MOMEN 23 - Hal-hal Baru Lagi

101 20 0
                                    

Jangan lupa VOTE dan KOMEN ya guys. Happy reading.

***

Jika biasanya makanan yang ada di atas meja hanya satu jenis plus minuman manis, maka berbeda dengan saat ini. Kelana memesan banyak makanan. Begitupun Iti dan Puan. Kedua sahabatnya itu juga kecipratan hasil jerih payah Kelana. Sudah lebih dari seminggu, mereka berdua selalu mendapatkan traktiran.

"Jadi, lo itu sekarang dibimbing sama host terkenal itu?" tanya Puan dengan mata fokus ke beberapa makanan di atas meja. Dia seperti kebingungan untuk memilih makanan pertama yang harus dilahap.

"Yes," jawab Kelana. "Untuk saat ini, gue diarahin buat membangun image dari segi penampilan sih. Makannya, kalian pasti tahu sebeda apa penampilan gue yang sekarang dengan yang dulu."

"Hahaha. Iya banget!" Iti menggigit burger sampai mulutnya menyembul-nyembul. "Gue nggak nyangka elo bisa sebeda itu, Lan. Rambut diurusin, wajah di-make-up-in, belum pakaian yang .... ah, pasti harganya mahal banget."

"Ya begitulah. Management dan Kak Irgi bekerja sama buat bikin gue jadi lebih baik." Kelana mengangguk-angguk. "Apalagi, gue itu pendatang baru. Saat ini, gue belum bisa milih apa pun. Gue hadir di acara TV masih berdasarkan undangan. Selain itu, paling kerjaan gue yang lain ya ngerjain endorsan di media sosial."

Iti dan Puan belum sempat menanggapi ucapan Kelana karena kedatangan Clarissa yang sudah ada di depan meja mereka.

"Lan, selamat bergabung ya." Clarissa mengasongkan tangan.

Perkataan Clarissa disambut lirikkan Puan dan Iti kepada Kelana. Sementara, Kelana terlihat ragu untuk menggerakkan tangan. Meski pada akhirnya, tangan itu terangkat untuk menyambut tangan Clarissa.

"Gue seneng karena lo nerima ajakan gue buat gabung di Cheerleaders," lanjutnya.

Iti dan Puan yang awalnya hanya saling lirik, kini membeku panjang. Sementara, Kelana menatap satu per satu sahabatnya. Dalam tatapan itu, dia seolah berkata: gue bisa jelasin! Hanya saja, mulut Kelana seolah dilem begitu rekat hingga tak bisa banyak berkata-kata.

"Oh iya, lo bisa ikut gue ke studio latihan?" tanya Clarissa. "Kak Jihan, ketua Cheerleaders kita mau ketemu sama lo. Masih ada lima belas menit waktu istirahat, kan?"

Lagi, Kelana membeku saat Clarissa mengajaknya.

"Yuk!" Clarissa meyakinkan Kelana sekali lagi. "Jangan sungkan, Lan. Sekarang, lo udah jadi bagian dari kami."

Kelana tahu, ucapan 'bagian dari kami' sebenarnya menekankan terhadap status yang selama ini terasa timpang. Kelana yang awalnya sering disebut ketua geng burik kini ditarik ke dunia baru yang menurut mereka levelnya lebih tinggi daripada sebelumnya.

"Guys," Kelana menatap satu per satu sahabatnya, "gue ke sana dulu ya."

Iti dan Puan mengangguk ragu.

"Kalau mau pesan lagi, pesan aja ya. Nanti gue yang ...."

"Beres!" potong Iti singkat.

Kelana menelan kembali ucapannya yang belum selesai, disusul anggukkan pelan. Dia tahu betul situasi canggung ini. Apalagi, Kelana belum memberitahu kedua sahabatnya tentang keputusannya untuk gabung di team cheerleaders.

***

Aroma segar yang keluar dari pengharum ruangan itu berhasil membuat Kelana memejamkan mata sejanak. Seperti harum buah mangga, pikir Kelana. Terasa manis bercampur asam yang kontan membuat ruangan terasa segar.

"Gimana?" tanya Ken.

"Gue nggak bisa berkata-kata, Ken." Kini, Kelana menyebar pandang ke setiap sudut bangunan berwarna beige itu. "Gue nggak pernah nyangka bisa tinggal di sini."

Glow Up Moment (Tamat)Where stories live. Discover now