POSSESIVE BRONDONG

7.7K 189 14
                                    


Sesuai janji Arkan sudah menjemput kekasihnya untuk seleksi berikutnya, Arkan membukakan pintu mobilnya untuk Vanya dan Vanya masuk lalu mereka pergi ketempat seleksi

"Arkann.. aku takut ga keterima" ucap Vanya lesu, ia memang suda belajar mati matian sampai Arkan pernah marah karena Vanya lupa untuk tidur
Bagaimana tidak? Vanya akhir akhir ini selalu tidur jam 4 subuh Arkan sudah memarahi gadisnya tetapi sama sekali dihiraukan

"Aku sogok aja ya?" Tanya Arkan lembut

"Gaboleh! Biar aku usaha sendiri" omel Vanya kesal ia tidak menerima suap menyuap didalam masa depanya

"Kalo kamu amit amit ga keterima, kamu lupa aku siapa? Kamu bisa belanja sana sini pake blackcard aku kan? Kamu bisa dirumah terus istirahat, layanin aku aja"

"Kok gitu?! Kamu mau aku ga keterima?"

"Astaga sayangg kan aku bilang 'amit amit' " Arkan mengelus elus rambut Vanya dengan lembut

"Nanti abis seleksi aku mau cerita yaa!!" Ucap Arkan semangat

"Okee!" Balas Vanya semangat lalu keluar dari mobil dan berjalan memasuki gedung besar, dari mobil Arkan melihat mata belang pria pria disana menatap Vanya lapar

Dengan cepat Arkan keluar dari mobilnya lalu memegang tangan Vanya kuat, takut kehilangan

"Baju kamu kayaknya keketatan deh" komen Arkan datar melihat payudara Vanya yang tercetak sedikit jelas dibalutan kemeja putih yang ia pakai

"Enggak ah, ini kan yang kamu beliin Minggu lalu" balas Vanya

Arkan sadar sebenarnya memang tidak ada masalah tetapi akibat mata keranjang pria pria itu membuat Arkan naik pitam

"Awas kamu goda dokter Yang nyeleksi nanti"

"Kamu kali yang makan bareng Alisa"
Sindir Vanya sambil tersenyum elegan, Arkan menatap Vanya tidak percaya

"Aku mau ceritain itu pas kamu udah selesai seleksinya" jelas Arkan agar tidak membuat Vanya marah

Lagian dari mana Vanya tau? Apakah zean memberi tahu gadisnya? Bukankah zean adalah orang yang paling Arkan percaya setelah Vanya?
Arkan terus bertanya tanya sampai suara indah Vanya membuat jiwa Arkan ketakutan

"Kenapa? Takut aku pergi? Baru mau cerita"

"Udah ya Arkan aku mau masuk, makasih nanti aku pulang naik taksi aja"

What the fuck? Ini Vanya nya? Nada suara yang sudah dingin dan datar membuat Arkan steers, ia memang ingin menceritakan nya setelah pulang nanti agar Vanya tidak kepikiran

Dan apa itu? Vanya ingin naik taksi? Lalu bagaimana bila supirnya melukai Vanya? Bagaimana jika supirnya tergoda akan kecantikan Vanya? Arkan memutuskan untuk menunggu diruang tunggu ia tidak ingin gadis kesayangan nya ini pergi tanpa bersama dirinya

"maksud Lo ngomong ke Vanya apa hah?!" Ucap Arkan lewat benda pipih yang sedang menelfon zean, sahabatnya

"Gausah banyak bacot anjing, Lo mau gua sama Vanya pisah? Lo mau rebut vanya?" Arkan sudah di ujung emosi, sedangkan zean? Ia bingung dan hanya 'ha' 'he' 'ho'

"Lo munafik bangsat!" Tit!

Arkan memutuskan hubungan nya dengan zean, dia tidak menerima sahabatnya yang ia sangat kenal itu menghianati dirinya demi seorang perempuan

Handphone Arkan terus berdering, itu adalah panggilan dari zean, sudah dipastikan zean di ujung sana pasti takut kehilangan sahabat nya yang sudah sangat lama

Sudah 2 jam Arkan menunggu lamanya, ia hampir mati kebosanan berada disini

Akhirnya seorang wanita cantik berjalan keluar melewati ruang tunggu, iya itu Vanya gadis cantiknya
Arkan mengejar gadis itu keluar lalu menangkapnya dan menggendong nya ke dalam mobil

POSSESIVE BRONDONG Where stories live. Discover now