satu

1.9K 147 5
                                    


Hai Readers kesayangan Author! Selamat datang di cerita abal-abal Author yang ke-3. Kisah ini hanya fiktif belaka ya, bila ada kesamaan tokoh, latar, tempat, suasana dsb, itu bukanlah sesuatu yang disengaja. Dan cerita ini tidak bermaksud menyinggung pihak manapun.

Warning! Zona votemen hihi, jadi jangan lupa ramein yaw. Jangan lupa follow juga ya.

Untuk plagiat jauh-jauh! Syuh syuhh! Ini dapet idenya sulit, karena author harus sakit dulu biar bisa ketemu dokternya hihi.

So, happy Reading!

***

S

ebuah ringisan keluar dari seorang gadis cantik dengan tanda pengenal yang menggantung di lehernya. Tak tanggung-tanggung, gadis cantik yang nyaris berumur 28 tahun itu pun memijit kedua sisi kepalanya yang pening sedikit berputar. 

"Ran, lo sakit ya?" Sasa teman samping kubikelnya itu bertanya heran, pasalnya sedari tadi gadis bernama Salsa Andini itu mendengar ringisan dengan rentang waktu yang cukup sering. 

"Gue pusing banget Sa," Ucap Kirana pelan, bahkan mata gadis itu terpejam, berharap bisa membantu menghalau rasa pening di kepalanya saat ini. 

"Lo udah makan belum? Takutnya bawaan asam lambung juga," tanya Sasa kembali. 

Kendati demikian, bunyi hentakan keyboard tetap terdengar memenuhi ruangan itu. Walaupun sakit mereka harus tetap profesional bukan? Padahal hari ini masih cukup pagi. Bahkan orang-orang di divisi mereka belum semuanya datang. 

"Kenapa lo nggak izin? Gue peratiin Lo gitu udah dari beberapa hari yang lalu loh." 

Sasa menghentikan pekerjaannya sejenak, Gadis itu melongok ke kubikel sebelah kanannya, tepat pada kubikel Kirana berada. 

"Gimana mau izin, ini tuh udah mau akhir bulan. Pak Bram udah nagih laporan, kita juga udah pasti mau closing, rapat sana-sini, dan belum lagi kerjaan yang lain-lain. Lo tau sendiri kan akhir bulan gini adalah waktu-waktu yang rawan buat izin. Nanti izin sakit malah dikira pura-pura lagi," keluh Kirana pada Sasa. 

Pak Bram merupakan kepala divisi administrasi dan keuangan tempat mereka bekerja. Akhir bulan seperti ini biasanya bagian divisi ini lumayan sibuk untuk mempersiapkan berbagai macam laporan untuk kepentingan perusahaan. Meskipun banyak orang bilang bahwa pekerjaan mereka mudah dikarenakan perusahaan sudah menggunakan aplikasi untuk pembuatannya, tetapi hal ini tidaklah sesederhana itu. 

Meskipun laporan keuangan mereka dibuat dari software yang digunakan oleh perusahaan, hal itu tidak serta merta dibiarkan begitu saja. Laporan itu harus diteliti secara hati-hati agar tidak adanya kesalahan saat dilaporkan pada pihak manajemen perusahaan. Mereka juga butuh yang namanya rekonsiliasi agar tidak terdapat perbedaan antara catatan keuangan perusahaan dengan yang ada pada bank, dan banyak lagi pekerjaan yang lain. Belum lagi kalau terjadi human error. Oleh karena itu semua butuh kehati-hatian dan ketelitian yang luar biasa. Ditambah transaksi sebuah perusahaan bukanlah transaksi dalam jumlah yang sedikit. 

"Gue jadi serba salah Sa, jadi inget omongan dosen gue pas jaman kuliah."

Sasa menoleh ke arah kubikel Kiran lagi. "Apa?" Tanyanya penasaran. 

"Nggak balance udah pasti salah, Balance belum tentu bener, bagaikan buah simalakama kan? Arghh! rasanya gue pengen ke tempat sepi. Ke pantai kek, gunung kek, terserahlah. Gue mau teriak sekenceng-kencengnya. Hamba butuh healing ya Allah!" Ucap Kirana serat akan kefrustasian. 

Let's Get MarriedWhere stories live. Discover now