Dia

2.9K 333 82
                                    

Memasuki Ballroom mewah di salah satu hotel ternama di Seoul bukanlah hal yang baru untuk Lisa. Ia bahkan sering menghabiskan waktunya di tempat-tempat mewah seperti ini hanya sekedar untuk minum wine atau berolahraga di pusat kebugaran yang ada di dalam hotel tersebut. Tidak heran sehingga ketika ia datang, beberapa staff yang memang sudah mengenali Lisa segera menyambutnya dan mengarahkan Lisa ketempat yang memang sudah di pesan oleh Sajangnim.

"Apakah Sajangnim juga sudah memesankan menu nya?" Tanya Lisa kepada salah satu waitress ketika Lisa sudah duduk nyaman di salah satu sofa disana.

"Sudah, Nona. Tapi Sajangnim mengijinkan jika Nona ingin menambahkan menu lainnya."

"Good. Tolong siapkan 2 botol wine favoritku untuk nanti aku bawa pulang. Jangan lupa masukan ke dalam tagihan Sajangnim." Ujar Lisa tanpa beban, berbanding terbalik dengan sang waitress yang terkejut mengingat harga minuman itu per botolnya.

Menunggu kehadiran seseorang yang bahkan belum Lisa ketahui wujudnya, membuat Lisa sedikit gugup. Berurusan dengan Sajangnim memang selalu membuatnya sakit kepala, kalau saja ia tidak ingat seberapa sayangnya pria itu pada Lisa, tentu ia tidak akan mau menuruti ide gilanya ini.

"Kenapa lama sekali! Kesan pertama saja sudah menyebalkan seperti ini! Harusnya dia yang menungguku, bukan malah seorang Lalisa Manoban yang menunggunya! Awas saja kalau pria yang Sajangnim pilihkan ini tidak sesuai kriteriaku, aku akan langsung mencampakkannya!" Lisa kembali menatap arah pintu masuk restaurant tersebut, memastikan apakah ada pria yang memasuki ruangan tersebut.

Membunuh waktu sembari menunggu sosok yang tak kunjung datang, Lisa menyibukkan dirinya dengan membaca berita tentangnya, memastikan bahwa isu yang mulai dikeluarkan oleh Sajangnim; apakah sudah berdampak atau belum.

"Mereka menghinaku seakan-akan hidupnya sudah lebih baik dariku! Dasar, akun-akun kurang kerjaan!" Lisa kembali terbakar emosi ketika membaca komentar-komentar jahat tentangnya.

"Apa aku datang di waktu yang tidak tepat?"

"Fred?! Hai... Apa yang sedang kau lakukan disini?! Sebuah kejutan!" Lisa terlonjak kaget kala mengetahui salah satu pengusaha muda berbakat yang dikenalnya itu tiba-tiba datang menyapanya.

"Mungkin akan benar-benar menjadi kejutan untukmu kalau kuberitahu apa yang aku lakukan disini sekarang." Senyumnya ramah. Pria bernama Frederic Arnault memang terkenal ramah kepada siapapun, menyandang sebagai salah satu pewaris dari orang terkaya di dunia; tidak lantas membuatnya tinggi hati. Sosok yang cukup Lisa kagumi karena kerendahan hatinya.

"Jangan bilang kau datang kemari untuk mengadakan event Celine! Aku harus membuat perhitungan dengan Peter kalau memang itu benar terjadi." Canda Lisa setelah melepas pelukannya dari tubuh pria tinggi itu.

"Bolehkan aku duduk?" Pria itu tersenyum penuh makna ketika menatap Lisa yang terlihat kebingungan atas permintaannya.

"I'm so sorry, Fred. Aku sedang—"

"—Sedang menunggu orang lain?" Tebak pria itu ketika melihat kecanggungan Lisa.

"Seperti itulah," Jawab Lisa dengan tawa kikuknya. "Kau datang dengan siapa?" Lanjut Lisa mencoba mengalihkan pembicaraan.

Pria itu tidak langsung menjawabnya, ia hanya tersenyum sembari menatap Lisa penuh makna. "Sendiri." Ucapnya terjeda ketika menatap Lisa yang masih terlihat bingung. "Aku khusus datang kemari langsung dari Paris. Sendirian. Untuk bertemu denganmu." Lanjutnya sembari terus mengamati reaksi Lisa.

"Maksudmu?"

"Aku diminta ayahku untuk datang menemuimu. Kukira kau sudah tahu apa alasan kita bertemu disini, bukan?"

Me with Mr. SmileWhere stories live. Discover now