POSSESIVE BRONDONG

22K 449 1
                                    

Arkan menghapus air mata Vanya di pipinya lalu kembali duduk di kasur seolah sedang sakit, lalu Vanya membuka pintu UKS

"Bu boleh minta obat mag?" Ya itu adalah suara pak fizan

Sayangnya Arkan tidak bisa melihat kekasihnya itu sedang apa dengan pak fizan karna tertutupi oleh tirai putih UKS

"Mana Bu obat saya!" Dengan nada kesal ia memanggil Vanya, dan berjalan keluar betapa sakit nya ketika pak fizan menyentuh tangan Vanya saat mengambil obat di kotak p3k

Fix! Fizan menyukai Vanya, dari tatapan dan juga modus minta obat mag agar vanya bisa merawat dirinya, padahal mata itu berbohong!

Arkan segera merebut obat mag yang mereka berdua pegang

"Saya mag" Arkan membuka semua kapsul promag, Vanya yang melihat itu marah besar

"Arkan taro! Kamu bisa mati" bentak Vanya kesal, tetapi Arkan Masi saja pura pura tidak dengar, ia masih asik membuka obat mag

"Nak.. Ada masalah?" Ya itu suara fizan yang pura pura lembut karna sedang didepan Vanya

Arkan yang geram itupun langsung menonjok fizan sekali, hanya sekali tetapi fizan terjatuh

"Ganggu!" Arkan melempar sampah bekas obat itu dihadapan fizan lalu membisikkan sesuatu ditelingan Vanya

"Jangan coba coba nolong dia, hukuman kamu udah banyak, aku kasian kalo kamu nanti gak kuat jalaninya" ucap Arkan remeh ia langsung saja keluar UKS

Sebenarnya arkan menyembunyikan kamera kecil pengintai untuk memberitahu Vanya sedang apa dengan begitu kamera itu sangat membantu

"Pak.. dasar ya anak jaman sekarang" ucap Vanya julid

"Iya Bu.. udah biasa itumah kalo Arkan nonjok guru, kalo ada yang ganggu mood dia mau cewe atau cowo, mau guru atau orang tua, tetep aja ditonjok"

"Cewe?" Tanya Vanya penasaran

"Iyaa Buu.. bulan lalu itu ada yang namnya keylie, beuh anaknya cantik, pinter, perfect lah, nah keylie ini suka nih sama Arkan, tapi Arkan tolak, sampe sampe keylie itu bikin Arkan gak mood dan emosi Buu... Udah deh abis si keylie sampe nangis kejer ditonjok Arkan"

Pak fizan mengompres wajahnya dengan kain yang sudah disiapkan vanya, setelah enakan ia izin pamit dengan Vanya untuk melanjutkan pekerjaannya

Klek!

Vanya menoleh kearah pintu UKS, ternyata itu adalah Arkan, mendengar gosip pak fizan itu membuat Vanya menatap Arkan takut

"Kenapa liatin kayak gitu?" Tanya nya tersinggung

"Eng- engga.. ada yang bisa dibantu?" Ini yang paling Arkan benci, Vanya berbicara seolah tidak terjadi apapun diantara berduanya padalah sekarang tidak ada orang sama sekali

Arkan mendorong Vanya kekasur, menindih tubuh gadis itu

"Jangan mudah kehasut sama omongan orang, emang aku sejahat itu tapi aku gak bakal lakuin ke kamu apa yang aku lakuin ke orang lain" Arkan mencium bibir Vanya lembut

"Hukuman kamu menunggu sayang... Jangan kabur" setelah mengucapkan kata kata singkat Arkan segera keluar UKS dengan gembira

Hukuman kali ini adalah puncak kesenangan Arkan, Vanya harus merasakan hasratnya sebagai jantan muda dan suci

--

Seperti yang terjadi tadi pagi Arkan pulang dan Vanya pulang tetapi dengan kendaraan berbeda, sesampainya di apartemen Arkan memeluk Vanya erat

"Kangenn" Arkan mencium wajah Vanya disetiap incinya, begitu memabukkan baginya

"Ihhh jorokk!" Vanya menutup wajahnya sambil tertawa lalu berlari ke kamar dan jangan lupakan Arkan yang terus membututi vanya

"Inget hukuman gak?" Tanya Arkan licik

Lalu dengan murung Vanya mengangguk

"Pegang kelamin aku, dan bikin rincianya" ucap Arkan tersenyum ia tidak sangka jika gadis yang lebih tua darinya ini walaupun harus dipaksa berjam jam pasti akan nurut

"DIH, MIMPI!" bohong jika Vanya tidak tahu itu adalah rangsangan karena ia sudah menguasai tentang itu di semester 2 nya, jika ia bukan mengambil jurusan dokter ia bisa bisa saja pura pura bodoh

"Setelah mesra mesraan pas ga sama aku kamu bilang MIMPI? this is u'r punishment baby"

"aku pergi aja dari sini!" Karna kesal Vanya membanting pintu kamarnya lalu keluar tetapi betapa terkejutnya ia saat dihadapannya adalah KOSANYA SUDAH DIAMBIL OLEH ORANG LAIN? dan itu karna ia tidak melunasi uang setengahnya

"Pergi kemana cantik? Jalanin hukuman kamu.. kita bakal jalan" ucap Arkan manis

"Terserah!" Vanya mendorong tubuh Arkan ke sofa, ia mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Arkan, muka Vanya sudah sangat menggoda menurut Arkan

"Bajingan! Wlee" Vanya hendak berlari tetapi tangan berurat itu sudah dulu mendapatkannya

Arkan menarik Vanya tepat diatas kelaminya, ia tersenyum licik menahan badan Vanya agar tetap disitu

"Kerasa? Sekarang buat rincianya atau kamu disini terus" Vanya menelan ludahnya susah, keringat dingin terus turun, dan badanya sedikit gemetar

Lama tak direspon Arkan membuka suara "hm?"

"Hah? Pan- panjang, padet, keras, lebar" Vanya gelagapan dengan cepat ia melepaskan tubuhnya keluar dari pelukan  Arkan

"Good girl" Arkan mengelus puncak kepala Vanya lalu berlari cepat ke kamar mandi





POSSESIVE BRONDONG Where stories live. Discover now