enam

531 68 0
                                    


Semoga senin mu menyenangkan! Happy reading!

****

"Ayolah Ran, lo temenin gue ya?"

Rengekan dari tadi terdengar dari seorang gadis cantik berambut gelombang sebahu.

"Males banget gue, serius deh Sev."

"Ayolah Ran, lo kan alumni situ juga," ucap Seva. Iya sahabat semasa SMA nya itu sedang membujuk Kiran untuk ikut datang dalam reuni akbar yang diadakan oleh para alumnus SMA Tunas Bangsa.

"Gue kan nggak dapet undangannya juga Seva," ucap Kiran tetap kekeh.

"Semua diundang Kiran, salah lo sendiri nggak gabung di grup alumni. Ayolah yayaya, temenin gue ya?" Seva masih setia membujuk Kiran.

"Lo pasti lagi putus sama Roni ya? Mangkanya mau ikut reuni biar bisa manas-manasin tu cowok kan?" Kiran memandang Seva dengan curiga.

Sudah tau tabiat sahabatnya yang satu ini. Gadis sejenis Seva ini adalah tipe-tipe cewek bucin yang mau-mau saja menuruti perintah sang pacar.

"Lagian acaranya minggu depan juga, pasti lo udah balikan deh sama Roni. Gue jamin deh," ucap Kiran penuh dengan keyakinan.

Ini hari minggu, jadi Kirana libur, dan hari libur ini haruslah dimanfaatkan dengan baik. Rebahan dan santai-santai misalnya. Karena kebijakan dari perusahaannya, setiap tanggal merah dan hari minggu mereka pasti libur. Jadi masih ada enaknya lah, walaupun banyak nggak enaknya hehe.

"Temenin gue yayaya! Di sana tu banyak cogan tau. Temen-temen kita juga banyak yang glowup kok."

"Mau glowup shining, shimering, splendid gue tetep nggak perduli sih sebenernya."

"Ah lo mah kebiasaan, nggak seru!" Ucap Seva merengut sebal.

"Assalamualaikum."

Terdengar salam, ternyata itu ada abangnya dan juga kak Sarah. Bau-bau kompor beleduk nih.

Gadis itu baru ingat, ini kan hari minggu. Pastilah abangnya itu mengunjungi sang mama tersayang.

"Mana mama?" Tanya Sara pada Kiran. Kean dan Sara menyambut uluran tangan untuk bisa disalami Seva dan juga Kiran.

"Ada di kamar kak."

"Kakak ke dalem dulu ya," Sara beranjak dari sana. Menemui ibu mertuanya, memang kakak iparnya itu sangat lengket dengan mama Hana.

"Ngapain lo duduk di sini juga? Ini tu pembicaraan cewek tau. Sana susulin istri lo," ucap Kiran sebal, pasti ada aja kalau abangnya ini udah bergabung dalam sebuah obrolan.

"Abang aduin mama ya kalo masih pake lo-gue," Keano mengancam adiknya itu.

"Idih, kang ngadu," Kiran memutar bola matanya malas.

"Bang Kean, bantu Seva bujuk Kiran dong," adu Seva pada Kean.

"Sev, jangan mulai deh. Abang sana ah! Susulin kak Sarah cepet, itu mama manggil tuh!"

"Mana ada mama manggil, bohongin orang tua dosa loh!" Pandangan mata Kean kembali menatap sahabat adiknya itu.

"Kenapa Sev?" Tanya Kean pada Seva. Mereka memang sudah kenal dekat, apalagi dulu Seva dan Miranda teman Kiran yang satu lagi sering main ke rumah mereka ini. Kadang juga suka menginap kok. Jadi Seva ini sudah dianggap seperti adiknya sendiri.

"Kiran nggak mau ikut reuni bang, padahal kan kita tu mau mempererat tali silaturahmi. Ketemu temen-temen lama. Tapi Kirannya nggak mau bang, dia malah tadi sempet nyuruh ngajak Miranda, ya kali penganten baru diajak pergi-pergi bang," adu Seva. Sudah, fiks ini. Seva dan abangnya memang benar-benar kompak. Kiran jadi curiga sekarang, yang adiknya itu Kirana atau Seva sih?

Let's Get MarriedTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon