Issue 7: He's Gone Again

767 102 11
                                    

Aroma alkohol pekat menguar di udara, di festival malam menuju Minggu ini berjalan sangat meriah. Orang-orang bernyanyi, menari, dan tertawa bersama-sama. Tidak peduli apakah mereka saling mengenal atau tidak, ini adalah hari keempat Draco di sini. Sungguh menyenangkan, ia benar-benar merasa hidup setelah mengistirahatkan dirinya dari penatnya pekerjaan.

Botol-botol alkohol berjejer di atas meja dengan dua kursi yang Draco dan Harry duduki, wajah keduanya merah karena terlalu banyak minum. Mereka duduk berhadapan, senyum terpasang apik di wajah masing-masing. Alunan musik dari para musisi terdengar lembut, langit begitu mendukung acara malam ini. Taburan bintang dengan bulan yang menggantung indah di atas kelamnya langit. Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam.

Draco memperhatikan bibir Harry yang tampak mengkilap diterpa cahaya lampu, itu begitu merah dan menggoda. Tanpa sadar, Draco meneguk ludahnya. Ia sudah merasakan semanis apa bibir itu, dan ia ingin kembali merasakannya.

"Draco, aku permisi dulu." Harry menunjukkan ponselnya, memberi isyarat bahwa ada yang menelponnya.

Draco mengamati punggung Harry yang menjauh dari tempatnya duduk, wajah tampan dan manis Harry tampak sangat serius dengan panggilannya bersama seseorang yang tak Draco kenal. Apakah itu sangat serius sampai-sampai memunculkan ekspresi seperti itu? Di sela garis serius itu, Draco bisa melihat seulas senyum terbentuk menghiasi muka Harry. Draco melihatnya cukup jelas, festival ini di hiasi lampu LED yang terang. Tak lama kemudian, Harry kembali. Namun ia tidak duduk, berdiri di samping meja.

Draco mendongak menatap Harry, "ayo pulang." Ajaknya.

"Festivalnya belum selesai," dagu Draco menunjuk orang-orang yang sibuk menari di lantai dansa, Harry terkekeh kecil.

"Kau masih betah?"

Alis Draco menukik, "tentu saja tidak." Sahutnya, berdiri mendorong kursi besi berwarna putih yang ia duduki.

"Ayo." Draco menggenggam tangan Harry, keduanya jalan beriringan.

"Mau menginap di tempat ku?" Tanya Draco.

"Boleh,"

Jalanan begitu lengang, wajar saja semua orang sedang berada di tempat festival. Di bawah terangnya bulan, mereka berjalan beriringan.

♪If there is a will, there is a way
I will escape for sure, I am David Blane
But if I be wrong, if I be right
Let me be here with you♪

Draco memandang Harry, menikmati senandung lembut yang dia keluarkan. Ia begitu menikmati suara Harry, sampai saat ini Draco hampir tak percaya Harry memiliki suara sebagus ini.

♪If I be wrong, if I be right
Let me stay here in your arms tonight
And I have been wrong, I have been right
I have been both these things all in the same night♪

"Aku mencintaimu, Harry." Draco mengecup punggung tangan Harry yang berada dalam genggamannya, Harry hanya tertawa kecil. Senandungnya berhenti, ia tidak menyelesaikan bait terakhirnya.

"Apa kau tak akan mengatakan hal yang sama dengan ku?" Tawa kecil Harry terhenti, kepalanya menengadah pada langit malam.

"Hei," tegur Draco merasa tak sabar dengan jawaban Harry.

Harry menghentikan langkahnya membuat Draco juga berhenti menatap heran pada lelaki bermata hijau itu, "ada apa?"

"Ayo tidur bersama."

Draco terperangah dengan kalimat Harry, ia bukanlah orang bodoh yang tak mengerti kalimat ajakan itu. "Kau mabuk?" Draco mendekati Harry meneliti wajah pria mungil di depannya ini. Semburat merah pekat terlukis jelas di pipinya yang putih, Harry sedikit berjinjit. Kedua tangan mengalung di bahu Draco, kelopak mata sayu dengan dua pupil berkaca-kaca dan bergetar.

Mille Fleur | DrarryWhere stories live. Discover now