delapan

478 62 0
                                    

Satu minggu telah berlalu semenjak kejadian dalam reuni beberapa waktu yang lalu.

Saat ini Kiran sedang bertamu di rumah Miranda karena permintaan wanita itu. Sepertinya pengantin baru yang satu itu sudah tau bahwa Kiran melakukan aksi mogok bicara pada Seva.

"Lo mau ngomong apa sih Miranda sayang? Ini tu hari minggu loh, seharusnya gue bisa obob cantik siang ini," ptotes Kiran pada Miranda yang sedang duduk di sampingnya.

"Biasanya lo juga sayang-sayangan sama suami lo," tutur Kiran kembali.

"Khusus hari ini gue sayang-sayangannya sama sahabat gue," ucap Mira.

"Ahh so sweet," Kiran memeluk manja lengan sahabatnya itu.

"Assalamualaikum!"

Tunggu, sepertinya Kiran kenal dengan suara ini. Kiran melepaskan rangkulan sebelumnya pada lengan Mira. Lalu melemparkan tatapan curiga pada Miranda.

"Hai Mira, hai Kiran," ucap Seva sembari menampilkan senyum canggungnya.

"Mir lo boongin gue, katanya nggak bakalan ngajak Seva. Ah lo curang deh, nggak seru," Kiran berbisik geram tepat di sebalah telinga Miranda. 

Kankan, benar dugaannya. Seva pasti melakukan segala cara agar bisa berbaikan dengan Kiran. Pasti gadis itu mengadu pada Miranda kalau Kiran mogok bicara padanya.

"Kalian berdua pada kenapa sih?" Mira bertanya heran.

"Udah pada besar kok masih kayak anak kecil, ayo baikan!" Tungkasnya lagi.

Kiran mendengus, sedangkan Seva sudah cengar-cengir di hadapan mereka.

"Tunggu, gue mau denger versi lo dulu Ran. Ayo cerita," ucap wanita itu. "Sev nggak papa ya, kita dengerin dulu dari sudut pandangnya Kiran. Biar kita sama-sama enak juga. Biar kalian nggak salah faham gitu," sambung wanita itu kembali.

Kiran menghembuskan nafasnya, lalu mulai bercerita tentang kejadian satu minggu yang lalu.

"Ya maaf Ran, gue juga nggak tau kalo Roni bakalan nekat nyamperin gue. Gue juga nggak bisa mikir jernih kemarin. Kalo gue bisa sih udah gue lemparin tu kunci mobil ke lo," Seva mencoba mengeluarkan pembelaannya. Gadis itu hanya merasa ini bukan sepenuhnya kesalahan gadis itu kan?

"Maaf ya Kirana yang paling cantik sedunia."

Seva yang sedari tadi hanya berdiri itu mendadak menghampiri Kiran dan merangkul lengan gadis itu dengan manja seraya mengedip-ngedipkan mata bulatnya. Untuk apalagi kalau bukan untuk merayu Kirana agar gadis itu memafaakan Seva. 

Kiran memutar bola matanya jengah. Argh! Pada akhirnya dia luluh juga. 

"Gue minta maaf juga ya Sev, nggak seharusnya gue semarah itu. Maklum ya tamu bulanan gue kemarin dateng soalnya," ucap Kiran pada Seva.

Miranda tersenyum melihat kedua sahabatnya itu. "Nah gitu dong cantik-cantiknya gue"

Lalu mereka bertiga berpelukan bagai teletabis. Lalu hanya terdengar gurauan canda tawa di antara ketiganya. Suasana mendadak cair, padahal beberapa waktu yang lalu tampak kecanggungan di antara mereka.

***

"Hai adik abang yang paling jelek," Kean menggoda adiknya yang baru saja memasuki kediaman mamanya itu.

"Paan sih?" Ucap Kiran sambil melemparkan tatapan sangar pada Keano.

"Sini duduk dulu bentar," Kean menepuk-nepuk sofa kosong di sebelahnya. "Abang mau bicara," sambung pria itu kembali.

"Yang nganterin kamu minggu kemarin siapa hm?" To the point sekali abangnya ini ya.

"Oh itu, dokter kemarin bang."

Let's Get MarriedWhere stories live. Discover now