POSSESIVE BRONDONG

13K 291 2
                                    


"Besok gausah sekolah dulu yaa" ucap Vanya lembut sambil mengobati luka dikening Arkan yang darahnya terus mengucur

Mereka sudah pulang dari sekolah dan sekarang berada di apartemen Arkan

"Terus kamu gimana?" Arkan memeluk pinggang Vanya, karna posisi Arkan duduk dikursi dan Vanya berdiri memudahkan Arkan untuk memeluk pinggang Vanya

"Aku kerja sayang" jawab Vanya sambil mengelus elus rambut lembut Arkan

"Gamauu!! Kalo gitu aku sekolah aja!" Arkan menolak tawaran untuk tidak masuk kali ini biasanya ia akan bolos tanpa disuruh tetapi jika nanti Vanya kenapa Napa hancur hidup Arkan

"Liat tuh keningnya masih berdarahh!!" Seru Vanya mengingatkan

"Yaudah kalo kamu sayang aku, gausah kerja lah" pinta Arkan manja

"Enak banget mulut nya!" Vanya menyentuh bibir Arkan dan mencubit pelan

"Aaa sakitt!!" Rengek Arkan cemberut lalu ia berdiri begitu saja dan mulai melumat bibir lembut Vanya sedikit lama setelah Vanya kehabisan nafas barulah Arkan melepas tautan bibirnya

"Arkan aku boleh tanya?" Selang beberapa menit mereka duduk kembali disofa dan Arkan tiduran di paha Vanya sambil memandangi wajah imut milik ibu guru UKS nya itu

"Nanyaa?? Bolehh bangett!!"

"Kamu dicium olive?" Seketika wajah Arkan yang tadinya hangat berubah menjadi datar dan senyum nya hilang

"Maaf" Arkan bangun dari tidurnya dan langsung memeluk Vanya dan menangis

"Ak- akuu gatau olive nyium aku!! Abis dia cium aku, aku tampar olive" Arkan cerita dengan sejujur jujurnya ia tak mau menyakiti hati gadis pertama dan terakhir nya

"Kamu selalu ngelarang aku ini itu ini itu.. tapi kamu? Huftt!!" Vanya berdiri dan melepaskan pelukannya paksa

"Jangan pernah larang larang aku lagi!" Vanya masuk kedalam kamarnya lalu menutup pintu dengan kasar

Arkan masih benar benar tidak percaya hal ini bisa membuat hubunganya hancur, sehancur hancurnya, Arkan berjalan ke arah pintu kamar nya

"Vanyaa bukaa"

"SAYANGG AKU GA NYIUM OLIVE!!"

"AKU GA PERNAH SUKA SAMA OLIVE!"

"VANYAA BUKAA!! AKU KANGEN"

Arkan mencoba mengetuk pintu yang terkunci tetapi hasilnya benar benar nihil karna sudah membujuk Vanya dengan cara apapun, ia tidak peduli bahwa dara dari keningnya terus bercucuran sampai kelantai

Arkan mengambil handphone nya di sofa dan langsung menghubungi seseorang

"BUNUH OLIVE SEKARANG!" setelah mengucapkan itu ditelfon Arkan membanting telfon itu ke sembarang arah

"Sayangg maaff.." Arkan meringkuk di atas sofa badanya mulai menggigil ia tak punya jaket, selimut atau bahan apapun untuk menghangatkan tubuhnya

Wajahnya sudah pucat, bibirnya sudah berubah menjadi putih, ia satukan lututnya ke dada dan dengan cepat Arkan tertidur pulas

-

"Mam- AKU DIMANA!" Arkan tiba tiba saja teriak ia sadar jika tubuhnya bukan di apartemen lagi

Ia melihat papa dan mamanya tetapi dimana bidadarinya? Arkan terus menatap bingung kesisi manapun

"Kamu dirumah sakit nak" ucap papa dengan lembut

"Vanya mana! VANYA!!" Arkan hampir saja mencabut infusnya tetapi untungnya dengan gesit mama nya menahan

"Vanya lagi ke kantin bareng Leo" Arkan melotot sempurna, rahangnya sudah mengeras, wajah merah padam bagaimana bisa Vanya bersama dengan manganya padahal pacarnya tidak berdaya disini

"Fuck!" umpat Arkan, ia sudah siap untuk melepas infusnya

Tetapi dengan tiba tiba seorang gadis cantik masuk dengan baju kebesaranya yang terlihat sangat lucu bagi siapapun yang melihat disampingnya ada pria yang lumayan tampan dan bertubuh tinggi

"Yaudah kamu sehat sehat ya.." ucap Leo kepada Vanya sambil masuk keruangan mereka tidak sadar kalau Arkan sudah menatap tajam kedua orang itu

"Gausah Lo khawatirin, dia lebih sehat sama gua, karna ga pernah gua kasarin!" Ucap Arkan sengit

Kedua manusia itu pun langsung menoleh kearah sumber suara, wajah Vanya sangat bersinar, senyumnya melebar ia langsung memeluk tubuh Arkan erat

"kangenn" bisik Vanya agar tidak terdengar oleh siapapun apalagi orangtua Arkan

"Kamu mau bales dendam hm?" Bisik Arkan

"Bales dendam?" Tanya Vanya balik tetapi masih saja berbisik

"Dengan kamu Deket sama Leo itu bukan bales dendam?!" Bisik Arkan dengan penuh amarah, ia mengepalkan tanganya

"Apaansi" setelah menjawab itu Vanya melepas pelukannya

"Vanya mau buah?" Tanya mama

"Nggak ma, buat Arkan aja" ucap Vanya sopan tetapi yang bikin menakutkan Arkan masih terus melihat Vanya dengan tatapan kesalnya tanpa kedip sedikitpun

"Woy biasa aja kali natap nya" ucap Leo

"gua ingetin ini cewe gua!" Arkan mengalihkan pandangannya

"Syutt.. gaboleh berantem" ucap Vanya pelan sambil mengelus bahu Arkan pelan

"Kalian ngobrol berdua dulu aja yaa.. papa mama sama Leo mau pulang dulu nanti kesini"

"Mahh!!" Leo sempat ingin protes tetapi mama sudah menarik Leo keluar terlebih dahulu

"Kunci!" Ucap Arkan memerintah lalu dengan nurut Vanya mengunci pintu kamar VVIP nya

"SUKA LO SAMA LEO!" bentak Arkan tiba tiba membuat Vanya terkejut dan menatap Arkan takut untung saja Arkan tertidur dikasur

"JAWAB!"

"enggaa!! Arkan udah si gitu doang kok" balas Vanya menyepelekan tetapi menurut Arkan sebaliknya

"GITU DOANG?! pikir Vanya pikirrr!! Kamu udah ngobrol berapa kata sama dia hah?!"

"KAMU JUGA UDAH DICIUM SAMA OLIVE DAN KAMU JUGA NGOBROL!" balas Vanya membuat Arkan terdiam

"Olive ga akan meninggal! Aku udah larang suruhan kamu" ucap Vanya santai

"Aku buat dia meninggal supaya hubungan kita baik baik aja, tapi kamu malah mau nyelamatin dia, kamu ngasih peluang buat ngerusak hubungan kita, Vanya kamu sadar ga kalo aku sayang sama kamu tapi kamu selalu sepelein itu! Dengan kamu ngobrol sama mantan kamu aja udah buat aku sakit, aku sama olive itu kemauan olive bukan aku, kalo kamu pilih buat nyelamatin olive aku terima, itu kemauan kamu kan?" Ucap Arkan lelah

Vanya berjalan mendekatkan diri ke tempat Arkan terbaring

"Aku gamau kamu jadi pembunuh bukan mau hubungan kita rusak, aku cuman mikirin masa depan kamu"

Arkan menatap Vanya datar dan tersenyum tetapi senyumnya terlihat sangat menyakitkan matanya juga sudah ingin menangis

"Aku mau kamu pikirin hubungan kita! Caranya gampang, gausah kamu berhubungan sama cowo cowo termasuk Leo, dan kamu tinggal percaya sama aku, aku ga pernah berpaling dari kamu" ucap Arkan menatap bola mata indah Vanya dengan lekat

POSSESIVE BRONDONG Where stories live. Discover now