Issue 22 : Sebut Namaku, Mama!

687 98 4
                                    

"Al... Kemarilah!"

"Grey, jangan lupakan jaket mu!"

"Kevin, berhati-hati!"

Scorpius memperhatikan setiap ibu yang memanggil nama anak mereka. Ia duduk sendirian di ayunan taman gedung pra-sekolah, menunggu ayahnya menjemput.

Satu bulan terakhir ini, Scorpius selalu bertemu Mama di rumah sakit. Pria itu menyenangkan, begitu hangat, dan ramah. Scorpius menyayanginya, dengan percaya diri pula ia berkata pada teman-temannya kalau ia juga memiliki seorang ibu.

Namun, selama Scorpius bertemu Mama. Tak pernah sekalipun dia memanggil namanya, dan itu mengusik hati kecil Scorpius. Sejauh ini, Harry selalu memanggilnya kamu atau terkadang nak. Ia juga ingin mendengar Harry memanggil namanya seperti ibu para teman-teman sekolahnya.

Bibir tipis itu melengkung ke bawah, tatapan menunduk sedih. Tak menyadari Draco berdiri di depan Scorpius, "kamu tidak ingin pulang?"

Mendengar suara berat ayahnya, Scorpius beranjak dari ayunan tanpa banyak bicara. Membiarkan Draco menuntun tangannya, menjauh dari taman pra-sekolah. Di dalam mobil, Scorpius tetap menutup mulutnya. Memikirkan apa yang membuat Harry tak pernah menyebut namanya barang sekali.

"Scorpy, kamu mau bertemu Mama?" Tanya Draco, Si kecil lebih memilih melihat keluar jendela.

"Tidak. Aku ingin pulang ke rumah,"

"Tidak ingin bermain dengan Mama? Father sudah bertanya pada dokter pagi ini... Mama boleh di ajak jalan-jalan."

Kedua kalinya Scorpius menggeleng, Draco menarik salah satu alisnya. Merasa heran mengapa Si kecil tidak bersemangat seperti itu, biasanya bila itu menyangkut tentang Harry dia akan sangat semangat.

"Apa ada masalah?" Tanya Draco lembut, ia menepikan mobilnya di pinggir jalan. Menatap Si kecil yang masih saja melihat keluar jendela.

Satu tangan Draco terulur mengelus helaian platina lembut milik putranya, "apa yang membuatmu tak bersemangat seperti ini?"

Scorpius merasa dadanya teramat sesak, kesedihan menguasai dirinya. Mata berpupil hijau itu berkaca-kaca menahan tangis, ia enggan untuk bersitatap dengan ayahnya. "Apa, Mama menyayangi ku?"

Jelas Draco terkejut akan pertanyaan tersebut, atas dasar apa Scorpius menanyakan hal yang tidak sepatutnya di tanyakan?

"Kenapa kamu menanyakan itu? Bukankah sudah jelas kalau Mama menyayangimu, kamu putranya."

Kepala Scorpius terkulai menunduk, "tapi... Mama tidak pernah memanggil namaku." Cicitnya pelan.

Bersamaan kalimat itu, sepasang ratna abu-abu dingin melebar. Baru menyadari sesaat setelah Scorpius mengatakannya; bila diingat, Harry hampir tidak pernah menyebut dirinya sebagai Mama. Tidak memanggil  Scorpius dengan konteks anakku justru ia lebih sering merujuk anak mu pada Draco. Sementara, interaksi antara Scorpius dan Harry tersekat oleh kamu dan aku.

Apa Harry masih tidak bisa menerima Scorpius?—

Atau....

Jangan-jangan, ini bukan tentang Scorpius? Melainkan, Harry dengan dirinya sendiri yang sedikit kompleks. Mengingat, cukup sulit bagi Harry menerima Draco di kehidupannya. Apa, Scorpius juga harus mengalami apa yang di alami oleh Draco? Memikirkannya saja sudah membuat Draco merasa takut, putranya tak boleh merasakan apa yang ia rasa selama bertahun-tahun silam. Terbelenggu akan keyakinan bahwa ia akan menemukan Harry dan pria itu akan membalas segala penantian yang ia perjuangkan. Scorpius masih terlalu kecil untuk merasakan perasaan itu.

Mille Fleur | DrarryWhere stories live. Discover now