Part:2

43.4K 5.1K 301
                                    

Marvel yang baru bangun dari tidurnya, menghela nafasnya kecewa ketika ternyata dirinya masih berada di raga Leo.

Dia akhirnya memutuskan untuk ke kamar mandi, bersiap-siap berangkat ke sekolah. Sekarang Leo duduk di bangku kelas 11 SMA, sama seperti dirinya dulu juga berada di bangku 11 SMA.

Dulu dia tinggal di Surabaya, tapi sekarang ternyata dia ada di Kota Jakarta. Jadi Marvel masih bisa melihat keberadaan kakaknya kapan-kapan kan, itu yang dia syukuri karena masih diberikan kesempatan kedua walau harus terjebak di tubuh Leo ini.

"Yahh gue jalani aja deh apa adanya, yang penting gue nggak berurusan sama mereka, terutama sama Darel" gumamnya memperhatikan dirinya di pantulan cermin setelah menggunakan seragam sekolahnya.

"Okay Leo semangat, ingat hilangkan kebiasaan malas lo itu"

"Lo harus mandiri mulai sekarang karena nggak ada yang ngurus lo seperti dulu" ujar Leo tersenyum dan menghela nafasnya berat.

Setelah hampir 15 menit, dia memutuskan keluar dari kamarnya dan menuju ruang makan di mana semuanya sudah menunggu di sana. Tanpa menghiraukan yang lainnya, Leo duduk di kursinya dan memperhatikan makanan di atas meja itu.

"Nggak punya sopan santun banget sih lo, nggak liat ada orang di sini apa" sinis Sean tapi dihiraukan oleh Leo.

"B-bang Leo sakit?" Tanya Darel sedikit takut, tapi dia penasaran karena menyadari ada sesuatu yang aneh dengan abangnya itu.

Tidak biasanya Leo hanya diam tanpa menyapa mereka pikirnya, mungkin yang lain juga menyadari itu terbukti daddy dan abang-abangnya juga menatap heran ke arah Leo.

"Kalau ditanya itu dijawab" ucap Aidan tegas, tapi Leo hanya menatap mereka malas tanpa berniat mengeluarkan suaranya sedikitpun.

"LEO!" bentak Aidan karena kesal diabaikan, membuat Darel terperanjak kaget karena suara Aidan sangat keras itu, tapi Leo masih tidak bergeming dan masih menatap mereka malas.

"Sudahlah, makan" tengah Andre dan tersenyum kepada Darel.

"Adek mau makan apa hmm?" Tanya Andre pada Darel, Darel yang masih memperhatikan Leo menatap daddynya itu.

"Adek mau nasi goreng aja dad" ujar Darel dan diangguki oleh Andre dan mengangkat Darel kepangkuannya.

"Daddy, El mau makan sendiri" rengek Darel

"Diamlah baby, daddy suapin okay" ucap Andre mengelus rambut Darel

"El udah besar dad, mau makan sendiri" ujar Darel menatap daddynya itu kesal dan memanyunkan bibirnya, membuat Andre dan lainnya terkekeh gemes kecuali Leo yang hanya diam menghabiskan makanannya dengan tenang.

Mengabaikan Andre yang memanjakan Darel, Leo memutuskan berdiri karena makanannya memang sudah habis. Mendengar decitan kursi itu, semua pasang mata langsung mengarah kepada Leo yang berjalan menuju ke arah dapur.

Mereka mengangkat bahunya acuh dan melanjutkan sarapannya sambil sesekali menggoda Darel yang tampak kesal.

"Bik, tolong bikin bekal buat Leo ya" pinta Leo membuat maid itu menatap heran mendengar nada suara tuan mudanya itu terkesan lembut, padahal Leo yang dia kenal selalu membentak mereka dan hanya lembut berbicara dengan keluarganya.

"Bik" panggil Leo lagi melihat maid itu termenung.

"I-iya tuan muda" gugup Maid itu karena takut dimaki oleh Leo, Leo tersenyum maklum membuat maid itu semakin tidak percaya melihat senyuman itu.

"Leo minta bikinin bekal bik" ulang Leo

"A-aah i-iya bekal"

"Tunggu sebentar ya tuan muda" ujar Maid itu dan langsung bergegas membuatkan Leo bekal. Leo terkekeh pelan dan duduk di pantri dapur itu sambil merebahkan kepalanya di meja menunggu bekalnya.

I'm Not Leonard (Tersedia Versy E-book)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon