POSSESIVE BRONDONG

14.8K 323 6
                                    


3 hari kemudian Arkan mulai masuk sekolah begitu juga dengan Vanya yang masuk ke UKS sekolah

"Kan malem ini ke bar yok, dah lama nih semenjak Lo pacaran" ledek zean sambil memukul mukul pelan pundak Arkan

"Gampangg itu mah"

"HAII SAYANGG!!!" tiba tiba saja gadis yang entah dari mana itu memeluk tubuh zean dan zean pun membalasnya

"Aloo cantikk, kan gua duluan ya!" Zean pun pergi dengan gadis itu dan menghilang menyisakan Arkan seorang dilorong 3

Arkan menggelengkan kepalanya perasaan baru dua hari yang lalu zean memposting wajah gadis yang berbeda dengan yang datang tadi

Pikiranya bubar seketika saat handphone yang berada dikantong nya bergetar ia sedikit murung karna ternayta yang menelfon ya bukan gadisnya

"Ada masalah?"

"......"

"10menit lagi saya datang"

Arkan menghembuskan nafasnya lalu sedikit berjalan cepat kearah UKS tempat Vanya berada

"Arkan? Masukk.. udah mau bel" ucap Vanya sedikit terkejut

"Aku mau ke perusahaan dulu ya ada masalah, aku usahain pulang cepet kamu jangan nakal yaa.. telfon aku kalo pulang biar aku anter" setelah mengucapkan itu Arkan mencium kening gadis itu lalu tak lupa melumat bibir pinknya

"Aku paling gasuka cewe menel inget!" Ucap Arkan yang terlihat seperti sangat amat terburu buru

Sebenarnya bisa saja Arkan mengirim supir untuk menjemput gadisnya tetapi ia tidak suka kalau ada pria lain bersama dengan gadisnya mau itu tukang kebun, pengantar makanan, dan supir ataupun bodyguard

Arkan bisa menjadi semuanya demi Vanya jadi tidak perlu repot repot untuk meninggalkan pelayan bersama Vanya

--

"CEK SEMUA DATA PENTING PERUSAHAAN!" ucap Arkan lantang nan tegas meski masih muda jiwanya tentang bisnis sangatlah bagus dan terpercaya

"Salah satu dari pegawai perusahaan ini sudah berkhianat! HUKUM MATI!" tegas Arkan ia terduduk di kursi ruangnya sambil memegang keningnya yang terasa pusing lalu sembari ia membuka buka keuangan perusahaan

Berbeda dengan Vanya yang terus saja menelfon dan menghubungi kekasihnya sudah 1 jam lebih sampai gerbang sekolah sudah ditutup rapat dan satpam juga sudah pulang

"Gapapa vanyaa!! Arkan kecapean dia punya masalah di perusahaan nyaa" ucap Vanya menyemangati diri lalu dengan beberapa detik munculah mobil dihadapannya

Sayangnya itu bukan Arkan melainkan Leo!

"Van? Bareng nggak nih udah mau ujan juga" ucap Leo dari dalam mobil tentu saja Vanya ingin sekali ikut dengan Leo tetapi tiba tiba memory saat ia SMA terlintas dengan jelas membuat Vanya cukup takut

"Nggak deh, Arkan bentar lagi sampe" tolak Vanya halus lalu pergi menjauh dari mobil Leo

"Vanya ayo bareng aja" paksa Leo dari dalam mobil tetapi melihat Vanya menghindar Leo segera turun dan menarik paksa tangan Vanya ia tersinggung mengapa Vanya menghindari dirinya

"Ikut aku Vanya! ARKAN GA AKAN JEMPUT KAMU!" Leo terus menarik tangan Vanya hingga Vanya terjatuh dan terseret untuk masuk kedalam mobil

Sama seperti saat ia menempuh sekolah menengah atas, dan juga sama karna Vanya tidak ingin ikut pulang bersama Leo jelas hal yang menyedihkan itu tercetak jelas di kepalanya dan membuat ia menangis

Kini Vanya sudah menangis sekencang-kencangnya tetapi sayang sekali tidak ada yang menolong dirinya satupun walau itu didekat jalan

BUGH!

"KONTOL!"

BUGH!

BUGH!

Arkan terus menonjok Leo kali ini Vanya tidak menghalanginya ia benar benar berharap kalau Leo mati ditempat, ia sudah muak dijadikan bahan kasaran Leo

"GARA GARA LO JALANG!" Ucap Leo sambil memberi jari tengah kepada Vanya Karna Arkan melirik kearah Vanya itu membuat Leo hampir saja menggores wajah Vanya menggunakan silet yang ia bawa

Tetapi dengan cepat Arkan memeluk gadisnya berujung punggungnya yang terkena silet tersebut

"akhh!" Pekik Arkan menahan sakit di samping telinga Vanya para bodyguard Arkan langsung turun dan menggores tubuh Leo sampai berdarah darah tanpa ampun dan membawa Leo pergi begitu saja menyisakan mereka berdua

"Maaf sayang akhh.. aku telat" ucap Arkan lirih lalu menggendong tubuh Vanya kedalam mobil

"Coba aku liat lukanya" ucap Vanya sambil menyentuh jas hitam milik Arkan

"Kamu mau tubuh aku diliat sama perempuan lain?"

"Emang ada perempuan disini? Kan cmn aku doang di dalem mobil"

"Nanti kalo didepan apartemen gimana? Kalo mau pake lagi perih" jelas Arkan

"Sebentar lagi kita sampe cantik" Arkan mengelus rambut Vanya perlahan

"Emhh kamu selingkuh?" Pertanyaan Vanya membuat Arkan menoleh 90° kearahnya mana mungkin dirinya bisa berpaling dari gadis selain Vanya?

"Kamu gatau aku disana nunggu kamu hiks.. udah 1 jam lebih aku disana, kamu ga jawab pesan atau telfon dari aku, dan seharusnya kamu tau aku pulang jam berapa, sekolah tutup jam berapa" ucap Vanya mengeluh

Sebenarnya ia harus mengerti diri Arkan yang benar benar sibuk tetapi entah kenapa ego nya juga naik dan menjadi keributan

"Sayang maafin aku, hp aku disilent karna aku bener bener pusing kalo perusahaan ini bangkrut gimana? Aku harus ganti rugi nanti kalo berpengaruh untuk cabang yang lain gimana cantik? Maafin aku yaa.. aku bener bener sibuk sampe ga merhatiin kamu, dan aku ga akan pernah selingkuh"

Arkan mencium bibir gadisnya hangat lalu keluar dari mobil dan menggendong Vanya layaknya bayi setelah itu Arkan membuka pintu apartemen dan membanting dengan sangat pelan tubuh Vanya ke kasur yang empuk

"Cucucuu.. cemburuu sama kerjaan akuu yaa??" Arkan mendusel dusel perut Vanya pelan takut sang empu kesakitan

"Nggak! Mana punggungnya liat" ucap Vanya sinis lalu membuka jas Arkan perlahan yang sudah bau darah

"Akhh pelann" rengek Arkan, Vanya yang tadinya sebal karna ulah Arkan barusan pun membuka jas itu dengan sangat hati hati

"Buka sendiri kemejanya cepet!" Ucap Vanya judes membuat Arkan tidak suka

"Seharusnya nada itu dipake buat pasien diuks yang cowo! Bukan AKU" ucap Arkan kesal lalu membuka kancing kemejanya

'dasar giliran pasien UKS di lembut lembut, di urusin, gatau bedanya modus sama engga, giliran pasienya itu pacarnya di judesin!' omel Arkan dalam hati tetapi jelas terbaca oleh raut wajahnya yang mudah ditebak oleh Vanya

"Maaf ganteng" cup! Vanya mencium kening Arkan lalu keluar kamar dengan cepat untuk mengambil obat serta menetralkan jatungnya

"Hah? Van? VANYAAAAAA!!!!!" teriak Arkan senang lalu kembali manja

"Vanyaaa dimanaaa!!!" Rengek Arkan dikasur lalu cemberut setelah itu Vanya muncul membawa obat p3k dengan wajah yang masih merah

Arkan tersenyum gemas melihatnya, terasa dengan jelas punggungnya yang diberi tetesan obat kematian oleh Vanya tetapi entah kenapa ia menikmati sentuhan dipunggungnya

"Silet akhh.. silet Leo sakit juga ya"

"Iy iya" balas Vanya gagap dan ia jadi teringat bagaimana Leo cemburu padanya dan menyilet nyilet tanganya untung sampai sekrang tidak ada bekas jadi nihil untung Arkan tau sebenarnya

"KAMU PERNAH?!"

POSSESIVE BRONDONG Where stories live. Discover now