24

1.6K 242 5
                                    

Orang-orang berlalu lalang memasuki bangunan yang luas itu. mobil-mobil mewah terparkir rapih di tempat yang sudah di sediakan, Satu persatu kendaraan roda empat itu bertambah memenuhi tempat parkir.

Sri hanya diam mengamati apa yang orang-orang lakukan. Utara mematikan mesin mobilnya. Fatma wanita itu lebih dulu turun dari dalam mobil.

"Kantung belanjanya jangan lupa di ambil Bang" seru Fatma.

Sri yang masih duduk di belakang mendapatkan teguran dari Fatma. "Kamu ini bengong aja bisanya. Cepet turun! Diam saja"

Sri segera bergegas turun dari dalam mobil. Utara yang melihat Sri kena marah sang ibu langsung mengalihkan pembicaraan. "Bu. Jangan lupa apa kata dokter"

Sebenarnya Utara bingung. ia tidak bisa begitu saja menegur sang ibu atas aja yang dilakuka kepada Sri. pelan-pelan Utara akan memberi pengertian. jika ia menegurnya begitu saja, Sang ibu akan salah paham. Utara tidak ingin itu terjadi.

Supermarket menjadi tujuan Fatma. setiap bula Wanita paruh baya itu berbelanja kebutuhan rumah, seperti sabun dan perlengkapan lainnya.

untuk urusan bahan makanan biasanya Fatma tidak membeli terlalu banyak. wanita itu lebih memilih belanja sayuran setiap hari, agar kualitas sayur yang di masak masih segar.

Sri yang diperintahkan ikut hanya mengekor dibelakang Fatma. Utara, pria itu sengaja mensejajarkan langkahnya dengan dengan sang istri. Sesekali pria itu menggandeng tangannya.

Namun wanita itu selalu melepaskannya secara paksa. ia takut Fatma melihat, bukan apa wanita itu yang paling menentang hubungannya dengan sang putra. ia tak ingin membuat Utara berselisih paham dengan sang Ibu.

Bagaimana pun sikap Fatma kepadanya merupakan hal yang wajar bagi seorang ibu. memang ibu mana yang mau memiliki menantu dari keluarga tidak baik?. pasti tidak ada. sama halnya dengan Fatma.

troli yang Utara dorong di setiap melewati rak pasti selalu ada barang-barang yang terisi.

ini kali pertamanya bagi sir menginjakan kaki di gedung yang mananya Mall. setau ia mall merupakan tempat blanja yang moderen, dan memang benar adanya.

Tempat itu bersih dan nyaman. tidak seperti pasar tradisional biasanya yang kotor, bau, becek, dan panas. semua segala perlengkapan ada di sini.

Fatma yang sedang asik memilah-milah daging tidak menyadari bahwa Utara dan Sri tidak lagi di belakangnya. Sengaja Utara menarik Sri ke stand kecantikan.

"Jang Mas. Nani Ibu nyari, ayo kita susul ibu saja" tolaknya.

bukanya menurut Utara malah menarik tubuh Sri agar ia bisa merangkul pinggang kecil sang istri. "Ibu ngga akan nyari" Utara menyakinkan sang istri.

Bukan rengkuhan Utara yang membuat Sri tak nyaman. melainkan ketakutannya, bagai mana jika Fatma melihatnya?. berkali kali Sri melepaskan rengkuhan itu.

Dasarnya Utara yang keras kepala, Pria itu malah semakin mengencangkan rengkuhannya. "Ambi apa yang kamu mau"

Utara menunjuk beberapa bedak dan berbagai macam lipstik, Semua merk ada di sana. dari mulai yang sering Sri lihat iklannya di Tv sampai merk yang tidak pernah Sri tahu, Ada di sana.

"Ngga Mas. Saya ngga pernah pake bedak" tolaknya.

Tatapan tajam Utara membuat Sri meneguk air liurnya. "Aku bukan Saya" koreksinya. Ya, sudah beberapa hari ini Utara mengubah panggilan keduanya.

Tidan ada kata formal lagi yang akan mereka gunakan satu sama lain. karena Sri tak mau memilih akhirnya Utara meminta penjaga toko di stand make up memilihkan mana yang cocok untung sang istri.

SRIWhere stories live. Discover now