Issue 20 : Scar

690 102 6
                                    

Draco melihat Harry terus mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di atas meja, sementara Nix yang sedang memeriksa Harry sesekali mengangguk dan berbicara sendiri (?). Alis Draco terangkat sebelah, ia tak mengerti situasi yang terjadi di antara mereka.

"Harry bilang dia sudah mulai mengingat mu sedikit." Kata Nix tiba-tiba.

"Hah?" Draco yang duduk di sofa bersuara semakin bingung, Nix mengakhiri pemeriksaannya. Berjalan mendekati si pirang yang masih saja memasang raut inosen.

"Dia bicara menggunakan sandi Morse, ingat ketukan tadi." Nix mendudukkan diri di depan Draco.

'Kode sialan itu, jika tertulis aku bisa menggunakan terjemahan. Mana paham aku kalau mendengarnya begitu secara langsung.' Isi kepala Draco mengeluh panjang.

"Apa yang dia katakan?" Tanya Draco menatap lurus pada ranjang di mana Harry kini tertidur, mungkin efek obat yang tadi Nix berikan.

"Katanya, kau adalah kadal yang sering menjahilinya saat sekolah dulu. Memangnya iya?"

Draco mengangguk, "kami berseteru sepanjang tahun-tahun di sekolah menengah."

"Kenapa reaksi mu begitu? Tidak senang Harry bisa mengingat mu?"

Draco mendengkus pelan, "bagaimana bisa aku tidak senang, aku hanya— berharap bisa segera membawanya pulang. Orang tuaku sudah tidak sabar untuk melihat Harry, dan Scorpius pasti tidak sabar bertemu ibunya," Draco menjeda, menatap Nix tajam. "Kau berjanji dua bulan lagi Harry bisa ku bawa ke Inggris, ini sudah melebihi bulan yang kau janjikan."

Wanita pirang itu memutar bola matanya, "ingat, Minggu lalu kondisi Harry kembali turun? Imunnya benar-benar rentan, kita tidak bisa gegabah dan membiarkan nyawa pasien dalam bahaya." Ceramah Nix.

Draco memperhatikan Harry yang tidur setelah di beri obat oleh Nix tadi, "setelah ini semuanya berakhir kan? Harry tidak akan terlibat lagi kan?"

"Kau mungkin sudah tahu jawabannya."

Draco bungkam, kepala mengangguk kecil. "Dia akan di butuhkan sewaktu-waktu, dan kami harus siap untuk itu."

"Gunakan waktu kalian dengan baik sampai waktu dimana Harry akan di butuhkan kembali oleh organisasi."

"Dan waktu itu," kalimat Draco menggantung, mulut Nix terbuka.

"Entah kapan."

⌛⌛⌛

Kata Nix, bulan-bulan kritis telah terlewati. Namun, bagi Draco itu tidak akan berakhir. Apalagi melihat bagaimana kondisi tubuh Harry yang kurus, dia terlihat begitu ringkih dan rapuh— melupakan sejenak bagaimana kemampuan bertarung yang dimilikinya.

Sedikit demi sedikit, Harry mulai kembali menemukan suaranya. Syaraf motorik mulai membaik dengan melakukan terapi sederhana, setidaknya pria itu memiliki tenaga di kedua lengannya untuk memegang sesuatu.

Draco baru saja selesai memandikan Harry, saat meminta secara pribadi agar bisa membersihkan tubuh Cintanya, Nix sempat memberi peringatan apakah ia sanggup atau tidak melihat bagaimana kondisi tubuh Harry yang sebenarnya. Sejenak, ingatan Draco di tarik saat malam panas mereka di Polperro. Permukaan kulit Harry memiliki begitu banyak bekas luka mengerikan, dan Nix bilang... Mungkin sekarang lebih parah dari waktu itu.

Draco hanya bisa menelan ludah, tak mampu membayangkan akan se-rusak apa tubuh Harry sekarang. Menarik napas panjang, ia memikirkan secara matang-matang. Mengapa ia harus tak sanggup? Apakah begitu melihat semua bekas luka itu, Draco tidak akan menerimanya? Memandang jijik atau bahkan, meninggalkan apa yang selama ini telah ia perjuangkan bertahun-tahun?

Mille Fleur | DrarryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora