Part:20

30.5K 3.7K 341
                                    

Vote and komen Juseyo...

....

Leo merenggut kesal melihat ke luar dari kaca pintu Balkon kamarnya yang berada di mension kediaman Fernandes. Yahh kalian memang tidak salah baca, Leo sekarang berada di sana sekarang.

Entah apa yang dipikirkan oleh Dhika, akhirnya dia malah menyetujui perkataan dari Andre untuk tinggal di mansion Fernandes. Dan sekarang dia malah terkurung di kamarnya karena terus saja berusaha kabur tadi.

Leo menghela nafasnya berat dan tiduran di lantai kamarnya menatap langit-langit kamar yang sebenarnya tidak menarik itu. Sampai atensinya mendengar suara pintu dibuka, Leo menatap sebentar dan memalingkan wajahnya ketika melihat Dhika tersenyum ke arahnya.

"Ngambek hmm" ucap Dhika mengelus rambut Leo

"Masih aja nanya" kesal Leo dan memunggungi Dhika, membuat Dhika terkekeh pelan dan mengangkat Leo ke gendongannya.

"Maafin abang ya, kamu nggak liat tadi banyak bodyguard hmm"

"Kalau kita menolak pun, pasti daddy kamu itu akan tetap memaksa membawa kita ke sini" jelas Dhika

"Tapi bang tetap aja Leo nggak mau di sini, kabur aja yuk" ajak Leo

"Nanti Leo aduin sama Oppa" lanjut Leo

"Nggak bisa dek, kamu mau terkurung di kamar kamu terus hmm kalau kabur"

"Dan Oppa juga setuju kalau kita di sini, dia sudah tau mengenai penculikan kamu kemarin" ujar Dhika

"APA, terus gimana dong bang?"

"Kalau Opa bawa Leo ke Amerika lagi gimana?"

"Kok oppa bisa tau sih?" Ujar Leo sedikit panik, apalagi dia tau Oppanya itu seperti apa.

"Memang sepertinya kamu lebih aman di sana" ujar Dhika dan membaringkan Leo di kasurnya begitu juga dirinya dengan terus mengelus rambut Leo.

"Leo nggak mau bang, Leo baru 4 hari di sini, kok sudah balik lagi ke sana"

"Nggak mau" tolak Leo, padahal tujuannya di sini belum tercapai, kenapa sekarang malah terancam di bawa ke Amerika lagi, pikirnya.

"Nah itu, kamu baru 4 hari di sini tapi sudah terlibat penculikan, bagaimana selanjutnya hmm"

"Abang nggak akan tenang dek, abang takut terjadi sesuatu sama kamu" ucap Dhika, Leo menghela nafasnya pelan, membenamkan wajahnya di dada bidang Dhika kemudian memeluknya.

"Leo senang dengarnya ada yang mengkhawatirkan Leo seperti ini, makasih ya bang"

"Tapi Leo baik-baik saja, Leo kan ada abang di sini"

"Leo juga kan udah janji sama abang akan nurut, abang boleh kok pasang GPS dekat Leo atau menyuruh orang lain buat ngawasin Leo"

"Tapi Leo mohon, jangan bawa Leo ke sana lagi" ucap Leo mendongakkan kepalanya dan menatap Dhika dengan tatapan memohon.

"Baiklah, tapi salah satunya kita tinggal di sini, tidak ada penolakan"

"Dan kamu tidak perlu khawatir, ada abang di sini bersama kamu, jadi kamu tidak sendirian lagi di sini" ujar Dhika mengecup puncak kepala Leo dan diangguki saja oleh Leo.

"Terima kasih bang, abang memang abang terbaik Leo, Leo sayang sama abang"

"Itu sudah pasti dek dan abang juga sayang kamu" ujar Dhika dan tersenyum menatap Leo, begitu juga dengan Leo.

"Sekarang kamu istirahat dulu ya, nanti abang bangunin pas jam makan malam" lanjut Dhika dan dipatuhi oleh Leo.

"Good boy" ujar Dhika dan mengecup singkat pipi Leo dan terus mengelus rambut Leo sampai dia tidur. Setelah di rasa Leo sudah tertidur, Dhika berdiri dan keluar dari kamar Leo tidak lupa juga menguncinya kembali, takut nanti Leo malah kabur lagi tanpa pengetahuannya.

I'm Not Leonard (Tersedia Versy E-book)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu