2.

19.9K 2.3K 98
                                    




El dengan wajah kaku yang gugup duduk di meja makan. Makan malamnya belum tersentuh sama sekali. Dia gugup bukan main. El melirik ke arah 3 anak yang sangat santai.

Oh apakah hanya dirinya yang gugup?

Setelah mendekam seminggu di kamarnya. El memutuskan keluar. Dengan keyakinan yang sudah ia persiapkan, dengan keberanian yang pas. El menerima apapun yang terjadi pada dirinya.

Dia hanya perlu menjalaninya saja kan?

Ketiga anak Theo melirik satu sama lain. Mereka memandang aneh sang ayah yang terus menghela nafas dan tidak memakan makanannya.

Jujur, mereka terkejut saat ayahnya sudah duduk di meja makan sebelum mereka datang. Karena ayahnya tak pernah mau makan bersama.

Memilih acuh, mereka melanjutkan makanannya.

"B-b-bagaimana hari kalian?" ujar El gugup. Dia mencoba memecah keheningan yang terjadi. Oh ayolah, dia tak sanggup jika terlalu lama hening. Canggung woy lah!

Ini adalah tahap pendekatannya. Dia harus mendekati putranya. Ah setelah di pikir, apakah dia menjadi duda sebelum beristri dan bercinta. Dia terkekeh miris. Sungguh, apa tuhan ingin dirinya jomblo sampai mati?

Setelah di pikir lagi,  dia kan memang sudah mati. Menjadi ayah tanpa harus bercocok tanam? boleh juga.


Dret!


Kursi berderet terdengar, El melihat dimana anak ketiganya, Aresh.. Meninggalkan meja makan. Di susul oleh kedua kakaknya.

Jiwa El seolah keluar kembali. Dia pundung di tempatnya. "Gawat! Buruk, sangat buruk."

Dia mencengkram kepalanya dan mengusak kasar, "Argh, bagaimana ini!"



.



"Apa-apaan pria itu!" dengus Aresh. Dia terkejut bukan main ketika pria yang menjadi ayahnya itu bersuara. Di pikir, kapan terakhir dia mendengar suara ayahnya? Ah entahlah mungkin itu sudah sangat lama.

Meski dia benci Theo, tapi tak bisa di pungkiri bahwa dia ingin dekat dengan ayahnya. Meskipun hal itu mustahil, tetapi tidak masalah bukan, jika dia berharap.

Lalu.. Apakah ayahnya tadi bertanya bagaimana harinya sekarang? Oh apakah ayahnya mulai memperhatikan nya.

Aresh bahagia hanya mendengar satu pertanyaan dari Theo. Dia seolah melupakan apa yang telah terjadi saking bahagianya ia.

Kalimat yang membuat dia ingin meminta lebih. Bolehkah dia egois? Bolehkah dia berharap jika suatu saat nanti ayahnya menyayanginya.

Dia menginginkan sosok ayah. Ayahnya yang selalu acuh padanya. Dan hari ini, sang ayah bertanya tentang bagaimana harinya.

Puk

Aresh mendongak melihat kakak sulungnya menepuk kepalanya, "Senang?" Aresh memalingkan muka.

"Siapa yang senang!" bantahnya. Dia berjalan menjauhi kedua kakaknya.

Kala dan Jean terkekeh, Semburat di pipi Aresh tak bisa menyembunyikan perasaannya. "Aku harap.. Ini pertanda baik." setelah mengucapkan itu, Jean juga pergi.

Tak ayal.. Dirinya juga senang. Meski aneh, setelah bertahun-tahun tak berbicara dengan sang ayah. Ayahnya berbicara lebih dulu dengan nada yang gugup.

Apakah karena hal itu yang membuat sang ayah tak menyentuh makanannya. Hanya karena ingin menyapa dirinya dan ketiga saudaranya?

Jean tersenyum.. Dia sangat bahagia. Satu kalimat ayahnya sangat berarti baginya yang sudah lama tak bertegur sapa.

Semoga hal itu menjadi pertanda yang baik.

Kala yang melihat kedua adiknya pergi pun tak bisa menahan senyumannya. Hanya satu kalimat kecil, perubahan suasana begitu kentara.

Satu kalimat yang berhasil menciptakan momen bahagia yang sudah lama sekali tak pernah ia rasakan. Kala tak bohong jika dirinya ikut senang.

Meski usianya sudah 25 tahun, tetapi dia masihlah menginginkan dan merindukan sosok ayah. Tanpa sadar air matanya mengalir, "Ibu.. Kala harap, ini menjadi awal yang baik. Kala harap, ayah berubah. Bu, kuatkan kami."

Doa yang selalu di panjatkan setiap hari. Hanya untuk perubahan sang ayah. Apakah Tuhan berbaik hati mengabulkan doanya?

Kalau iya.. Maka berbahagia dia serta adik adiknya.



***


El memakan makan malamnya sembari menangis. Yah tak salah, dia menangis. Pria 42 tahun itu menangis karena tak mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginannya.

Yah, 42 tahun.. Theo menikah karena di jodohkan saat usianya 16 tahun. Meski begitu, Theo sangat menyayangi sang istri walau pada awalnya dia tak menerima.

El mengaduk ngaduk makanannya. Dia memikirkan rencana yang bagus kedepannya. Dia harus merubah segalanya. Dia disini hanya untuk memperbaiki hubungan Theo beserta ketiga putranya.

"Apakah makan malamnya tak sesuai selera anda tuan?" ujar Yoshi, Althean Yoshi. Pengawal setia Theo yang selalu berada di samping pria itu.

"Haruskah saya menyuruh koki mengganti menu?"

El menggeleng.. Makanannya sangat enak. Tetapi moodnya lah yang berbeda. "Huhu Yoshi.. Bagaimana ini, anakku begitu membenciku."

Yoshi tersenyum. Ah rupanya itu, "Anda benar tuan, mereka sangat membenci anda."


Jleb


"Tidak bisakah kau jangan mengatakan fakta!" serunya. Apa apaan pria menyebalkan di sampingnya ini.

"Tapi selamat.. Kalimat gugup yang anda lontarkan baru saja akan menjadi awal yang baik untuk anda serta anak anak anda tuan."

"Huh?" El menatap Yoshi heran. Apa maksudnya?

Yoshi terkekeh melihat kebingungan sang tuan. Dia adalah orang yang selalu di samping tuannya. Dia tau, bahwa sang tuan ingin membuat perubahan.

Meski terlihat acuh, Tuannya itu selalu menanyakan kabar tentang ketiga tuan mudanya. Namun, tuannya tak berniat melakukan interaksi dengan ketiganya.

Entah itu karena Ego atau malu, Yoshi tak tau.

Tetapi apa yang terjadi sekarang, membuat Yoshi berharap.. Jika sang tuan bisa lebih berani mendekati putra putranya.

Yoshi tau betapa sedih tuan mudanya mendapati sikap acuh sang tuan.

Dahulu, sang tuan merupakan orang yang hangat, dan sangat menyayangi kedua putranya,  tetapi semenjak kehilangan mendiang istrinya menghembuskan nafas ketika lahir putra bungsunya, tuannya berubah dan tak lagi berinteraksi dengan ketiganya.

Yoshi menghela nafas lega.. Akhirnya, setelah sekian lama. Keluarga tempat dia bernaung akan berubah seperti dahulu.

Sedangkan di sisi El. Dia tak mengetahui, jika satu kalimat kecil yang ia lontarkan. Berhasil membuat keadaan berubah total.


















Typo? Tandai..




Tbc.

Ayah ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang