sepuluh

643 88 19
                                    


Happy Reading! 

Maaf banget Authornya lama update, lagi pusing soalnya hihi <3

****

Malam minggu kali ini adalah salah satu malam mendebarkan bagi Kirana. Karena malam ini gadis itu akan pergi bertemu Sadewa setelah beberapa waktu lalau Kirana akhirnya menerima tawaran dari pria itu. 

Dandanan Kirana tidak berubah, dia masih tetap dengan gaya berpakaian lamanya. Simpel dan sederhana, tapi sopan dan tidak norak. 

Dia keluar dari kamarnya dan menemukan sosok pria tampan dengan tahi lalat kecil di bawah mata kanannya sedang mengobrol bersama sang mama. "Ma, Sadewa izin bawa Kiran sebentar ya. In Shaa Allah nggak sampe di atas jam 10 kok," ucap pria itu meminta izin kepada mama Hana. 

Tunggu, mama? Apakah gendang telinga Kiran bermasalah sekarang? Tapi gadis itu merasa tidak ada masalah sama sekali. Ya, walaupun tidak dipungkiri bahwa gadis itu pernah infeksi telinga akibat cuttonbud sih tapi kan itu sudah lama sekali. Masa baru berefek sekarang sih?

"Udah siap?" Sadewa bertanya pada Kirana yang berdiri canggung di sampingnya. 

Kiran menganggukan kepala sebagai jawaban untuk Sadewa. "Ma Kiran izin keluar bentar ya, Assalamualaikum," ucap Kiran sembari menyalami tangan mamanya itu dan diikuti oleh Sadewa juga. 

Mama Hana mengantarkan Kiran dan Sadewa hingga puntu depan kediaman mereka. "Hati-hati ya," ucap mama Hana. 

Kiran dan Sadewa kompak mengangguki perkataan Mama Hana, lalu mulai beranjak dari sana. 

***

Mereka tiba di salah satu restoran yang lumayan terkenal di ibu kota. Kiran sebenarnya agak terkejut sih, Sadewa seperti niat sekali dalam pertemuan pertama mereka sebagai teman. Iya, setidaknya itulah yang dipikirkan Kiran. Mereka teman kan?

Setelah mengkonfirmasi kedatangan mereka pada resepsionis, mereka digiring menuju salah satu meja bulat dengan dua kursi.

Ditengah-tengah meja itu terdapat bunga segar berwarna putih. Kiran tidak terlalu paham bunga apa itu.  Selama hampir 28 tahun hidupnya ini, Kiran sangat jarang diberi bunga. Terakhir kali saat wisudanya beberapa tahun lalu.

"Kamu mau pesen apa Kiran?" Sadewa menatap Kirana yang sedang duduk di depannya saat ini. Mm, Kiran terlihat sedikit tidak nyaman sepertinya.

"Kayaknya samain aja deh kak," ucap Kirana ditambah senyuman canggung setelahnya.

Sadewa mengangguk kemudian menyebutkan pesanan mereka kepada pramusaji yang masih setia berada di samping mereka.

"Maf kak Dewa, kira-kira kita mau bicara apa ya? Apa ini ada kaitannya dengan mama?" Tanya Kiran sedikit ragu.

Sadewa tersenyum kecil. Laki-laki itu lalu menautkan kedua jari genggamable nya ke atas meja.

"Kalo kita bicara setelah makan gimana?"

Kirana mengangguk kecil, "hmm, oke."

Pesanan mereka tiba. Baik Kiran dan juga Sadewa fokus pada makanan masing-masing. Mungkin mereka masih canggung untuk memulai sebuah orbrolan ringan.

Sadewa menyelesaikan acara makannya terlebih dahulu. Kiran yang merasa diperhatikan mencoba menyelesaikan makanannya secepat mungkin.

"Udah selesai?" Sadewa bertanya pada Kiran yang baru selesai menegak air dari gelasnya.

"Udah."

"Bisa kita mulai?" Tanya Sadewa, tatapan pria itu nampak serius.

Kenapa obrolannya jadi formal sekali sih. Kayak mau tes wawancara kerja saja. 

Let's Get MarriedWhere stories live. Discover now