chapter 18

333 36 11
                                    

Winwin yang sudah selesai menyiapkan bekal makan siang juga botol minum untuk Jaehyun segera berlari kembali ke kamarnya guna mengganti pakaiannya.

Hoodie dan celana training menjadi pilihan Winwin. Selesai mengganti pakaiannya, Winwin berlari kembali kedapur, mengambil bontot bekal juga minum yang sudah dia siapkan tadi.

"Uncle tolong siapkan mobil saya sekarang juga" ujar kepadanya salah satu pekerja sambil menenteng bekal makan dan minum.

"Baik Nyonya, akan segera saya siapkan" Jawab sang pekerja.

Winwin yang menunggu sang pekerja menyiapkan mobilnya, memutuskan menatap juga mengajak bicara orang yang sendari tadi terlihat panik disampingnya.

"Dari tadi gue perhatiin lo kelihatan panik dan gelisah, ada apa emangnya" tanya Winwin kepada pengasuh putra sambungnya, Kun.

"Begini Nyonya, mobil yang digunakan untuk menjemput Tuan muda Eric sedang bermasalah, sedangkan mobil yang lain sedang pada diservis, saya bingung mau jemput Tuan muda gimana, mana sekarang udah jamnya Tuan muda pulang sekolah" ujar Kun menjelaskan penyebab rasa panik dan gelisahnya.

Mengapa Kun tidak menjemput Eric dengan Kendaraan umum? Karna kawasan tempat berdirinya Mansion Jaehyun berada dikawasan elit yang berada jauh dari pusat kota. Jadi sulit bahkan hampir mustahil untuk menemukan kendaraan umum berlalu lalang disana.

"Astaga, kenapa enggak pakai mobil gue aja buat jemput itu bocah "tanya Winwin kepada Kun.

"Saya enggak berani Nyonya menggunakan barang yang diberikan Tuan besar Jaehyun kepada anda" jawab Kun jujur.

Winwin menggeleng kepalanya kala mendengar jawaban Kun.

"Nyonya mobilnya sudah siap" ujar pekerja yang sudah kembali menghadap Winwin.

"Iya, terima kasih, Uncle bisa kembali bekerja" ujar Winwin berterima kasih sambil mempersilahkan pekerja itu mengerjakan kembali pekerjaan nya.

"Ya udah ayo Lo ikut gue masuk mobil, kita jemput itu bocah sekarang, kasihan itu bocah kalau harus dibuat menunggu jemputan" ucap Winwin mengajak Kun.

"Baik Nyonya" jawab Kun.

Winwin dan Kun masuk kedalam mobil, Winwin meminta Kun memegang bontot bekal dan minum yang dibawanya. Winwin memakai sabuk pengaman begitu juga dengan Kun.

Winwin menghidupkan mesin mobil dan mulai membawa mobil menuju sekolah Eric dengan bantuan petunjuk arah dari Kun dikarenakan Winwin tidak tau dimana Eric bersekolah dan dirinya juga masih tergolong orang baru di negara ini.

Sesampainya di area sekolah, Winwin segera memarkir kan mobil nya diparkiran sekolah.Winwin dan Kun segera keluar dari mobil.

Mereka berdua memasuki area dalam sekolah. Melirik kesana kemari mencari keberadaan Eric." Dimana bocah itu, udah gue lirik kesana kemari enggak ada kelihatan batang hidung itu bocah" tanya Winwin kepada Kun.

"Saya juga kurang tau Nyonya, biasanya Tuan muda akan duduk di bangku ini, menunggu saya menjemput" jawab Kun, sambil menunjuk bangku yang dia maksud.

"Aduhh dimana ya kira-kira itu bocah, pusing kan gue jadinya, mana perasaan gue sesampainya di sini udah mulai enggak tenang" ucap Winwin dengan nada suara yang terdengar sedikit khawatir.

"Ya sudah Ayo kita sama-sama nyari itu bocah sampai ketemu" ujar Winwin mengajak Kun.

"Baik Nyonya" jawab Kun.

Winwin berlari kesana-kemari mencari Eric dengan Kun yang mengikuti dari belakang.mereka berdua mencari Eric keseluruh penjuru sekolah.

Winwin berlari kesana kemari sampai akhirnya Winwin kini berada di area belakang sekolah Dan disana Winwin dibuat terkejut kala menemukan Eric yang sepertinya terlibat adu gulat dengan ketiga temannya.

Winwin segera berlari mendekat ke arah Eric dan ketiga temannya guna melerai perkelahian diantara mereka berempat.

Sesampainya disana Winwin lagi-lagi di buat terkejut melihat keadaan wajah mereka berempat yang bonyok akibat perkelahian.

"YAK, BOCAH-BOCAH BODOH,BERHENTI BERKELAHI SEKARANG JUGA!!" Teriak Winwin marah.

Keempat bocah yang mendengar itu seketika berhenti berkelahi, mereka berempat kompak menatap sang pembuat suara Winwin.

"Ada apa ini hah, mengapa kalian berempat berkelahi!!" tanya Winwin dengan nada suara satu oktaf diturunkan.

"Dia diluan yang mulai Hyung, tiba-tiba saja dia memukul kami bertiga padahal kami tidak ada menganggunya" ucap salah satu dari ketiga teman Eric yang menjelaskan apa yang terjadi kepada Winwin.

Winwin yang mendengar penjelasan apa yang terjadi memilih diam sesaat. Menatap ketiga teman putra sambungnya itu sebelum akhirnya memutuskan untuk berjalan mendekat ke arah Eric.

Sehingga kini Winwin berada tepat di depan Eric. Winwin menatap Eric sebelum akhirnya mengangkat tangan keatas siap mengayunkan nya ke arah Eric.

Eric yang melihat Winwin mengangkat tangannya terhadap dirinya. Memilih hanya menutup matanya. dirinya lebih dari siap jika harus menerima pukulan Winwin.

Karna Mendapatkan hukuman berupa pukulan akibat dirinya yang berkelahi. Dimana teman berkelahinya yang akan menyudutkannya, dan dirinya yang tidak diberi kesempatan untuk membela diri bukanlah hal baru baginya.

Eric membulatkan matanya terkejut, bukannya menerima pukulan dari Winwin pada tubuhnya. Dirinya malah merasakan tangan halus Winwin yang membelai rambut nya.

"Teman lo udah ngasih kesaksian nya, sekarang giliran lo bocah buat ngasih kesaksian lo, Karna gue enggak bisa nentuin siapa yang salah hanya dengan mendengarkan satu pihak saja" ucap Winwin masih dengan membelai rambut Eric.

Eric yang mendengar perkataan Winwin terdiam sesaat. Sebelum akhirnya menatap Winwin dan mulai memberikan kesaksian mengenai apa yang terjadi sehingga berakhir dengan perkelahian.

"Dari hari pertama aku bersekolah disini, mereka bertiga sudah mulai mengangguku, aku yang tidak ingin ada keributan memilih diam, tidak memedulikan mereka yang mengangguk diriku." Ucap Eric menjelaskan.

"Namun kali ini aku tidak bisa diam dan mengabaikan perilaku tidak mengenakan mereka bertiga kepadaku" lanjut Eric menjelaskan.

"Wae? Perilaku kurang mengenakan apa yang dilakukan mereka bertiga kepadamu sampai-sampai kesabaran mu habis" tanya Winwin menyela penjelasan Eric.

"Mereka bertiga mengataiku yang tidak memiliki ibu, mereka mengatakan ibuku sangat membenciku, karena aku anak yang buruk, sehingga ibuku pergi meninggalkan diriku" Jawab Eric dengan setetes air matanya yang mulai jatuh.

Luar biasa marah itulah yang tengah dirasakan Winwin kala mendengar kesaksian Eric. Dan entah mengapa Winwin merasakan hatinya terasa sedikit sakit kala melihat air mata yang menetes dari mata Eric.

Winwin menatap tajam ke tiga teman atau lebih tepatnya ketiga lawan berkelahi Eric.
"Apakah yang dikatakan Eric itu benar?" Tanya Winwin masih dengan tatapan tajamnya.

"T-tidak I-itu tidak benar, Eric berbohong Hyung" jawab ketiga bocah itu dengan gugup.

"KUN!" Panggil Winwin.

Kun yang sendari tadi hanya diam dan menyaksikan adegan Winwin, Eric dan ketiga teman Eric dibuat tersentak kala mendengar sang Nyonya yang memanggil dirinya dengan volume suara yang cukup keras.

"Ya Nyonya" ucap Kun sambil berjalan mendekat ke arah Winwin dan Eric.

"Tahan ketiga bocah ini, sekarang juga kita ke kantor kepala sekolah!!" Suruh Winwin kepada Kun.

"Siap laksanakan Nyonya" Jawab Kun.

Ketiga teman Eric yang mendengar perkataan Winwin bersiap-siap ingin kabur namun Kun yang cukup gesit dan lincah berhasil menahan ketiga teman Eric tersebut sebelum melancarkan aksi kabur mereka.

Winwin kembali menatap Eric, wajah bonyok, memar di sekitar tubuh juga pakaian yang kusut bahkan kotor. Seperti itulah penampakan Eric sekarang.

Tidak tega meminta Eric untuk berjalan dengan keadaan nya sekarang. akhirnya Winwin memutuskan untuk menggendong Eric dengan gaya gendongan koala.

Kini Winwin dengan Eric berjalan menuju kekantor kepala sekolah dengan Eric yang memberikan petunjuk arah di ikuti Kun dibelakang sambil menarik tangan ketiga teman berkelahi Eric.

MY DESTINY {JAEWIN}Where stories live. Discover now