21) Poor Jaemin

3.7K 342 19
                                    

Vote berkurang , chapter makin pendek

Setelah mengantar Jeno ke sekolahan, Jaemin langsung pergi ke kantor. Entah urusan apa, darurat kalo kata Yuta. Biasanya kalo hari sabtu, Jaemin selalu datang sakarepe dhewe. Tau ah, Jaemin nggak mau jatuh miskin!

Nanti yang menghidupi Jeno siapa? Ingat, biaya kawinan juga nggak murah! Biaya hidup juga makin mahal. Kan nggak lucu kalo Jaemin tiba-tiba di pecat dari kantor bokap sendiri? Ntar nggak ada yang manjain tytyd.

Jaemin ngeliat mobil Lamborghini terparkir di depan kantornya. Tepatnya di sebelah mobil Jeep Wrangler milik Mark.

Langkahnya ia percepat ketika melihat Mark berjalan menuju lobby lift, sudah jelas Mark nungguin tuannya. Tangannya menekan tombol lift itu.

"Bagaimana dengan tidur anda semalam, apakah nyenyak" Mark tertawa sambil menerima tas kantor Jaemin. Karena semalam Jaemin tidur di rumah Jeno sampe pagi.

"Aku tidak menyadari nya, aku mabuk tidak sadar"

"Saya rasa anda perlu membiasakan diri untuk mabuk, hal jitu yang bisa mendekatkan anda dengan calon suami kecil anda" ujar Mark.

Jaemin menghadiahi penuturan Mark dengan senyum remeh ke arahnya. "Apa di rumah mu tidak ada kaca? Beraninya mengatur hidup saya?"

Mark terdiam, melihat makhluk tampan di sampingnya lewat iris mata. "Sudah kuduga, anda selalu copas perkataan Ayahanda Yuta"

Jaemin mengaku kalah, kecerdasan Mark memang tidak perlu di ragukan lagi. Perlu di ingat, kalimat seperti ini kerap di ucapkan oleh Yuta sebagai panutan, terutama jika terjadi kesalahan yang di lakukan oleh putra semata wayangnya ini.

Mereka telah sampai di aula rapat, lantai paling atas. Disana sudah ada Yuta tentunya.

"Pagi ayah"

"Hmm, bagaimana? Apa Jeno ku baik-baik saja" di ujung ruangan, tampak Mark mentertawakan Jaemin. Lagi-lagi bukan sang anak yang dipertanyakan, namun calon menantu nya.

Jaemin mengangguk sebagai jawaban, kedua matanya menukik tajam ke arah bahu Mark yang bergetar menahan tawa.

"Kapan rapat ini akan di mulai? Aku sangat lelah"

"Lelah? Hey, kemarin kau mabuk sampai tidak ingat waktu? Kau bilang lelah? Apa dikamarmu tidak ada kaca??"

Apa yang di katakan oleh Mark di dalam lift tadi pun kini dipertanyakan kembali oleh Yuta, si pemilik kalimat super keramat itu.

Jaemin tidak menjawab, menghela nafas panjang kemudian bergerak memijit pelipisnya. Surai coklat Jaemin sudah mulai panjang, tinggal nunggu komentar pedas dari Jeno yang selau menolak Jaemin berambut gondrong.

Tidak lama kemudian, oknum yang di tunggu-tunggu oleh Jaemin pun datang. Membawa seorang tangan kanan, sosok pria uang memiliki surai dan alis tebal, tinggi dan postur tubuh atletisnya mampu membuat siapa saja yang beradu pandang dengannya lemah seketika.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mr Simple ( JAEMJEN ) end Where stories live. Discover now