Meet the Arnault

2K 301 32
                                    

Lisa merebahkan dirinya ke dalam Bathtub yang ada di dalam kamar mandinya. Merasakan sensasi hangat dari air yang kini dengan perlahan menenggelamkan tubuhnya, Lisa merasa ini sebuah cara yang cukup efektif untuk membuat hatinya lebih tenang.


Ia ingin menangis. Entah mengapa dadanya terasa sesak, ia merasa marah, kecewa dan malu?


'Ya Tuhan, kenapa aku mau saja ikut pergi dengannya?! Aku ingin pulang.' Lisa akhirnya meneteskan air matanya. Pecah sudah rasa sesak yang sepanjang malam ini coba ia tahan.


Rasa kelelahan setelah melakukan perjalanan cukup jauh dari Hanoi menuju Italia, ditambah dengan segala persiapan yang ia lakukan sebelum keberangkatannya kemari, membuat energinya terkuras habis. Namun nyatanya; pengorbanannya ini belum ada apa-apanya. Sesampainya ia di Villa mewah milik keluarga Fred, dan bertemu langsung dengan seluruh anggota keluarganya dalam status yang berbeda, Lisa seakan ditampar oleh kenyataan yang tidak pernah ia duga sebelumnya.





Flashback


"Tidak perlu gugup, Kau sudah hampir mengenali semua anggota keluargaku, bukan?" Fred menuntun Lisa menaiki beberapa anak tangga yang akan membawa mereka ke sebuah ruang perjamuan besar di salah satu sudut restaurant mewah milik keluarga Fred.



Dirinya lebih banyak diam di sepanjang acara makan malam mereka, selain bingung memikirkan cara cepat agar bisa membaur dengan anggota keluarganya; dan juga karena hampir di sepanjang acara makan malam ini, Ayah dan ibu Fred selalu berbicara dalam bahasa Prancis, yang sialnya tidak bisa Lisa mengerti sama sekali.


"Halo semua! Wah kebetulan yang menyenangkan!" Sebuah suara menyapa mereka. Wanita cantik berperawakan mungil, datang menghampiri meja mereka. Dapat Lisa lihat tatapan terkejut dari hampir seluruh keluarga Arnault saat itu, namun tidak lama; Zita, Kekasih Jean adiknya Fred menyambut sapaan wanita itu.


"Halo Caro, Apa yang kau lakukan disini? sebuah kejutan." Zita menyambut sapaan wanita yang akhirnya Lisa ketahui bernama Caroline Daur, seorang wanita kebangsaan Jerman yang memang sudah cukup dekat dengan keluarga Arnault.



"Aku sedang ada pekerjaan di daerah sini. Halo Tuan dan Nyonya Arnault, Hai Fred! kemana saja belakangan ini? Apa kau tidak merindukanku?" Sapa Wanita yang biasa di panggil Caro itu dengan begitu lantang dan percaya diri.



Suasana seketika berubah canggung, tidak banyak yang bersuara diawal kedatangan Caro di Meja kami, dan Fred pun hanya menjawab sapaan wanita tersebut ala kadarnya. Namun yang membuat Lisa kesal adalah sikap Fred yang tidak memperkenalkan dirinya pada wanita itu! hampir seluruh anggota Arnault bertegur sapa dengannya, dan saat itu Lisa yakin bahwa keluarga Arnault memang cukup akrab dengan wanita itu.



Lisa merasa begitu terasing di tengah obrolan demi obrolan yang mereka lakukan di hadapannya; menggunakan bahasa prancis yang tentu saja tidak bisa Lisa pahami, wanita itu terus saja berbincang dengan hampir seluruh anggota Arnault, bahkan dengan santainya kini ia sudah ikut duduk bergabung di meja mereka.



"Lisa, Kau mau tambah minumannya?" Sebuah sapaan lembut dari Ibunda Fred sedikit menghangatkan hatinya.



"Terima kasih." Lisa menerima tawaran itu dengan mendekatkan gelas wine miliknya kearah Helene yang tengah menyodorkan botol berisi cairan mahal itu.


Ketika fokus Lisa sedang teralihkan karena mengamati gelas miliknya yang tengah diisi oleh Helene, Ibunda Fred tersebut kini tengah berbicara dalam bahasa Perancis kepada Caro, nada suara dan ekspresi wajahnya terlihat kurang mengenakan; membuat tawa Caro yang sebelumnya memenuhi obrolan di meja tersebut seketika terhenti, bahkan anak dan menantunya pun kini terdiam.


"Apa kau baik-baik saja? Mau kuantar ke kamarmu?" Fred tiba-tiba bertanya pada Lisa, membuat Lisa yang masih mencoba mencerna tentang apa yang tengah Helene ucapkan itu, seketika teralihkan.


"Kenapa memangnya? Apa keberadaanku disini menganggu?" Spontan Lisa bertanya hal tersebut pada Fred. Dirinya yang sedari tadi sudah merasa dikucilkan, kini malah harus menerima perlakuan seperti sedang diusir oleh pria yang notabennya adalah kekasihnya.


'Kenapa aku yang harus pergi dari sini? kenapa bukannya wanita itu?' Batin Lisa.



"Baiklah, tunggu aku sebentar." Fred menatap Lisa dengan begitu serius, seakan apa yang baru saja ia ucapkan adalah sebuah perintah.



Fred bangkit dari kursinya dengan tenang, berucap beberapa kalimat dalam bahasa perancis pada orangtuanya, lalu kemudian ia menghampiri Caro dan mengajak wanita itu untuk ikut pergi bersamanya, meninggalkan Lisa yang hanya bisa menatapnya dengan bingung.



Semua anggota Arnault terlihat terkejut akan tindakan Fred yang memilih pergi bersama wanita itu dan meninggalkan Lisa begitu saja. Tatapan iba pun sempat Lisa rasakan dari Saudara-saudaranya yang secara diam-diam kini tengah memperhatikan Lisa.



"Jean, antarkan Lisa kembali ke kamarnya. Biarkan dia beristirahat dan pesankan beberapa makanan untuknya di kamar." Tuan Bernard berbicara dengan bahasa Inggris pada anak bungsunya.



"Baik, Papa. —Lisa, Ayo?" Jean menatap takut-takut kearah Lisa dan papanya secara bergantian.



'Jadi sekarang aku diusir dari acara makan malam ini? Sudahlah ditinggalkan oleh Fred yang lebih memilih pergi dengan wanita lain, kini keluarganya pun malah mengusir Lisa. Apa orang kaya memang bisa semena-mena seperti ini?!' Lisa membatin.



Rasa malu, marah, kecewa semua menjadi satu. Dirinya merasa begitu tidak dihargai. "Saya pamit." Ucap Lisa sopan kepada seluruh keluarga Arnault dengan sisa- sisa kesabaran dan kewarasan yang masih tersisa di dirinya. "Tidak perlu diantar, Saya masih ingat jalan kembali ke kamar. Permisi." Ucap Lisa pada Adik Fred tersebut.



Lisa mengabaikan panggilan Jean yang ternyata masih mengikutinya selepas kepergian Lisa dari Restaurant, —Adik Fred tersebut tetap membuntuti langkah kaki Lisa dengan terus mengatakan bahwa ia harus mengantarkan dan memastikan Lisa selamat sampai kamar tidurnya. 'Berlebihan!' Umpat Lisa dalam hati.


Flashback End


Bunyi ketukan terdengar terus tanpa henti dari balik pintu kamarnya.  Meskipun Lisa dan Fred menempati 1 Cottage yang sama, namun terdapat 2 kamar di dalamnya, sehingga Lisa masih bisa bernapas lega karena tidak harus bertemu dengan Fred malam ini. Saat ini Fred tengah berdiri didepan pintu kamar Lisa dan masih terus membujuk agar Lisa mau membukakan pintu kamar untuknya. "Cherie, kau boleh mengabaikanku, tapi kau tetap harus makan, kumohon."



"Tidak perlu. Aku ingin langsung tidur! Jadi kumohon kau berhenti mengetuk pintu kamarku."



"Kau harus makan, Cherie." Fred masih tidak menyerah.



Dengan emosi yang masih menyelimuti dirinya, Lisa akhirnya memutuskan untuk mengabaikan Fred dan beranjak masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar tidurnya. "Bicara saja sana sama tembok! Aku tidak peduli!" Lalu Lisa membanting dengan cukup keras pintu kamar mandi miliknya dan tak lupa mengunci pintu tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak ia inginkan yang mungkin saja bisa terjadi.




🐤🐤🐤TBC🐤🐤🐤

Me with Mr. SmileМесто, где живут истории. Откройте их для себя