34) Nyidam (001)

2.9K 240 6
                                    

Jeno terbangun dengan keadaan lemas. Beberapa hari ini tubuhnya kurang olahraga, Jaemin mengurungnya di dalam rumah setelah tragedi hari itu.

Dimana seorang tahanan yang saat ini mendekam di bui adalah ayah kandung Jeno sendiri. Yang lebih membuat Jaemin ngeri dan ingin mengubur diri, ketika keganasannya dalam menangani Jaehyun seperti hendak membantai seorang penjahat.

Jaemin tidak mengijinkan Jeno untuk keluar rumah, karena Jaemin sendiri pun takut.

Praduga Jaemin tentang reaksi seorang Yuta pun semakin menambah beban pikiran dan hidupnya. Yuta benar-benar marah atas perlakuan kasar anaknya pada makhluk yang tidak berdosa.

Walau Jaehyun sendiri pun mengaku salah, karena dirinya lah yang memancing emosi Jaemin sendiri kala pesta pernikahan malam itu.

"Kali ini Jaehyun aku bebaskan, biar tambah mampus uripmu!" Apa ini? Jantung Jaemin serasa pindah tumit, suara Yuta begitu menggelegar di bawah atap ruang santai.

"Tenangkan dirimu sayang"

"Tidak mami, aku tidak bisa tenang" sangkal Yuta.

Peristiwa itu membuat nya meninggalkan waktu istirahat untuk berpikir keras. Putra semata wayangnya begitu bengis dan kejam.

Yuta mengerjapkan mata beberapa kali, mengusap wajahnya kasar kemudian merebah ke sofa sembarangan. Di sampingnya, ada winwin yang sedang merajut topi bayi.

Bibir winwin selalu tersenyum seiring liukan jarum sulam di tangannya.

"Mami, apa kau yakin bayi Jeno perempuan? Mengapa topi itu berwarna pink!?" yuta memiringkan badannya, tangan kirinya menumpu kepalanya.

Membiarkan rambut gondrongnya tergerai.
Winwin mengangguk. "Aku yakin sekali, Jeno suka berdandan. Sudah pasti bayinya perempuan"

Yuta mencoba memaklumi, karena winwin pernah hamil.

"Lalu, kapan kau akan membuatkan bayi perempuan untukku" ucapnya dengan tatapan mesum.

Winwin merotasikan kedua matanya kesal. "Kau buat saja sama kambing tetangga, tinggal pilih mau nusuk lubang yang mana, ydah gitu banyak pilihan. Aku sudah tua mana mungkin bisa hamil dasar tidak tau diri"

"Ah mamiih,, come on mamih punyaku keras banget euuyy"

Saat ini tangan Yuta bergerak naik turun pada kejantanannya. Ada pipi bulat winwin yang tampaknya merona akan ulah absurd suami nya ini.
Dari ujung tangga, tampak Jaemin menggandeng Jeno yang sudah rapi dengan daster unicorn membalut tubuhnya.

"Pokoknya beli di indomaret mass" ah, Yuta bisa mendengar keluhan manja si manis Jeno nya.

"Iya, kita beli sekarang"

Yuta lagi-lagi tersenyum binar. Teringat masa mudanya, kehamilan winwin adalah hal yang paling ia sukai. Menyimpan banyak sejarah, dan tidak akan mudah terlupakan oleh nya.

Sesampainya di indomaret

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesampainya di indomaret

"Mass Nana, aku duduk di troli terus di dorong sama mass"

Jaemin berdecak kesal, keinginan seorang bumil apakah harus se-parah dan se-langka ini? Tapi kalo ngelak, Jaemin nggak mau Jeno ngereog di sana. Nambah malu, perkara makin panjang.

"Kamu serius mau duduk di troli yang? Kan cuma beli kinder?" jaemin mengingatkan, namun Jeno udah terlanjur menaiki troli itu.

Bisa-bisa satu indomaret di borong, padahal waktu di rumah si Jeno cuma minta di beliin kinder.

Jaemin kembali pasrah sama keadaan. Dimana orientasi nya di injak-injak oleh keinginan Jeno yang luar biasa ini.

Sukses memenuhi keranjang dengan 300 biji kinder, Jaemin mendorongnya ke kasir.

Mbak kasir nggak berani negur, soalnya udah kenal sama pasangan yang baru nikah beberapa bulan ini.

Apalagi mbak kasir pernah mabok sama ketampanan Jeno. Rahimnya anget kalo liat paras wajah tampan pria berdarah korea yang belum diketahui oleha siapa-siapa.

Eh,. Malah Jeno nya yang bunting? :((

Jeno bahagia banget, harta karun di dalam kulkas dua puluh empat pintu yang baru saja di beli pun penuh dengan jajan.

Kulkas itu di beli atas permintaan Jeno, udah lama jeno ngempet banget pengin punya kulkas dengan pintu sebanyak itu.

"Makasih ya mass"

"Hmmm" dingin, Jeno mulai berulah.

Kelopak matanya mengerjap, seperti memikirkan sesuatu.

"Mass"

"Apa sayang? Sabuknya di pakai dulu" saat ini mereka akan kembali ke rumah, karena bentar lagi hujan.

Awan gelap seperti memberi tanda pada mereka untuk segera pulang.

"Nono, mau beli itu mass"

"Beli apa ? Mumpung masih disini" baik banget emang calon bapak ini.

Jeno ragu, tapi harus jujur. Kan mass Nana udah janji buat bikin jeno tersenyum dan bahagia jasmani dan rohaninya.

"Jeno, mau beli kapal pesiar mass"

"APAAAHHH???"

Oh tuhan, kenapa ketampanan di wajah Jaemin berubah jadi cengo gini? Jeno hampir saja pingsan, teriakan Jaemin begitu lantang dan hampir saja membuat kaca mobil mereka retak.

"Iya mass, aku tuh mau mass Nana beliin kapal pesiar buat aku dan" jeno menunduk, mengusap permukaan perutnya. "Aku dan anak aku mass, aku tuh ingin bersalin di dalam kolam renang kapal pesiar?"

"Tapi kan ayah juga punya sayang," Jaemin sebisa mungkin menjaga image nya, tangannya mendarat mengusap pucuk kepala jeno dan mengecup ujung bibir kanannya.

"Katanya kamu takut naik kapal"

Kini giliran Jeno bungkam, tidak tau kalimat apa yang baru saja ia lontarkan. Jeno jadi kikuk, kemudian tersenyum kecut.

Jaemin melanjutkan perjalanan pulang, kali ini suami nya begitu manis dan syahdu di pandang.



25/03/2023
Guys, puasa Gini kalo update malam gapapa kan ya?
Aku gatau soalnya Nonis
Kalo boleh, aku bisa up tiap malam.

Mr Simple ( JAEMJEN ) end Where stories live. Discover now