Issue 0.3 : Spartan : He is Weasley

855 114 0
                                    

Lelaki berambut merah itu duduk di atas batang pohon belakang rumah, fokus mata ber-pupil sewarna langit musim panas itu menatap jauh ke arah lautan. Lima hari yang lalu ia baru sampai di tempat ini, mencari keberadaan Harry sedikit lebih sulit dari yang ia kira. Si Potter muda  berpetualang setelah tulang rusuknya membaik, tidak memberi kabar apa-apa bahkan pada ayah baptisnya sekalipun.

"Ron!"

Baru saja di pikirkan suaranya terdengar, Ron segera turun dari atas pohon. "Dari mana saja kau?"

"Aku tersangkut di tebing pantai." Sahut Harry enteng, membuat Ron membelalakkan matanya.

"Kau... Jangan bilang, panjat tebing?!"

Harry tercengir, memamerkan rentetan gigi timun yang rapi. "Memangnya rusukmu sudah sembuh benar?"

"Aku tidak akan menjadi kadal kalau rusuk ku masih patah. Oh ya, kita kedatangan tamu."

"Siapa?"

"Draco Malfoy,"

Pupil biru itu melebar, ia harap pendengarnya tak salah. "Kau tidak salah dengar, Ron." Seakan bisa membaca pikirannya, Harry menjawab dan meneruskan kalimatnya. "Dia menolongku saat hampir jatuh dari tebing, aku tidak menyangka kalau itu adalah dia."

Ron menggaruk helaian merah itu kasar, "bagaimana bisa dia ada disini, lalu bagaimana dengan berkas permohonan yang aku dan Cho Chang ajukan kemarin?!"

Harry mengangkat bahunya tidak tahu, "dia kunci rencana ini, Mate." Ron menatap lesu Harry.

"Ada kabar baru dari Mione?" Tanya Harry mengabaikan rasa frustasi Ron, pria Weasley itu mengeluarkan ponselnya dari saku.

"Ya, setelah kita pergi ke Amerika. Muncul kasus overdosis tersebar di Manchester dan Wiltshire, jumlah korban nyaris mencapai seratus dan mereka semua di temukan dalam keadaan tewas. Kasus ini sampai terdengar ke telinga kerajaan, Beliau meminta untuk di lakukan tindakan secepatnya. Ini aib bagi Inggris yang akan jadi tuan rumah pertemuan bersama semua kepala negara." Beber Ron masih terpaku pada ponselnya, Harry melipat tangan di depan dada.

"Apa motif mereka sebenarnya?"

"Katakanlah, permen yang mereka jual lebih menguntungkan dari penjualan narkotika jenis lain— Ron melirik Harry sekilas sebelum kembali fokus pada ponselnya, "harusnya sudah ada respon dari pihak Malfoy sejak kemarin, aku juga menyelipkan surat perintah dari kerajaan. Dan sekarang malah si Malfoy muda itu ada disini." Jengkel Ron memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana.

"Produk baru itu bahkan belum rilis di masyarakat kenapa bisa ada banyak korban?" Harry melipat kedua tangannya di dada, Ron mendengus sebal.

"Kau belum membaca laporannya?!" Sengit Ron membuat Harry tertawa canggung. Setelah berjatuhan korban, anggota Spartan bergerak cepat melakukan pelacakan, menangkap agen yang menjual permen tersebut, hasilnya cukup memuaskan. Namun, masih ada sisa agen yang belum tertangkap.

"Beruntungnya adalah, ini belum terendus media manapun," ujar Harry, ia sedikit terkejut dengan laporan yang diterima. Sejujurnya, Harry benar-benar fokus pada dirinya sendiri. Tidak memikirkan misi apapun sekembalinya dari rumah sakit, hingga sehari sebelum Ron singgah ke rumahnya barulah ia tahu bahwa mereka sedang menjalankan misi.

"Yang membuatku kesal, kenapa orang itu berada disini! Bagaimana berkas pengajuan ku? Daphne bilang semuanya akan beres, kenapa sekarang malah sulit sekali menghubunginya!"

"Acara peresmian perusahaan kemarin di adakan,"

"Yeah, aku tahu."

"Apa kita akan memberitahu Draco?"

Mille Fleur | DrarryWhere stories live. Discover now