chapter 19

324 39 11
                                    

Sesampainya di ruang kepala sekolah, Winwin dengan tidak santainya langsung membuka pintu ruangan tersebut dengan cara menendang nya dengan kaki kanannya.

Eric terlihat biasa saja menyaksikan aksi tidak santai Winwin dalam membuka pintu. Eric sudah lebih dari sering menyaksikan aksi bar-bar sang Mommy sambungnya tersebut jadi dia sudah tidak kaget lagi.

Namun berbeda dengan Eric, Kun dibuat terkejut bahkan sampai ternganga lebar menyaksikan aksi bar-bar Winwin untuk pertama kalinya.

BRAK

kepala sekolah yang berada di dalam ruangan dibuat terkejut kala mendengar suara cukup keras yang dihasilkan Winwin dengan menendang pintu.

Kepala sekolah menatap tajam sang pelaku kebisingan.Winwin membalas tidak kala tajam tatapan sang kepala sekolah yang ditunjukkan kepada dirinya.

Ada apa ini, sampai-sampai anda datang ke ruangan saya dengan tidak sopan seperti ini" tanya sang kepala sekolah dengan menatap sengit Winwin sambil melipat kedua tangannya.

"Cih, pakai nanya lagi ini orang tua, pakai matalah, gak lo lihat ini empat bocah pada babak belur" jawab Winwin julid sambil membalas tidak kalah sengit tatapan sang kepala sekolah.

Kepala sekolah yang mendengar itu, segera berbalik menatap satu persatu siswanya. Dan alangkah terkejutnya dirinya melihat keempat siswanya yang pada babak belur.

Astaga, mengapa kalian berempat bisa babak belur begini" tanya sang kepala sekolah masih dengan rasa terkejut nya.

"Astaga pak tua satu ini, masih juga pakai nanya lagi" ujar Winwin mulai jengah.

Udah pak tua enggak usah banyak tanya anda ini, sekarang panggil orang tua bocah-bocah ini kecualikan Eric Karna udah ada gue sebagai perwakilannya, jangan lupa juga panggil guru bimbingan konseling"ujar Winwin dengan ekspresi wajah datar yang kini terkesan dingin.

Sang kepala sekolah yang sendari tadi sebenarnya sudah sedikit terintimidasi di buat oleh Winwin. Tanpa basa basi langsung menghubungi ketiga orang tua dari siswa-siswinya dan juga guru bimbingan konseling.

Sementara sang kepala sekolah disibukan menghubungi. Winwin berjalan mendekat ke arah Kun, membisikkan sesuatu hal, Kun yang mendengar itu mengangguk-angguk mengerti.

Kun pun beranjak pergi meninggalkan ruang kepala sekolah tersebut. Winwin menatap sebentar kepergian Kun sebelum akhirnya melirik ketiga bocah pembuat kegaduhan.

"Kalian bertiga duduklah di sofa, diam dan jangan coba-coba untuk berani kabur lagi jika kalian tidak ingin kuhukum" ujar Winwin dingin kepada tiga bocah tersebut.

Winwin berjalan kembali mendekat ke meja kepala sekolah. Duduk di kursi yang terdapat di depan kursi sang kepala sekolah yang dibatasi sebuah meja.

Eric, kemari lah, mendekatlah kesini" ucap Winwin sambil membuat gestur tangan memanggil (mengajak).

Eric berjalan mendekat ke arah Winwin. Sesampainnya Eric mendekat kepadanya.Winwin tanpa bag big bug langsung mengangkat tubuh Eric dan mendudukkan nya di pangkuannya. Sehingga kini Eric dan Winwin saling berhadapan.

"Sabar ya, gue tau lo ngerasain sakit sekarang, gue janji bakal langsung obati lo begitu semua ini selesai gue urus, gue enggak bakal bisa tenang sebelum ketiga bocah itu mendapatkan ganjaran atas pas yang diperbuat mereka sama lo" ucap Winwin sambil mengelus kepala Eric.

Eric yang mendengar perkataan Winwin dibuat terdiam beberapa saat. Menatap lurus tepat ke mata Winwin sebelum akhirnya Eric memutuskan menenggelamkan wajahnya di dada Winwin.

"Aku ingin tidur, tolong jaga aku agar tidak jatuh, jika ini sudah clear cukup bangunkan aku, tidak perlu mengendongku, aku tidak ingin lebih merepotkan lagi"ujar Eric sebelum akhirnya memutuskan untuk menutup kedua matanya.

MY DESTINY {JAEWIN}Where stories live. Discover now