0.9

605 35 0
                                    

"nanon. Sudah kenyang? Kenapa makan nya gak mau di habiskan?" Tanya PP sambil mengusap puncak kepala anak nya itu

Nanon menggeleng pelan. Sambil mengelus-elus perut nya yang buncit karena kekenyangan "mommy nanon sudah kenyang. bagaimana kalo mommy saja yang habiskan"

"Ahh baiklah. Nanti mommy habiskan. Setelah ini nanon mau melakukan aktivitas apa?" Tanya PP lembut

Anak kecil itu terdiam. Lalu beralih naik ke dalam pangkuan PP "nanon mau ikut mommy saja boleh tidak? Jangan tinggalkan nanon sendirian mommy. Nanon takut sekali"

"Ehh engga kok, mommy gak ninggalin nanon. Berarti kalo nanon gak mau di tinggal. Nanon harus ikut mommy ke toko kue punya mommy" balas PP yang mulai mengangkat tubuh nanon dan kembali di letakan di atas sofa agar anak kecil itu bisa duduk sendiri.

Saking sibuk nya mereka berdua. Mereka tidak sadar kalau billkin sedang menatap mereka berdua dengan tatapan dingin. Saat billkin ingin berjalan ke dapur untuk menaruh piring bekas sarapan nanon. Tak sengaja matanya mengarah ke billkin yang sedang berdiri membeku dengan wajah dingin nya seperti biasa. Melihat hal itu PP yang tadinya mau ke dapur jadi mengurungkan niat nya. Dan langsung menghampiri sang suami.

"Phi? Kenapa bengong? Phi butuh apa? Biar aku siapin," ujar PP dengan nada lembut

Billkin pun tersadar dari lamunan nya lalu menatap PP "gak usah, saya mau langsung ke kantor aja ya. Ohiya,nanti saya pulang agak malem. Jangan tungguin saya pulang, kamu langsung tidur aja sama nanon"

"O-ohh baik phi" balas PP yang hanya bisa menurut dan tak berani bertanya lebih

Billkin pun pergi meninggalkan PP dan nanon tanpa berpamitan. Nanon yang melihat Daddy nya pergi tanpa berpamitan wajah nya yang tadinya tersenyum senang jadi berubah murung. Pp yang melihat hal itu pun langsung menghampiri nanon dan memeluk anak itu dengan erat.

"Mommy? Daddy tidak sayang kita ya?"

"Bukan begitu nanon. Gaboleh gitu ya nak"

"Tapi Daddy kenapa Daddy begitu ke kita!"

"Entahlah mommy juga tidak tahu hehehe"

"Bagaimana kalo kita balas saja mommy"

"Nanon. Gaboleh bales dendam kaya gitu"

"Baik mommy maafkan nanon ya mommy"

Pp tersenyum lalu mengangkat tubuh anak kecil berumur delapan tahun itu,berjalan ke arah dapur. Sesampainya di dapur PP dan nanon bertemu dengan bibi Ijah. Melihat PP nanon yang sangat menggemaskan membuat bibi Ijah langsung mencubit pelan Pipi nanon lalu mencium nya. Pp yang melihat itu hanyalah tersenyum simpul.

"Tuan mau kemana pagi pagi begini sudah rapih bersama tuan kecil juga?" tanya bibi yang penasaran

Nanon tersenyum lalu turun dari gendongan PP "nanon sama mommy mau ke teko kue punya nya mommy. Bibi mau ikut? Ayok bibi ikut saja sama nanon dan mommy"

"Ah tuan kecil ini bisa saja. Bibi kan bekerja di sini tuan. Kapan kapan saja ya bibi ke toko mommy kamu itu" balas bibi Ijah sambil melempar tatapan ke arah PP

Anak kecil itu hanya mengangguk "baik bibi. Ohiya bibi sebelum pergi bersama mommy, boleh tidak nanon minta tolong bibi untuk buatkan nanon susu coklat. Di botol minum milik nanon?"

"Ah tentu saja. Kapan bibi bisa menolak permintaan tuan kecil menggemaskan seperti kamu" balas bibi Ijah yang kemabali mencubit pelan pipi nanon lalu melenggang pergi membuatkan susu untuk nanon

Selagi menunggu bibi Ijah selesai membuatkan susu nanon. Pp dan nanon pun beralih untuk duduk di kursi meja makan. Di sana pandanban PP terus ke arah nanon. Tiba tiba ia teringat satu hal. Tentang pendidikan nanon, nanon kan berumur delapan tahun. Seharusnya anak itu sedang duduk di bangku SD kelas 3.

about you [BKPP]✔️[Complete]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora