sepuluh

817 122 12
                                    

"Kepala lo jahit dulu lah kak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


















"Kepala lo jahit dulu lah kak. Bocor itu." Munjung memandang ngeri kepada Lijeong yang bajunya telah habis oleh darah. Mereka masih menunggu dokter yang menangani Lian keluar dari ruangan itu.

Keduanya sama-sama panik. Namun berusaha untuk terlihat tenang satu sama lain.

Lijeong bersandar pada tembok. Begitu juga dengan Munjung. Ia menengadah, memejamkan matanya sebentar lalu kembali memandangi Munjung yang tampak diam saja. Lijeong tahu kalau anak itu sebenarnya sedang gelisah.

Ia memandangi tangannya yang penuh oleh darah kering miliknya yang bercampur dengan darah Lian. Lijeong dapat merasakan kepalanya yang kembali berputar.

Lijeong menggelengkan kepalanya berusaha mengembalikan kesadarnnya. Pada akhirnya ia gagal. Lijeong jatuh pingsan bertepatan dengan pintu ruangan yang terbuka.










___________________

Lijeong membuka mata sambil menahan perih pada kepalanya yang diperban. Ia memandang sekitar ruang rawat yang hanya ada dirinya sendiri itu. Dengan pelan Lijeong membawa dirinya duduk di tepi ranjang. Kepalanya kembali berputar saat telapak kakinya menyentuh lantai yang dingin.

Lijeong mengangkat kedua tangannya. Ia melihat punggung tangannya beberapa detik dan kembali menurunkan keduanya. Ia bersyukur untung tidak terpasang apa-apa di sana.

Lijeong meringis sambil memegang kepalanya. Ia menunduk berusaha untuk meredakan pusing.

Ia mengangkat kembali kepalanya saat pintu ruangan itu diketuk dari luar. Pintu tersebut terbuka dan dari sana muncul Munjung dengan wajahnya yang sembab.

Masih dengan dibantu tongkatnya Munjung berjalan perlahan mendekati Lijeong yang masih duduk di ranjangnya. Yang di hampiri memegang dadanya yang berdebar, bersiap mendengar Munjung yang telah mengambil ancang-ancang untuk berbicara.

"Maafin gue kak." Munjung mulai terisak sambil menutup matanya dengan satu lengan. Lijeong yang melihat itu menarik tangan Munjung yang lain agar ia duduk di sebelahnya.

"Kalau gue bukain pintu pasti semua ini gak bakal kejadian." Lijeong menepuk-nepuk ringan punggung Munjung agar berhenti menangis. Ia hanya diam mendengar semua perkataan dari mulut Munjung.

"Bayi di perut kak Lian–" ujar Munjung yang sengaja menggantung kalimatnya.

"Kenapa??" tanya Lijeong yang sekarang sudah berdiri dari duduknya.

Munjung tidak menjawab. Ia hanya terus menatap Lijeong yang menunggu jawaban darinya. Lijeong tidak tahan lagi. Ia segera pergi dari sana meninggalkan Munjung meski kepalanya masih berdenyut.







___________________

Lijeong membuka pintu ruang rawat Lian kasar setelah mengetahui Lian dirawat di ruangan yang mana. Ia berdiri di ujung pintu, memandang Lian dari jauh yang masih memejamkan matanya.

Lijeong berjalan mendekat. Lian yang sadar akan kehadiran orang lain disitu kembuka matanya pelan.

"Kak Lijeong—"

Panggilan Lian terputus karena Lijeong yang tiba-tiba menyibak selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

Lijeong menjatuhkan dirinya dilantai. Ia berlutut di sebelah ranjang Lian dan merebahkan kepalanya di ranjang tersebut. Lian sebetulnya ingin menyentuh kepala Lijeong yang di perban namun tangannya terasa kebas sehingga sulit di gerakkan.

"Kenapa di perban??" Lian bertanya saat Lijeong memaksakan diri untuk bangkit.

Lijeong tidak menjawab. Ia menarik kursi di dekat ranjang untuk duduk di sana. Tangannya terangkat naik merapikan rambut-rambut yang menutupi wajah Lian. Lalu turun ke bahu dan terakhir memegang perut Lian.

Lijeong terus memandang tangannya yang mengelus perut Lian. Sedangkan tangannya yang lain menggenggam tangan Lian yang tidak terpasang infus.

"Mau kemana??" Lian menahan tangan Lijeong yang berdiri dari duduknya bersiap untuk pergi dari sana.

Lijeong menunduk, memberi kecupan pada pipi Lian dan dengan pelan melepaskan genggaman tangan Lian pada jari-jarinya.

"Mau nonjok Munjung." jawabnya dan berlalu pergi dari sana.


















" jawabnya dan berlalu pergi dari sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

lucu banget adek kita ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

lucu banget adek kita ini.

Baby [SELESAI] | Lee Jeonghyeon Where stories live. Discover now