30/08 Kode!

15 6 0
                                    

"Cinta itu seperti angin, kau memang tidak bisa melihatnya, namun kau bisa merasakannya."
_Aiqua Febralys_

~♥~

"Kamu sekolah Gak?"

"Engga, paling besok lagi."

"Dih demi?"

"Demi Kamu."

"Heh, demi apaa?"

"Demi kamu."

"Kamu bohong."

"Ngga lah."

"This is for You!" Nestapa berujar sembari menglihatkan jari tengahnya kepada Anagata. Itu tidak sopan, tapi Nestapa melakukannya.

Dengan melalui Videocall masih sempat-sempatnya mereka meributkan hal kecil seperti itu.

Bohong memang jika Anagata tidak sekolah sekarang. Buktinya, dirinya berada di ruang Pramuka. Sembari memakan bakso yang Anagata beli bersama Rida tadi.

Disana juga ada Regita, Alina dan Maulida serta Permana. Nestapa hadir karena Maulida yang menyuruhnya untuk keruang pramuka.

Sekarang Nestapa dan Anagata duduk berdua di salah satu kursi. Mereka sengaja menyiapkanya untuk dua orang itu.

Sepertinya orang orang di sana sudah pada mengerti jika kedua insan itu sedang merasakan jatuh Cinta. Di harapkan saja sii.

Banyak sekali cerita random yang keluar, sembari menikmati bakso yang panas dengan di temani ocehan-ocehan gak jelas dari mereka, rasanya begitu nikmat.

Mereka tidak akan pernah merasa kesepian, karena selalu aja ada yang akan mencairkan suasana ketika sedang sunyi.

Ketika semuanya sudah selesai dengan makananya, akhirnya bell yang di tunggu berbunyi juga.

Lantas yang ada disana semuanya berdiri lantaran akan masuk ke kelasnya masing-masing.

"Jangan lupa pintu nya di kunci!" Anagata berujar, "Gue masuk dulu!."

"Ayo Gat, masuk kitah" Rida mengajaknya.

"Nes, kita masuk gak?" Tanya Permana kepada Nestapa.

Nestapa hanya menggeleng, "Kayaknya tidak, nanti kalo masuk pasti di telpon." balasnya yang dapat anggukan Permana.

"Kak, kita masuknya nanti aja kalo ada guru ya" Regita memberi tahu Alina.

"Iyaa."

"Kalo ada apa-apa telpon aku aja ya" Ujar Anagata membisiskan pas di telinga Nestapa.

"Iyaa."

"Aku masuk dulu."

"Iyaaaa."

"Salim?!" Anagata menjulurkan tanganya. Lantas Nestapa pun salim dengan mencium tangan Anagata tepat di bibirnya. Begitupun sama halnya dengan Anagata, ia meniru apa yang Nestapa lakukan.

Kedua orang itu tidak luput dari pandangan orang-orang yang berada di ruangan itu. Mungkin jika kalian ada di ruangan yang sama akan seperti apa reaksinya?

Tidak terasa waktu semakin cepat. Sekarang mata pelajaran yang Anagata kerjakan selesai juga. Akhirnya bisa pulang kerumah.

Seusai Anagata sampai di rumah, Anagata mencari makanan di dapur sepertinya Anagata sangat lapar. Untung saja makananya ada, jadi Anagata bisa makan dengan enak.

Anagata sungguh lupa jika dirinya belum mengabari Nestapa dari tadi. Buru-buru Anagata mencari keberadaan ponsel nya. Dirinya langsung menelpon gadis itu, ntah sedang apa dia sekarang.

He Anagata [END]✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu