Part:9

38.3K 4.5K 306
                                    

Vote and comment juseyo

....

Leo sedang bersenandung ria di kamarnya sambil membereskan pakaiannya masuk ke dalam kopernya. Dari tadi dia tidak bisa berhenti senyum karena akhirnya mulai besok dia bisa keluar dari mansion ini.

"Apa lagi ya?" Gumamnya memperhatikan sekitar kamarnya sambil berpikir dengan mengetuk jarinya di dagu.

"Okay, sepertinya udah deh" monolognya dan menutup kopernya itu dan lanjut rebahan di kasurnya.

Dia jadi ingat kejadian pada malam waktu itu..

Flashback

"Apa maksudnya ini Opa?" Tanya Aidan

"Yahh kalian tidak salah dengar, Opa akan bawa Leo lagi"

"Dan Leo pun setuju akan hal itu" ucap Dirga membuat yang lainnya langsung menatap ke arah Leo.

"Dan kamu tidak bilang sama saya dulu haa" geram Andre menatap Leo tajam

"Harus yaa gue bilang, bukannya kalian nggak akan peduli juga sama gue"

"Dan gue tau itu yang kalian mau dari gue dan nggak liat gue lagi di lingkungan keluarga kalian" ucap Leo menatap Andre tak kalah tajam.

"Jadi gue rasa nggak ada hak apapun buat gue bilang atau izin sama kalian dulu" lanjut Leo menghela nafasnya pelan

"Kamu benar-benar tidak menghargai kami sebagai keluarga kamu haa, seharusnya keputusan seperti ini dibicarakan dulu sama daddy dan abang kamu, jangan seenaknya saja kamu memutuskannya" ujar Aidan tampak tidak terima

"Jadi sekarang kalian menganggap kalau gue keluarga kalian" timpal Leo malas melihat Aidan tampak diam.

"Okay pembicaraan sudah selesai kan, Leo ke kamar dulu"

"Opa Oma good night" ucap Leo mengecup singkat pipi Opa dan Omanya, kemudian melirik sekilas ke arah daddy dan saudaranya dan melangkah pergi begitu saja.

"LEO!" Panggil Andre tapi diabaikan oleh Leo.

"Anak itu" geram Andre mengepalkan tangannya emosi

"Hmm enak haa, diabaikan seperti itu"

"Kira-kira seperti itu yang dirasakan Leo selama tinggal di sini" sindir Dirga

"Haaa padahal waktu kecil dia sangat menggemaskan dan ceria, setelah sampai di sini dia jadi seperti itu ya"

"Memang benar, lingkungan itu mempengaruhi sifat seseorang" timpal Tina dan diangguki oleh Dirga. Kemudian mereka melangkah menuju kamar mereka, meninggalkan Andre dan yang lainnya.

Darel masuk ke kamar Leo dan duduk di kasur Leo karena tidak melihat keberadaannya di sana.

"Lo hoby banget ya masuk tanpa ngetuk pintu dulu ke kamar gue" ujar Leo mendekati Darel dan menghapus air matanya.

"Sudah gue bilang bukan, kalau lo bersama gue jangan menangis" lanjut Leo dan rebahan menatap langit-langit kamarnya.

"El nggak akan nangis lagi bang, tapi El mohon jangan tinggalin El lagi hiks"

"Abang di sini aja ya sama El" ucap Darel menatap abangnya itu berharap.

"El yakin, daddy dan abang akan sadar setelah ini dan menerima abang"

"Jadi abang jangan pergi hiks, El nggak akan cengeng lagi kalau bersama abang hiks" lanjut Darel terisak, Leo menghela nafasnya pelan dan duduk untuk menghapus air mata Darel lagi.

I'm Not Leonard (Tersedia Versy E-book)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora