POSSESIVE BRONDONG

9.6K 230 1
                                    


"KAMU PERNAH!?" suara yang lantang membuat Vanya terkejut, Arkan menahan tangan Vanya yang sedang mengobati dirinya

"Yaa ga mungkin dong! Udah sini mana lukanya" ucap Vanya sedikit gugup kelas hal itu membuat Arkan memincingkan matanya curiga

"Dimana?" Pertanyaan datar dengan matanya yang melihat Vanya dengan tajam membuat siapun tau ia tidak sedang bercanda

"Dimana apanyaa?" Tanya Vanya balik pura pura tidak tahu

"Buka!" Perintah Arkan membuat Vanya gelagapan setengah mati dan menahan ujung bajunya agar tidak dibuka

"BUKA VANYA!"

Srek!

Arkan merobek baju kaos Vanya bukanya memperhatikan dimana letak luka bekas di silet Leo, Arkan malah memperhatikan payudara Vanya yang besar itu

Vanya terkejut bukan main saat pacar brondong nya itu berani beraninya menyobek baju ternyamanya apalagi Arkan dengan tatapan lapar melihat tubuh Vanya membuat gadis itu ingin menampar Arkan sekarang juga

"ARKANNN!!" teriak Vanya kesal lalu ia menutupi dadanya setengah mati walaupun sama sekali tidak tertutup karna tangan Vanya sangatlah mungil

Arkan tidak membalas teriakan Vanya malah menarik Vanya kedekatnya lalu mulai Arkan perhatikan kulit putih itu ia memeriksa semua sisi

Saat ia menemukan sesuatu di punggung Vanya yaitu bekas silet yang tertulis ' L '

Nafsu Arkan mulai menciut, nafasnya berburu dengan cepat, urat urat di leher serta tanganya sudah muncul perlahan benar benar membuat Vanya ketakutan

Arkan berdiri meninggalkan gadis itu sendiri di apartemen tetapi Arkan bukan meninggalkan gadis itu selama lamanya ia akan membunuh Leo malam ini juga.

"Arkan!!" vanya berlari mengejar Arkan walaupun ia tidak pakai baju hanya dalaman saja ia tidak peduli

Yang terpenting Arkan tidak melukai orang orang termasuk Leo, bagaimana bisa Arkan melukai seseorang dan ia pasti kan dipenjara lalu Vanya tidak pernah bertemu Arkan lagi

Arkan tidak menggubris teriakan Vanya yang ia pikirkan hanyalah

'leo udah liat badan Vanya! Leo udah nyakitin Vanya! Dia harus dapet apa yang Vanya rasain dulu!'

Ia terus berjalan dengan amarah yang memuncak ia tak suka jika gadisnya dipegang oleh pria lain tetapi jalanya terhenti saat tangan mungil melingkar di badanya yang kekar

"Jangann.. aku udah gpp, kalo kamu lukain Leo aku yang kenapa Napa" ucap Vanya lembut

Arkan menghembuskan nafasnya kasar

"Lepas Vanya!" Arkan menepis tangan  mungil Vanya dari badanya lalu berjalan lagi sambil menelfon seseorang

"ARKAN KAMU BOLEH LUKAIN LEO TAPI JANGAN DIHADAPAN AKU" teriak Vanya menggelegar di lorong apartemen

"Ini bukan dihadapan kamu!" Balas arkan sedikit menaiki suaranya

"Kamu kayak gini bikin aku ga tenang, sama aja dihadapan aku!" Arkan menghembuskan nafasnya kasar, pasrah dari pada gadisnya takut kepada nya lebih baik mengalah sebentar

Arkan membalikan badanya ingin menatap Vanya tetapi saat pertama kali lihat Arkan langsung membulatkan matanya terkejut

Gadis nakalnya naked di depan cctv?!?

Arkan berlari dan menutupi tubuh mungilnya dengan jaket Arkan agar tidak terlihat lalu masuk kedalam apartemen

"Kamu tau ga diluar ada cctv hah?!" Arkan mulai meluapkan rasa kesalnya

Vanya yang mendengar itu malah mengerutkan alisnya dan menatap dirinya di kaca lalu dengan sekejap wajah Vanya merah merona, malu

Ia segera ke kasur dan menutupi dirinya dengan selimut

Arkan yang tadinya ingin memarahi gadis mungilnya itu berubah 180° menjadi sangat gemas

"Ciapaa inii yang didalam selimutt.." goda Arkan sambil menekan nekan badan Vanya dari luar selimut

"ARKANNN KELUAR!!"

...

"udah ngapain Lo sama Vanya?" Pertanyaan pertanyaan licik dari Arkan keluar dan menggema di ruangan kedap suara, tersembunyi hanya bodyguard dan pekerja gelap Arkan lah yang tahu tidak sembarang orang bisa masuk

Kini Leo di ikat di kasur besi tetapi kasur itu berdiri dan menghadap Leo jika Leo bergerak sedikit maka kasur itu akan menyetrum tubuhnya

"punya mulut?" Ucap Arkan dengan nada yang tenang

"Lepasin gua kan! Yang salah itu jalang kayak dia bukan ABANG LO!"

PLAK!

BUGH!

"Lo bukan Abang gua Leo, buka mata Lo" Arkan menyilet tubuh Leo yang diukir dengan tulisan 'L' seperti yang dirasakan Vanya dulu

"Gimana masih gamau jawab?" Tanya Arkan sambil tersenyum penuh karisma, bodyguard yang berada di lingkaran itu sekitar 5000 pria yang mengaku bahwa senyuman Arkan yang seperti itu sebentar lagi akan membunuh mangsanya, Leo

"Gua sering nyakitin Vanya, tapi gua sayan-"

"Lanjut" potong Arkan malas mendengar bahwa Leo masih sayang kepada Vanya

"Gua sering nyiksa Vanya" tutur Leo lemah

"Dengan cara apa Lo nyiksa milik gua Leo?" Hening tidak ada jawaban dari Leo, Arkan tersenyum lebar dan tertawa karena Leo tidak membalas perkataanya

"Dengan cara ini?" Arkan memperdalam ukiran huruf 'L' disana  sampai tulang Leo sedikit terlihat

"Nghh.. sakit bangsat!"

"ANJING SAKIT TOLOL!" Leo kehilangan kesabarannya saat silet Arkan menyentuh tulang Leo

kriett

"LO BAYANGIN DULU VANYA DIGINIIN SAMA LO! LO YANG TOLOL LO GA BERHAK DAPET RASA SAYANG DARI PEREMPUAN MANA PUN!!"

"LO APAIN VANYA BAJINGAN!" Arkan menampar rahang Leo hingga berdarah

Leo tak kuasa menahan rasa sakit di tubuhnya tetapi rasa sakit itu berubah menjadi beku saat Arkan menyalakan sebuah rekaman yang berada di laptop persembunyian nya

Click!

Arkan memulai rekaman Vidio yang berada di laptop rahasia Leo, Leo pun bingung mengapa video itu bisa dilihat jelas jelas ia sudah membeli pengaman terhadap kumpulan video itu sebanyak 1,4 miliyar

"VANYA EMUT!" Didalam video tersebut terlihat Vanya dengan tangisan yang sangat pecah lalu Leo menutup kedua mata Vanya dan parahnya Vanya memegang alat kelamin Leo dan Leo menyuruh Vanya untuk mengemut miliknya

"Hikss.. ngga!"

KRIET!

Leo menyilet leher Vanya panjang membuat tangisan Vanya pecah sejadi jadinya, terlihat dengan jelas Vanya gemetar hebat sekujur tubuhnya, tetapi Leo membuang tubuh Vanya dan mengundang perempuan lain masuk kedalam mansion nya video pun selesai

"BANGSATT!!!!"

Bugh!

Arkan mematahkan kaki Leo dengan sekejap lalu dengan cepat ia mengeluarkan sebuah pisau yang tajam yang sudah dipanaskan di api sebelumnya ia siap untuk membuhun Leo tetapi niatnya terhenti saat seseorang datang dari belakang

"Tuan seseorang sudah menyelinap masuk!"

"Tuan bodyguard nya terlalu banyak diluar sana!"

Suara suara dari penjaga ruangan Arkan itu terhenti saat kedua tangan pria itu bersentuhan dan menghasilkan tepukan yang menggema di ruangan gelap itu

PROK!

PROK!

PROK!

"Hebat!" Suara pria yang lantang membuat semua bodyguard didalam lingkaran itu Arkan mengamankan pria tersebut dan membawanya kehadapan Arkan



POSSESIVE BRONDONG Where stories live. Discover now