Pelukan?

15 5 0
                                    


"Sudah banyak orang yang aku temui, tetapi yang membuat aku nyaman itu cuma kamu"

Nestapa Auralyn

~♥~

Setelah melakukan banyaknya aktivitas di sekolah, malam ini Nestapa demam, kemungkinan besar dirinya kecapean.

Istirahat nya pun tidak menentu, karena setiap Nestapa ingin beristirahat pasti saja ada penghalang nya.

Sebagai anak yang aktif di organisasi, otomatis akan tiba-tiba menjadi orang orang yang paling sibuk. Kadang suka tiba-tiba mendadak kumpulan, itu sangat sering terjadi.

Ntah apa yang Nestapa rasakan sekarang, rasanya campur aduk. Demam, pusing, mual, panas dingin itu menjadi satu. Apalagi besok akan di adakan acara kumpulan pramuka jadi Nestapa bingung harus bersekolah apa emgganya.

Kalo sakitnya parah, di haruskan untuk langsung istirahat ya adick-adick. Jangan kaya Nestapa, udah sakitnya menyiksa diri, di suruh beristirahat pun larinya bermain Heandphone.

"Besok, mau di jemput?" seseorang itu bertanya di seberang telpon sana.

"Emang boleh?" Tanya Nestapa pelan, namun masih sedikit terdengar. Atau mungkin telinga Anagata nya yang terlalu tajam?

"Boleh dong"

"Jam berapa?" tanya Nestapa lagi.

"Jam 1an kayaknya"

"Eum, okey."

Keduanya kembali hening, ntah apa yang harus keduanya katakan. Pikiran mereka berkelana berfokus kepada pikiran mereka masing-masing. Sebelum Anagata kembali melontarkan pertanyaan lagi.

"Besok kamu sekolah kan?"

Nestapa bergumam, "Engga tau deh, aku lagi demam."

"Yah, kenapa?"

"Tidak enak badan" Nestapa menjawab dengan lemas.

"Makanya jangan di rasain" jawab Anagata dengan kekehan.

"Beda konsep sayang!" kira-kira seperti ini lah muka Nestapa sekarang 😊, muka-muka kesal namun hanya bisa tersenyum pasrah.

"Yaudah, cepat sembuh sayang."

Nestapa salting brutal, rasanya ingin kayang namun badanya tidak memperbolehkan Nestapa banyak bergerak. "Iya, semoga" ujar nya.

Sungguh, mau bangun saja rasanya lemas. Badanya begitu menggigil. Memegang Heandphone pun rasanya sudah tidak kuat. Persetan dengan Anagata yang masih bertelponan dengannya, yang jelas Nestapa sudah tidak mempunyai nyawa lagi untuk bergerak bahkan berkata saja rasanya tidak bisa.

Nestapa sedang tidak ingin mencari topik, biarlah Anagata saja. Karena untuk sekarang pikiranya sedang konsentrasi menahan rasa sakit.

"Tapi besok kamu bakal hadir?" Lagi-lagi Anagata mencairkan suasana.

Beberapa detik perkataan Anagata tidak di balas, "Kalo emgga hadir gimana?"

He Anagata [END]✓Where stories live. Discover now