Memories of the past Two Months

5 1 0
                                    

-

Nayanika itu kini telah aksa. Hanya menyisakan mangata bersama renjana yang amerta.

-

-

Nestapa berlari-lari dari koridor sekolah bersama Yuri. Mereka usai dari kantin dan sekarang ingin menuju ruang pramuka. Hanya sekedar bermain, dan duduk-duduk saja menunggu nanti jam pelajaran di mulai lagi.

Saat membuka pintu, Nestapa dan Yuri di suguhi Alina dan Maulida di sana, tidak terlewat juga ada Regita dan Andre di sana. Mereka sedang memakan bakso yang mereka pesan lewat jendela ruang pramuka.

Di sekolah ini kantin hanya menyediakan satu. Dan untuk makanannya juga sangat bikin membosankan. Tidak seperti sekolah-sekolah lain yang menjual makanan-makanan yang unik.

Nestapa dan Yuri pun duduk di kursi yang kosong untuk segera memakan makanan yang mereka beli tadi.

"Dih, kalo tau ada bakso beli aja bakso" ujar Nestapa mengomel.

"Udah terlanjur beli gorengan jir, makan aja" Yuri membalas.

Sedangkan Nestapa hanya bisa mendengus kesal. Gorengan yang ia beli tidak cukup untuk perut nya yang seperti gentong. Jadi ia memutuskan untuk membuka jendela dan berteriak memesan bakso yang ada di sebelah parkiran.

"Mang, Aku beli baksoo"

"Berapa Neng?"

"Goceng aja"

"Siap neng, tunggu"

"Gpl mang, laper nih"

"Siap neng!"

Seusai pesan Nestapa akan kembali ke tempat duduk nya. Namun saat ingin duduk, tempat duduknya malah di tempati Anagata serta Rida.

Nestapa sedikit bertanya-tanya kapan laki-laki itu sampai kesini. Perasaan ia pesan tidak sampai 3 menit dan mereka berdua sudah terduduk rapi saja. Dan, Yuri pun menghilang.

Sial, itu anak memang hobi ngilang. "Awas Gata, tempat duduk aku!" usirnya.

Sedangkan yang di usir hanya menatap nya dingin tanpa ekspresi. Oke, Nestapa tidak mau berdebat, jadi ia memutuskan untuk mengalah dan pergi cari tempat duduk yang kosong.

Namun saat Nestapa hendak pergi, sebuah tangan besar menggenggam tangannya dan menarik nya agar bisa terduduk di pangkuan Anagata.

Mata Nestapa melotot tajam beserta kaget. Kini ia sudah murni berada di pangkuan Anagata yang memeluk nya erat sambil memainkan ponselnya.

Ingin sekali Nestapa mengumpati laki-laki di belakang nya ini, tetapi mulutnya seakan kelu dan hanya bisa pasrah.

"Eh Anying, banyak orangg woi" Regita meneriaki.

"Dunia seakan milik berdua" Alina berujar.

"Yang lain mah ngontrak" lanjut Maulida.

Sedangkan Anagata tidak berkutik dan melakukan pembelaan apapun. Berbeda dengan Nestapa yang ingin menghilang saja.

"Gata lepasin" Nestapa memohon.

"Silahkan aja kalo bisa"

Nestapa pun mencoba untuk bisa bebas dari rengkuhan Anagata. Namun sialnya ia tidak bisa melakukan itu, tangan Anagata sangat kuat untuk di lepas jadi mau tidak mau ia harus pasrah lagi dan lagi.

Lima menit kemudian, mang Wardiah pun memanggil Nestapa karena pesanan baksonya pun sudah jadi.

Nestapa pun langsung berdiri dan mengucap terimakasih karena mang Wardiah telah menyelamatkanya.

He Anagata [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang