0.25🔞

645 30 0
                                    

Teriakan itu sontak membuat semua orang di ruangan itu terkejut. Dan menghentikan aktivitas mereka masing masing. Semua tatapan mengarah ke billkin, dengan penuh ketakutan. Nampak nya bos dingin nya itu sudah benar benar sangat murka. Pp pun langsung bangkit dari duduk nya lalu menghampiri billkin. Menahan suaminya agar tidak berbuat macam-macam.

"Daddy mending kita pergi dulu yuk dari sini.yuk keluar" bujuk PP dengan nada lembut.

Namun tatapan billkin masih tajam menatap fotografer itu "gak! Kamu saja yang keluar dengan karyawan lain! Aku masih ada urusan dengan manusia brengsek satu ini!"

"T-tuan jangan salah paham" ujar fotografer itu terbata-bata ketakutan.

Billkin tersenyum sinis menatap sang fotografer "apa kamu bilang? Jangan salah paham! Kamu berani menyentuh istri saya. Sama saja kamu sudah membangunkan macan yang sedang tertidur nyenyak"

"Pak maafkan saya pak. Saya tadi hanya tidak sengaja" ujar fotografer itu semakin merinding ketakutan.

Belum melanjutkan kembali ucapan nya. Pp segera menarik paksa tangan sang suami, yang membuat billkin pun terpaksa mengikuti PP keluar dari ruangan itu. Sesampainya di luar ruangan PP kembali menarik tubuh billkin menuju sofa ruang tv. Tatapan suami nya itu masih tajam lurus ke depan. Membuat semua orang yang lihat pasti langsung merinding ketakutan.

"Aku sudah pernah bilang, kalau aku tidak suka saat kamu menatap dengan tatapan seperti itu!" Gerut kesal PP

Sekarang tatapan dingin menuju ke arah PP "kenapa saat dia menyentuh mu. kau hanya diam saja? Kau suka di sentuh laki-laki brengsek itu?!"

"Bukan, bukan begitu!!" Bantah PP

Tak mau melanjutkan percekcokan nya dengan pp. Billkin pun akhirnya mengalah dan memilih untuk tetap diam kembali menatap lurus ke depan dengan tatapan tajam dan dingin nya. Pp yang melihat sikap billkin malah merasa bersalah, perlahan ia meraih tangan billkin dengan lembut. Lalu mengecup nya lembut.

"Sudah ya jangan marah. Please"

"Tanya saja nanon. Jangan tanya aku"

"Kenapa tanya nanon Daddy"

"Tak apa, hanya menjadi perwakilan"

"Ah dasar! Anak dan daddy sama aja"

"Kau kembali saja ke sana!"

"Ihhh udah jangan marah lagi Daddy"

Billkin masih tetap diam. Sambil memainkan tangan mungil milik nanon. Merasa di cuekin oleh suami dan anak nya. Pp pun kesal lalu melipat kedua tangan nya di dada. Billkin melirik sekilas lalu kembali diam. Ia tidak mengeluarkan suara sama sekali. Tidak juga memulai perbincangan dengan PP.

"Huhhhh Daddy jangan marah sama aku! Nanon anak mommy jangan marah ya sama mommy" bujuk PP dengan lembut menatap kedua bayi nya.

Nanon menatap PP dengan mata yang berkaca kaca. "Hiksss mau gendong sama mommy hiksss. Mommy huaaaa mau mommy"

"Eh! Kok nangis si" panik billkin yang langsung memindahkan nanon ke pangkuan PP.

Pp tersenyum lalu membelai lembut kepala nanon "shutttt cup cup cup jangan nangis ya anak mommy yang ganteng. Ini sudah sama mommy, jadi jangan nangis lagi ya"

"Saya ke kamar dulu" pamit billkin yang langsung pergi meninggalkan PP dan nanon di ruang tv.

Kepergian billkin membuat PP tersenyum kecut. Sedangkan nanon yang tak tau apa apa hanya menatap wajah mommy nya dengan tersenyum polos lalu kembali memainkannya boneka nya yang sedari tadi ia peluk.

"nanon boleh gak, kalo mommy samperin daddy dulu, nanon sama bibi ijah dulu. boleh?" tanya pp dengan nada lembut 

tanpa berfikir panjang nanon mengangguk patuh, bibi ijah yang merasa nama nya terpanggil pun, segera menghampiri nanon dan pp di ruang tv. nanon akhirnya turun dari pangkuan pp, lalu di gandeng oleh bibi ijah menuju ke kamar pp yang dulu sempat ia pakai saat awal penikahan nya dengan billkin. Setelah itu pp pun bangkit dari duduk nya, dan berjalan menuju kamar. Untuk menghampiri sang suami yang sedang mengambek. 

about you [BKPP]✔️[Complete]Where stories live. Discover now