Chapter 8 - Duel Panas Dimulai!

262 26 6
                                    

Rozen : "Ini Dia."

Aku sekarang sedang berada di ruangan tidurku dan saat ini sedang melihati sepasang tubuh laki-laki dewasa. Itu terbaring diatas kasur. Itu adalah tubuhku terdahulu.

Bukan tubuh asli sebetulnya, ini kubuat karena sedikit terpikirkan saat itu. Aku sudah memperhitungkan soal resiko reinkarnasinya yang membuat sebagian kekuatan menghilang, termasuk debuff besar-besaran pada fisik.

Namun ini tidak sempurna. Tapi ini sudah cukup untuk sekarang, dengan tubuh ini, setidaknya aku bisa mengeluarkan 30% kekuatanku yang sebenarnya.

Dengan Telekinesis, aku menarik tubuhnya dan membuatnya bertabrakan denganku hingga akhirnya bersatu. Tubuh remajaku ini menjadi lebih besar.

Prosesnya telah selesai.

『Tubuh sudah memenuhi syarat. Sebagian besar Skill Low sampai Mid Tier telah terbuka.』

『Ada juga satu kemampuan High Tier yang terbuka.』

Layar pemberitahuan muncul, setelah menerima informasimya. Aku dengan segera menutup nya.

Rozen : "Setelah ini sebaiknya aku segera mencari energi dan Level Up. Karena ini baru awal-awal plot, jadi kekuatan setara dengan Indra atau Siwa sudah cukup."

Beatrice : "Saya merekomendasikan anda untuk pergi ke Celah Dimensi, tuan. Karena anda tahu sendiri, disana energi nya tidak bisa dibandingkan dengan yang dibumi."

Rozen : "Kamu benar, tujuanku memang ingin kesana. Karena itu tempat terbaik untuk mendapatkan energi."

Aku mengangkat kedua tanganku sambil mengepalkannya beberapa kali, seperti yang kuduga, tubuh dewasa memang lebih enak daripada yang shota.

*Shingg*

Sebuah lingkaran sihir dengan warna kuning muncul dari arah belakangku, aku sedikit menggerakan kepala dan mataku untuk melihat kesana.

Sebuah lingkaran sihir dengan warna kuning muncul dari arah belakangku, aku sedikit menggerakan kepala dan mataku untuk melihat kesana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rozen : "Hmm?"

Dalam beberapa saat, seseorang muncul. Itu ternyata adalah Azazel. Pak tua itu, dia lagi-lagi seenaknya saja.

Rozen : "Rupanya kamu.. pak tua."

Azazel : "Haloo... hmm, kukira kamu sudah bersiap."

Dia melihatku yang telanjang bulat dan dia lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia sepertinya merasa tidak enak karena aku menatap dengan tajam.

*Haah~*

Aku menghela nafas dan menerima situasi ini. Azazel juga mencoba untuk mengabaikanku dan berjalan kearah cermin untuk memeriksa beberapa bagian tubuh nya.

Rozen : "Jadi, kenapa tidak hubungi saja lewat Telepati?"

Azazel : "Kamu sudah lupa? Ikatan komunikasimu denganku sudah terputus karena reinkarnasi. Aku sudah menghubungi kedua pasanganmu, namun mereka nya berkata kalau sedang sibuk dan bilang kamu dirumah."

I Received A Second Life: The Legend Has ReturnedWhere stories live. Discover now