Chapter 18

2.3K 804 503
                                    

Anindita baru saja sampai di rumah setelah diantar oleh Caraka, sebelum turun dari mobil, cowok itu menahannya dan bilang. "Nin, soal perasaanku itu urusanku, aku nggak mau kamu merasa terbebani. Bersikap biasa aja, kalau memang kamu nggak bisa balas perasaanku ya nggak apa-apa. Aku cuma mau tahu kalau aku suka sama kamu." Begitu katanya. Anindita tidak menyangka kalau Caraka bisa romantis juga.

Membayangkan Caraka dan kata romantis dalam suatu kalimat saja adalah sesuatu yang berada di luar nalar sekaligus bikin merinding. Hiy!

Ketika dia pulang, Janitra masih belum pulang. Hanya ada Tante Nia sedang duduk menonton televisi. "Malam, Tante." Dia menyapa sambil menunduk.

"Diantar Caraka kamu, hm?"

"I-iya, Tante."

"Mau goda-goda Caraka kamu, ya? Dengar ya, kamu nggak cocok sama dia. Anak kampung kayak kamu kok berani-beraninya menggoda Caraka. Saya tahu dia karena dia berteman dengan anak saya sejak SD. Orangtuanya terhormat, bebet-bibit-bobotnya jelas, jangan kamu perangkap Caraka seperti ibumu yang gatal itu menjebak suamiku." Kalimat Tante Nia begitu menusuknya. Biasanya Anindita akan bersikap biasa saja, tapi kali itu entah kenapa dia jadi sensitif, dia sedih karena semua yang diucapkan oleh Tante Nia adalah sebuah kebenaran mutlak.

Anindita mandi, berganti baju, lalu tertidur di atas ranjangnya. Dia bermain ponsel sebentar, mengirim chat ke Dian serta ibunya. Lalu dia tertuju ke Whatsapp Caraka. Cowok itu sedang online. Aneh! Kenapa melihat-nya sedang online saja berhasil membuat jantungnya berdebar?

Caraka

Blm tidur?

Oh tidak! Pesan yang dikirim Caraka langsung terbaca karena Anindita memang sedang melihat pesannya.

Caraka

Cie ada yang mantengin profil aku ternyata,

nungguin di-chat ya Bu?

Anindita

Nggak! GR banget kamu huu.

Caraka

*sends a photo*

Baru aja mandi nih.

"Ngapain juga kirim-kirim foto, kepedean," sindir Anindita, anehnya dia menge-zoom foto itu dan tanpa sadar tersenyum melihat Caraka dalam rambut basah baru mandi.

Anindita

Stop deh tebar pesona.

Caraka

Padahal aku cuma kirim foto

Kalo kamu bilang gitu berarti kamu emang lg terpesona


"Caraka nyebelin!"


Caraka

Tidur dulu ya

G night.

"Gitu yang katanya mau pendekatan? Masa tidur duluan?" gerutu Anindita, tapi detik berikutnya dia menyadari kalau bukan hanya Caraka yang bingung. Dia juga. "Ini nggak adil!" balasnya, nggak adil karena Caraka yang menyatakan perasaan, tapi Anindita harus menanggung beban. Dia jadi tidak bisa tidur, sementara Caraka justru tertidur? Huh.

Sewaktu Anindita meletakkan ponsel di meja. Terdengar bunyi kelontang dari luar, padahal jam sudah menunjuk pukul 12 malam. Gadis itu keluar, memastikan apakah ada kucing. Rupanya suara itu berasal dari Janitra. Dia masih bekerja sedang memotong bahan dengan gunting.

Cita Cinta CarakaOnde histórias criam vida. Descubra agora