END

2.9K 559 360
                                    

Hal pertama yang Janitra lakukan ketika mendengar bahwa adik tirinya kecelakaan dan sedang kritis di rumah sakit adalah terdiam. Seharusnya dia senang—bukannya itu hal yang sejak dulu dia inginkan? Dia ingin Anindita tidak pernah lagi muncul dalam hidupnya. Namun, yang Janitra rasakan adalah rasa sepi. Biasanya ada suara Anindita menyapanya tiap kali dia keluar kamar, atau Anindita yang duduk di ruang tengah sambil belajar, atau Anindita setiap subuh sibuk di dapur untuk membuat bekal.

Janitra kini berdiri di depan kamar Anindita. Entah apa yang tiba-tiba membebani kakinya kali itu, seolah ada sesuatu menggerakkan dirinya untuk masuk ke kamar Anindita. Dia menekan knop pintu. Spreinya terlihat rapi. Dia membuka lemari, tidak ada baju yang tersisa, hanya ada sebuah selimut tertinggal. Janitra mengambilnya dan tangannya menemukan sebuah buku catatan harian menyembul keluar.

Kening gadis itu mengernyit, dengan penasaran dia membuka buku itu. Nama Anindita muncul di halaman pertama. Tulisan tangan berupa cakar ayam tertulis di dalamnya, sepertinya milik Anin waktu kecil. Terlihat dari kertas yang muncul bercak kekuningan.

      Janitra membuka lembaran selanjutnya, terlihat foto Anindita kecil duduk di pinggir pantai dengan rambut di kepang dua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Janitra membuka lembaran selanjutnya, terlihat foto Anindita kecil duduk di pinggir pantai dengan rambut di kepang dua. Dia melebarkan senyum sementara jemari tangan mungilnya terangkat ke atas. Janitra beralih ke halaman berikutnya.

Janitra menelan ludah membacanya, dia ingat momen itu—dia ada di mobil ketika ibunya datang ke kampung, melabrak ibunya Anin, menyeret ayahnya untuk pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Janitra menelan ludah membacanya, dia ingat momen itu—dia ada di mobil ketika ibunya datang ke kampung, melabrak ibunya Anin, menyeret ayahnya untuk pulang. Dia beralih ke halaman selanjutnya.

 Dia beralih ke halaman selanjutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Cita Cinta CarakaWhere stories live. Discover now