Issue 0.11 : Di masa yang akan datang

347 33 2
                                    

Harry memeluk Ash lembut, mereka baru saja menyelesaikan sarapan di salah satu kafe. Ia berjongkok tangannya terangkat membelai helaian rambut anak perempuan cantik ini kemudian bertanya, "apa kamu yakin tidak ingin ikut bersamaku? "

Kepala pirang menggeleng kecil, "saya cukup puas bertemu dengan anda hari ini Monsieur." Senyumnya terpulas indah kemudian dia melanjutkan kalimatnya, "bertemu dan bisa makan satu meja dengan anda adalah mimpi saya, dan itu telah terwujud."

"Kita bisa melakukannya lagi, bukan hanya hari ini... kamu juga bisa bertemu Ayah dan saudaramu,"

"Sir. Malfoy dan Tuan muda tidak mengetahui keberadaan saya, artinya dalam hidup mereka saya tidak pernah ada Monsieur... akan menjadi aneh bila tiba-tiba saya muncul di hadapan mereka dan mengatakan bahwa saya adalah bagian dari anggota keluarga."

Untuk kedua kalinya Harry memeluk Ash, ini sebuah kesalahan besar yang ia lakukan di masa lalu... mengapa Ash juga tak ia serahkan pada Draco hari itu bersama Scorpius?

"Tapi begitulah kenyataannya, Ash...."

Tangan kecil Ash membalas pelukan Harry, mengelus punggung pria yang telah menanggung banyak beban dalam hidupnya.

"Monsieur," panggil Ash.

Hati Harry selalu berdenyut tiap kali Ash memanggilnya seperti itu, seolah mereka adalah orang asing.

"Ya?" Harry menyahut pelan, kepala di tenggelamkan di perpotongan leher Ash.

Aroma vanilla tehidu indra penciumannya, ini terasa manis dan lembut. "Sepertinya kita harus berpisah disini,"

Dengan perasaan enggan Harry melepas pelukannya, seulas senyum terbersit di wajah sendu Harry.

"Monsieur, jangan sedih..." tangan Ash terulur menangkup pipi Harry, "saya akan datang menjemput anda suatu hari nanti. Kita akan hidup bersama-sama dalam kedamaian,"

"Lalu bagaimana dengan ayah dan saudaramu?"

Sejenak Harry bisa melihat binar kosong pada mata abu-abu dingin itu, apa yang di pikirkan oleh Ash?

Bibir Ash terbuka, mengucapkan sesuatu dengan nada pelan. "Tapi... mereka warga sipil,"

Harry tercenung mendengarnya, otaknya bekerja dengan cepat memproses semua percakapan mereka sebelumnya, "jika hari itu datang... apa itu artinya saat ini kamu sedang dalam misi jangka panjang sebelum mereka melibatkan aku di masa depan?"

Ash mengangguk membenarkan, Harry berdiri tegas. Matanya menatap nyalang pada George yang menggelengkan kepala sambil menghela napas, "saat Ash dewasa mereka memintanya pergi menjemputmu untuk melakukan misi terakhir... itu adalah benar-benar misi terakhir, karena setelahnya kau akan bisa hidup sebagai warga sipil sepenuhnya."

"Misi macam apa itu?"

"Aku tidak bisa mengatakannya, karena begitu kau mendengar rincian misi ini kau akan langsung terlibat."

"Kalau begitu, biarkan aku mendengarnya. Lebih baik terlibat sekara-"

George segera menyela, "apa yang bisa kau lakukan sekarang dengan tubuh seperti itu? Kau hanya akan jadi beban saat ini, diam saja dan nikmati peran mu sebagai ibu dalam permainan rumah-rumahan."

Rahang Harry mengeras, kedua tangan terkepal di sisi tubuh. Ash mendongak menatap Ayahnya, ia tak bisa melakukan apapun. Mungkin tak masalah jika Ayahnya tahu bahwa di masa yang akan datang ia akan datang dan melibatkannya lagi dalam sebuah misi.

Menarik nafas dalam, Harry berusaha tenang. Ia tak boleh sampai kehilangan ketenangannya, "berapa lama misi jangka panjang yang Ash lakukan?"

Tubuh jangkung George membungkuk, membawa Ash ke dalam gendongannya. "Kami akan datang lagi padamu saat Ash berusia 17 tahun. Ini pertemuan terakhir kau dengan anakmu, apa ada yang ingin kau katakan lagi?"

"Pendidikan macam apa yang akan Ash terima?"

"Kurang lebih sama seperti dirimu saat pertama kali bergabung dengan WMI, bedanya Ash akan hidup di lingkungan musuh dalam jangka waktu lama."

"Apa dia tetap akan menggunakan nama Potter di belakangnya?"

"Ku rasa tidak... Sir. Karkarof sudah menyediakan nama samaran, jika kau berpikir untuk mendapatkan nama itu dari beliau atau siapapun koneksi mu, percuma saja. Tidak ada satupun dari mereka yang akan memberitahumu nama lain Ash."

Mereka berdiri berhadapan, kafe ini tampak lengang. Hampir tidak ada pelanggan selain mereka dan beberapa karyawan yang terlihat tak seperti karyawan, selain itu Harry juga melihat ada beberapa orang dengan setelan hitam di luar.

"Mlle Potter, apa ada yang ingin kamu katakan lagi pada Ayahmu?"

Abu-abu dingin Ash menatap tepat pada mata hijau emerald Harry. Mata itu memancarkan sebuah keramahan dan kehangatan, dalam hati Harry merasa bahwa gadis kecil ini merupakan versi lain dari Draco.

"Ayah...."

Ahhh... panggilan itu menggetarkan hati Harry, putri kecilnya menanggalkan segala formalitas dalam kalimatnya.

"... aku tidak akan meninggalkanmu berkubang dalam lumpur sendirian,"

"Sampai bertemu lagi."

Setelah mengucapkan itu George membawa Ash pergi dari hadapannya, tetes air mata mengalir dari pelupuk... ini sungguh menyedihkan.

Apa kabar dengan hatinya? Harry tidak yakin itu baik-baik saja sekarang. Ketika Ashritha berusia 17 tahun maka Scorpius juga sama.

🌬️🍃

Draco menatap heran pada kekasihnya, semenjak pulang dari lari pagi Harry terlihat sangat diam. Bibirnya terkatup rapat selama perjalanan mereka berkeliling ke berbagai tempat wisata, seolah ada banyak hal yang membuat pikirannya terbebani.

Tidak tahan melihat Harry yang terus berdiam diri akhirnya Draco bertanya, "kamu baik-baik saja?"

Pria itu sesaat tersentak dengan pertanyaan Draco, tampaknya sedang melamun.

"Ya... ya... tentu, aku baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir Drake."

"Apa Mama sakit?" Scorpius ikut-ikutan bertanya, kepalanya menengadah agar bisa dengan jelas melihat Harry.

Harry tersenyum tipis, kemudian mengelus kepala Scorpius lembut. "Tidak, Sayang... Mama baik-baik saja, tadi pagi Mama habis lari pagi- sudah cukup lama bagi Mama tidak berolahraga jadi sedikit kaget pada badan Mama." jawab Harry beralasan.

Mata Draco menyipit lalu berbisik, "aku tidak yakin kamu menjawab jujur."

Harry memutar bola matanya, "apa kamu meragukan ku?"

"Sejujurnya iya, aku tidak percaya. Kamu sering menyembunyikan banyak hal penting,"

Harry tertawa renyah, "kali ini tidak. Percayalah. Aku hanya sedikit lelah setelah berolahraga tadi, tapi aku baik-baik saja tidak sakit."

"Yakin?"

Harry mengangguk mantap, "ya... tentu saja."

"Jika ada yang membebani pikiranmu segera katakan padaku, jangan menyimpannya sendiri dan ketika kamu mulai merasa lelah katakan juga padaku. Aku akan membawamu untuk beristirahat,"

Harry mengangguk lagi, "aku akan mengatakannya padamu Drake."

"Lebih peduli lah pada dirimu dan kesehatan mu, aku dan Scorpy tidak ingin melihat kamu sakit lagi."

"Aku tidak akan membiarkan kalian melihat diriku sakit lagi, tenang saja. Maaf membuat mu khawatir,"

🌬️🍃

Bersambung

Sampai jumpa di Issue selanjutnya 🌻

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Apr 02 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Mille Fleur | DrarryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora