3. Destiny

4.8K 370 3
                                    

"Jisoo Unnie.. rasanya Aku bosan sekali seharian di Mansion ini.." ucap Rose.

Hening.

Tidak ada jawaban apapun, menoleh ke samping ia melihat kakaknya asyik bermain game.

Rose mendengus kesal, lalu ide jahil muncul di kepalanya perlahan ia mendekatkan wajahnya pada telinga sang kakak.

"Unniiiiiiiie...!!"

"Kamjagiya.." Jisoo terlonjak kaget sampai ponselnya terpental masuk ke dalam kolam ikan.

"Yakkkk kenapa teriak-teriak, astaga ponselku jadi makanan ikan huwaaaaa.."

"Unnie.. mana ada ikan yang makan ponsel.." Jennie menanggapi dengan santainya.

Rose tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak tertawa sedangkan Jennie hanya tersenyum tipis menggelengkan kepala, tidak habis pikir dengan pikiran absurd kakaknya.

Mereka saat ini sedang bersantai di taman belakang Mansion, Jisoo yang begitu fokus bermain game di smartphonenya dan Jennie yang asyik dengan buku fisiologinya keduanya tenggelam di dunianya masing-masing sedangkan Rose sudah menghabiskan tiga bungkus keripik kentang selama menemani keduanya.

"Salah Unnie sendiri Aku bicara dari tadi tapi tidak ditanggapi, otomatis volume suaraku bertambah.." ujar Rose disela tawanya.

"Aisshh kau pikir kita sedang karokean segala ada penambah volume suara.." Jisoo mendengus kesal menatap nanar smartphone kesayangannya.

"Apa hubungannya dengan karoke..?" bingung Rose.

"Ya jelas ada kan karoke identik dengan suara.."

"Tap-.."

"Aish kalian berisik sekali jangan seperti orang susah tinggal beli lagi kalau perlu dengan pabriknya.." sela Jennie.

Melihat Jennie yang menatap kesal keduanya dengan sorot mata begitu tajam seketika mereka terdiam hingga Rose kembali bersuara.

"Jennie Unnie benar, Aku jadi punya ide cemerlang. bagaimana jika kita shoping ke Mall sekalian beli ponsel Jisoo Unnie, apalagi Appa sudah berjanji kita tidak akan di kawal seperti biasanya paling hanya dengan Dong Wook Oppa saja lagi pula Aku bosan di Mansion seharian.."

Rose memajukan bibirnya cemberut.

"Woahh ide bagus Unnie setuju nanti sekalian kita jalan-jalan keliling Seoul bagaimana Jen kau setuju kan..?"

"Hmmm why not, sekalian aku mau beli beberapa buku.."

"Okee let's go girl.."

*****

Sesuai perjanjian, mereka tidak lagi dikawal dengan belasan bodyguard dan hanya oleh Dong Wook saja.

Imbasnya Dong Wook harus ekstra sabar mengikuti ketiganya selama tiga jam mengelilingi Mall yang begitu besar dengan kedua tangan yang dipenuhi belanjaan ditambah yang digantungkan di lehernya juga.

"Unnie aku lapar.." Rose berujar mengerucutkan bibir dengan tangan memegang perutnya.

"Kalau begitu kajja kita makan dulu, kalian mau makan apa..?" tanya Jisoo pada kedua adiknya.

"Bagaimana kalau sushi..?" usul Jennie.

"Aku apapun makanannya tidak apa-apa yang penting makan.." sahut Rose.

"Nde kajja.. kebetulan Restaurannya masih dilantai ini.." Jisoo tersenyum mengapit lengan kedua adiknya.

Sesampainya didepan Restaurant yang di tuju Jennie kembali bersuara.

"Unnie.. aku mau beli buku dulu di toko sebelah, kalian duluan saja.."

"Yasudah biar Dong Wook Oppa ikut denganmu saja Jen.."

Dong Wook adalah orang kepercayaan Kim Ji Hyun yang sudah dianggap keluarga sendiri dan sudah hal biasa bagi anak-anaknya memanggil Dong Wook dengan titel Oppa terlebih usianya yang memang masih muda.

"Tidak perlu Unnie, aku tidak akan lama kasihan Rose sudah kelaparan.."

"Begini saja biar Aku menunggu di depan Restaurant sampai Jennie selesai membeli bukunya sekalian Aku akan menghubungi anak buahku untuk membawa barang belanjaan ini ke mobil.." Dong Wook mencoba menengahi.

"Arraseo.. kalau begitu Unnie akan memesankan makanan untukmu dan Oppa.. kajja Rose-ya.." Jisoo kemudian menggandeng lengan Rose memasuki Restaurant.

*****

Memasuki toko buku Jennie mulai melangkah menyusuri deretan buku yang berjejer rapi di kanan kirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Memasuki toko buku Jennie mulai melangkah menyusuri deretan buku yang berjejer rapi di kanan kirinya.

Setelah menemukan buku yang dicari ia bergegas menuju meja kasir, namun ketika berbalik ia menabrak seseorang hingga.

Brakkk

Buku-buku yang ia pegang jatuh berserakan juga beberapa komik yang sepertinya milik gadis berponi yang sekarang sedang berjongkok di hadapannya sambil memungut buku-buku itu.

Lalu gadis itu berdiri menyerahkan buku-buku Jennie tatapan keduanya sempat bertemu dan Jennie dapat melihat jelas wajah gadis itu dengan ekspresi yang begitu datar.

Belum sempat Jennie bersuara, gadis itu pergi begitu saja.

"Ck menyebalkan bukannya minta maaf malah pergi begitu saja.."

"Tapi wajahnya cukup familiar, apa Aku pernah bertemu dengannya ? ah molla mungkin hanya perasaanku.."

Tak ingin saudari-saudarinya menunggu terlalu lama Jennie bergegas menuju kasir mengenyahkan pemikirannya tentang gadis bermata hazel yang telah merusak moodnya.

Orang bilang di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan, setiap pertemuan dan perpisahan seutuhnya terikat dengan yang namanya takdir.

Lantas apakah pertemuan mereka adalah takdir yang baik ?

Akankah takdir kembali mempertemukan mereka suatu hari nanti ?




Majalengka, 28 Januari 2023
(Revisi 18 Februari 2024)

Jangan lupa votenya guys 😁

Bintang yang hilang [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang