan kalo kamu udah pulang."

Gara-Gara Paylater (Completed)Where stories live. Discover now