Masalalu Anagata

9 2 0
                                    

"kenapa harus orang lama pemenangnya?"

- Nestapa Auralyn

-
-
-

Siapa sangka orang yang kalian percaya dan kalian bangga-banggakan yang kalian fikir sesayang itu sama kita ternyata adalah orang yang menyakiti sedalam itu?

Hati Nestapa sesak, dadanya seperti di tikam beberapa pisau yang menusuknya. Matanya berkaca-kaca, ingin sekali ia meloloskan air mata ini. Namun, ia tidak mau kelihatan lemah.

Kata-kata Anagata selalu terngiang di kepalanya. Pikiran negatif muncul dari otak Nestapa yang mendadak sekarang ia pusing dengan dirinya sendiri.

Sungguh, Nestapa sudah tidak bisa mengontrol dirinya karena rasa sesak yang ada di dadanya tidak kian berhenti.

Kecewa? Tentu. Tidak akan ada seorang perempuan yang rela jika orang yang dia cintai masih mengharapkan masalalunya bukan? Ya, itulah yang di rasakan Nestapa sekarang.

"Aku memang masih ingin bertemu dan mengobrol dengan nya. Jujur aja"

"Namanya Abrina"

"Nama Ig nya, Your_Abrina"

"Iya, aku masih berharap ke Abrina"

Kata-kata itu terus-terusan muncul dari otaknya. Nestapa pusing. Mau sekecewa apapun ia terhadap Anagata, rasa sayang nya melebihi rasa sakit di hatinya. Bego? Memang.

Ia mengetahui itu kemarin malam. Ia tahu ia salah mencari tau yang seharusnya ia tidak ketahui. Tetapi jika tidak begini, mau sampai kapan Anagata akan terus berbohong jika ia masih menginginkan masalalunya itu?

Nestapa selalu mencoba mengatakan jika ia baik-baik saja. Seperti sekarang, Ia berada di dekat Anagata namun seperti tidak memedulikan hal kemarin yang menyakiti hatinya tidak tahu sampai kapan.

Tidak mudah melupakan rasa sakit yang begitu mendalam bagi Nestapa, apalagi menyangkut perihal masalalu. Jika tau akan seperti ini Nestapa dari dulu tidak akan bersama Anagata. Namun kini ia sudah terlambat, ia sudah terlanjur jatuh kedalam pesona yang Anagata buat.

"Kok melamun?" ujar Anagata membuyarkan lamunan Nestapa di dekatnya.

Nestapa terkaget dan refleks menghadap Anagata langsung, "Ouh...Maaf aku hanya sedikit pusing" jelas Nestapa berbohong.

"Sejak kapan kamu pandai membohongiku?"

Sial, Nestapa sangat lupa jika ia tidak akan pernah bisa membohongi Anagata begitu saja. Tetapi jika tidak melakukan ini, ia sangat takut ketahuan jika ia sangat cemburu dengan pernyataan Anagata saat kemarin malam.

"Aku tidak berbohong"

"Yakin?"

"Yakin" Nestapa mengangguk mantap.

Tentu Anagata tau jika gadisnya ini sedang memikirkan sesuatu, dari tatapanya saja Anagata sudah bisa mengdeskripsikan.

"Kamu kenapa?"

"Gakpapa, Gata"

"Mau cerita?"

Hati Nestapa terseok mendengar kata yang terlontarkan Anagata untuknya, Dadanya begitu sesak dan air matanya seakan ingin keluar. Namun tidak mungkin bukan? jika Nestapa harus menangis dihadapan pria yang membuatnya seperti ini. Andai hati bisa bicara, mungkin kali ini hatinya yang akan mengungkapkan segala keluh kesah yang di pendam.

"Jangan nangis"

"Aku mau ke kelas" Nestapa berdiri dan langsung meninggalkan Anagata sendiri di ruang pramuka.

He Anagata [END]✓Where stories live. Discover now