Sifat Asli

2.3K 319 68
                                    

"Kenapa... Kenapa kita harus mengobrol di dalam kamarmu? Apa tidak ada tempat yang lebih terbuka? Kita bisa bicara di..." Lisa berseru dengan nada terbata, mulai kehabisan akal karena berbagai macam pikiran kotor yang memenuhi kepalanya saat ini.


Suara kekehan Fred membuat perkataan Lisa terhenti. Lalu, tiba-tiba Fred memangkas jarak diantara mereka, mendekati Lisa dengan sikap menngancam seolah akan melahapnya.


"Ti... Tidak, Jangan mendekat! Fred kau membuatku takut!" Lisa panik, kedua lengannya diluruskan ke depan tubuhnya, dengan telapak tangan terbuka lebar, menjadi satu-satunya pertahanan dirinya yang mulai kehilangan harapan.


"Kenapa? Apa yang kau takutkan dariku? Dimana Egomu yang berapi-api kemarin?" Lelaki itu berbisik dengan nada sensual yang gelap, menunjukkan dengan jelas siapa sebenarnya sang dominan.


Lisa beringsut, menempelkan tubuhnya pada dinding kaca balkon yang masih tertutup di belakangnya, Jantungnya berdebar begitu kencang seolah akan meloncat keluar dari rongganya.


Fred... Lelaki ini... Kenapa dia berbeda? Apakah ini sifat aslinya?

Keterkejutan Lisa akan sikap Fred membuatnya terpana sejenak, dan hal itu dimanfaatkan Fred dengan baik. Tubuhnya bergerak cepat menghimpit, lalu memerangkap Lisa diantara dinding kaca dan tubuh tingginya, membuat usaha Lisa untuk menjauh menjadi sia-sia. Namun Lisa tidak menyerah, kedua tangannya yang masih bebas kini bergerak mencoba mendorong dada Fred yang sekeras batu. Napasnya terengah, dan ketika frustasi melandanya karena ia tidak mampu membuat tubuh Fred bergerak seinci pun, tangannya pun sekarang bergerak keatas; bermaksud untuk mencakar wajah pria di hadapannya itu.



Sayangnya Fred seperti sudah bisa membaca apa yang akan Lisa lakukan selanjutnya, dengan sigap sebelah tangan lelaki itu mencengkram kedua tangan Lisa, menekuknya diatas kepala hingga memakunya tepat di dinding kaca. Sementara sebelah tangannya yang lainnya ia larikan ke bibir ranum milik Lisa. "Tidak sekarang, Cherie. Kau boleh mencakarku sepuasnya saat kita bercinta nanti," Fred berbisik, lalu mengecup salah satu sisi daun telinga Lisa.


"ORANG GILAAAA!!!" Teriak Lisa histeris kala mendengar kata-kata menjijikkan dari mulut pria itu, dirinya tidak menyangka kalau seorang pewaris LVMH ternyata adalah seorang pria berotak mesum.


"Kau yang membuat pria ini jadi gila. Jadikan ini sebagai peringatan untukmu, bahwa aku tidak suka jika nanti kita menemui kesalahpahaman lagi, kau bersikap seperti semalam. Kau wanita dewasa, begitupun aku. Semua hal bisa kita bicarakan baik-baik." Fred lalu dengan lembut melepaskan genggaman tangan Lisa dan mundur beberapa langkah agar Lisa bisa sedikit bernapas dengan lega.



"Kau mengancamku?!" Jawab Lisa di sisa-sisa keberaniannya.



"Kurasa seorang Arnault tidak pernah ingkar dengan kata-katanya. Jika aku bilang ini adalah peringatan, maka jangan pernah hal ini terjadi lagi, atau; Aku-akan-memberimu-hukuman." Fred berbisik dengan suara parau lalu bibirnya membuka dan menggigit ujung jari Lisa, membuat tubuh Lisa seakan tersengat listrik.


"Jangan melamun terus, cepatlah bersiap. malam ini kita berangkat ke yunani."


🐤🐤



"Kau yakin masih mau tetap di sana?"


"Hem. Selain Fred yang bertingkah aneh kemarin, semua orang di sini menyenangkan. Mungkin kemarin Fred hanya sedang mabuk." Lisa meregangkan tubuhnya kembali dan memposisikan bantal agar dapat menyanggah kepalanya dengan nyaman.



"Jujur aku khawatir. Kau baru saja mengenalnya Lisa. Dan jika terjadi hal buruk padamu, tidak akan ada yang melindungimu. Sebaik-baiknya mereka, mereka tetap  keluarganya, mereka pasti lebih memilih melindunginya dibandingmu."



"Oppa... Apa kau lupa? Aku yang sudah lama mengenal Jiyong Oppa saja masih bisa disakiti olehnya?! Lama atau tidak kita mengenal seseorang itu tidak bisa dijadikan jaminan kalau mereka akan menyakiti kita atau tidak." Kekeh Lisa.



"Tapi aku tidak akan menyakitimu." Jawab pria di seberang telepon pada Lisa dengan suara lembut namun masih bisa terdengar jelas  olehnya.




"Bogum Oppa memang is the best! Kau Oppa-ku yang paling baik. Aku tidak akan mendebat itu." Lisa tertawa mendengar ucapan Bogum yang sangat konyol menurutnya.




"Tetap saja, aku ingin kau pulang. Pasti lebih aman disini dibanding dengan di negeri antah berantahmu saat ini."




"Percaya padaku! Aku akan baik-baik saja. Feelingku tidak pernah salah, Kau tahu betul itu, kan? Aku benar-benar aman disini."




"Baiklah. Kalau kau yakin dengan itu, siapa aku yang bisa memaksamu?"




"Hahaha... Kenapa sekarang kau sering merajuk, Oppa? Apa kau dan tunanganmu sedang dalam masalah?"




"Kau tidak pernah membaca pesanku, ya? Aku tidak pernah memiliki tunangan anak nakal! Itu hanya karangan Agency lamaku agar rumor kita yang kemarin itu semakin besar."



"Wah! Benarkah?! Maafkan aku, Oppa! Sejak rumor kencan kita itu, aku jarang sekali membuka pesan karena banyaknya pesan kebencian untukku." Tawa Lisa kembali menggema memenuhi kamar tidurnya.



"Kau itu! Cepat pulang, Anak-anakmu mulai merepotkanku."



"Berikan pada Alice atau Wonjae untuk mengurusnya! —Oppa, Aku harus pergi sekarang. See you!" Lisa bergegas menutup panggilan telepon dari Bogum ketika terdengar bunyi ketukan pintu di depan kamarnya.



"Hi Lisa, kau mau bergabung dengan kami untuk sarapan di kolam renang? Anggap saja pemanasan sebelum nanti siang kita ke Zakynthos." Zita dengan bathrobe berwarna pink menyapa Lisa.



Perjalanan mereka ke Yunani semalam berjalan lancar. Tepat tengah malam, mereka akhirnya tiba di salah satu Mansion milik keluarga Arnault. Mereka sepakat untuk langsung beristirahat agar pagi ini bisa bugar dan siap mengikuti berbagai aktifitas sesuai rencana.



"Aku ikut. Kau mau tunggu sebentar?"



🐤🐤


"Jean! Kubilang tutup matamu!" Fred kembali berteriak pada adiknya untuk kesekian kalinya.



"Aku tidak melihat kearahnya! Ya tuhan... Kenapa tidak kau ambilkan saja selimut lalu kau bungkus kekasihmu itu!" Jean mulai tampak kesal dengan sikap posesif kakaknya itu.



"Aku bisa melihat dari bola matamu, anak nakal! Kau sedari tadi memperhatikan Kekasihku! Lihat, Pacarmu sedang ada di minibar! Lalu buat apa matamu terus menatap ke kolam renang?" Fred menatap sengit kearah Jean.



"Jangan salahkan aku yang tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Kau lihat bikini yang ia pakai? itu terlihat menarik di mata semua pria. Aku tahu batasan, Kak! Aku hanya mengagumi ciptaan Tuhan."



"Pergi kau dari sini sekarang atau bahan presentasi untuk Launching jam tanganmu akan kuhapus!"



"Kak! Kenapa kekanak-kanakan sekali! Jangan pernah sekalipun kau tega menghapusnya! Kau sudah berjanji untuk membantuku, bukan?!"



"Maka cepat pergi dari sini, bawa serta kekasihmu itu." Fred menatap acuh kearah Jean yang tengah menatapnya kesal.



"Kau terlalu posesif padanya! segera nikahi saja kalau begitu!" Jean lalu bangkit dengan menarik kasar handuk yang ada di kursi sandarannya, "Sayang! Ayo kita kembali ke kamar, Aku mengantuk!" Teriak Jean pada Zita yang tengah santai menikmati cocktail nya.



"Kau mau kemana, Jean?! Bukankah kita baru saja mulai?" Lisa menatap bingung kearah Jean dan Zita bergantian.


"Tanyakan saja pada Kakakku!"



"Hah?! Apa?" Lisa bingung.



"Akan kujelaskan. Diam disitu. Jangan bergerak sejengkal pun dari posisimu saat ini, Cherie." Fred lalu tanpa menunggu lama segera melepas pakaiannya dan hanya menyisakan celana renangnya saja. Menatap Lisa seakan siap menelannya hidup-hidup sembari berjalan dengan sangat cepat menuju ketempat Lisa berada.



'Mati aku! Apa aku terlalu menggodanya?'






🐤🐤🐤TBC🐤🐤🐤

Me with Mr. SmileWhere stories live. Discover now