43. Helping

2.2K 191 10
                                    

"ANDWE...!!!"

Bukkk

"Yakkkk kenapa kau berisik sekali..!!" teriak Lisa setelah melempar Hanbin dengan bantal sofa.

Hanbin langsung terduduk dengan nafas yang memburu seperti baru saja berlari ratusan kilometer.

Menoleh ke samping ia melihat Lisa sedang menatapnya kesal dan Hanbin mengerjabkan matanya beberapa kali untuk memastikan bahwa yang ia lihat benar-benar Lisa.

Grepp

"Lisa-ya syukurlah kau masih hidup.." gumam Hanbin memeluk Lisa begitu saja membuat sang empunya hampir terjengkang.

"Astaga Aku hanya tidur bukan mati.." kesal Lisa berusaha melerai pelukan mereka.

"A-aku bermimpi sesuatu yang sangat mengerikan hiks hiks.."

Hanbin menangis terisak dan Lisa tidak lagi memberontak membiarkan Hanbin tetap memeluknya.

"Hei tenanglah.. itu hanya mimpi Aku disini bersamamu.." Lisa mengusap pelan punggung Hanbin yang bergetar.

Saat di rasa Hanbin mulai tenang Lisa melerai pelukan mereka.

"Pfft bwahahaha wajahmu jelek sekali Hanbin-ah.." Lisa tertawa ketika melihat mata dan hidung Hanbin yang memerah.

Jika biasanya Hanbin akan kesal saat Lisa mengejeknya kali ini ia tersenyum merasa lega karena masih bisa melihat Lisa tertawa tidak seperti di mimpinya.

"Astaga.. rasanya kepalaku pening gara-gara kau mengagetkanku.." ucap Lisa setelah meredakan tawanya.

"Mianhae.. kalau begitu tunggu disini sebentar Aku akan membuatkanmu lemon hangat.." Hanbin tersenyum dan langsung beranjak menuju dapur.

"Heol apa dia kerasukan.." heran Lisa.

Setelah 30 menit memberi keterangan pada polisi dan menyerahkan bukti video pelecehan yang Bobby lakukan polisi langsung menetapkan Bobby sebagai tersangka penculikan Yeri dan sekarang statusnya sudah menjadi buronan.

Pukul 6 pagi keduanya sampai di rumah Hanbin karena kelelahan mereka enggan berjalan ke kamar dan tidur di bed sofa yang ada di ruang keluarga.

Lisa baru tidur 15 menit dan kembali terbangun karena Hanbin tiba-tiba berteriak membuatnya kaget bukan main dan hal itu membuat kepalanya pening apalagi semalam ia hanya tidur dua jam.

Saat di perjalanan kembali ke Seoul Lisa tidak tidur karena ia menemani Hanbin menyetir Lisa khawatir sahabatnya itu mengantuk jika tidak ada yang mengajak berbicara.

"Igeo.. Aku juga membawa sarapan untuk kita.."

Hanbin meletakkan nampan berisi dua gelas lemon hangat dan beberapa lembar roti yang sudah ia olesi selai.

"Nde.. gomawo.." ucap Lisa seraya mengambil secangkir lemon hangatnya dan Hanbin hanya mengangguk.

Uhuk uhuk

"Astaga pelan-pelan Aku tau minuman buatanku sangat enak.." ucap Hanbin seraya menepuk punggung Lisa yang tersedak.

"Aishhh kau terlalu percaya diri, Aku terkejut karena gelangku tiba-tiba bergetar.." kesal Lisa sedangkan Hanbin mengerutkan dahinya bingung.

Beberapa detik kemudian Lisa tersadar akan sesuatu yang membuatnya segera mengambil ponselnya.

"Hanbin-ah Jennie Unnie dalam bahaya Aku harus segera menolongnya.. " ucap Lisa dengan raut khawatirnya.

"Kenapa persis seperti di mimpiku.." batin Hanbin.

"Chakkaman.. dari mana kau tau Jennie Nunna dalam bahaya..?" tanya Hanbin menahan lengan Lisa yang akan berdiri.

Bintang yang hilang [√]Where stories live. Discover now