3.

18.2K 2.3K 154
                                    




"Gawat, GAWAT!! AKU TIDAK TAU INI APA!!" teriak El frustasi. Dia memandang tumpukan dokumen di atas meja kerjanya dengan horor.

"Aku ini cuma pekerja kantoran biasa! Bukan sebagai CEO yang mengisi dokumen penting woii!!"

Rasanya El ingin menangis. Dia tau, sangat tau jika dokumen dokumen ini sangatlah penting. Tetapi dia tak mengerti apa yang harus dia lakukan dengan ini.

El merasa jika dirinya lancang.

Pria itu mencengkram kepalanya kuat, di kehidupan sebelumnya dia masih berusia 30. Seoarang pekerja kantoran biasa yang kerjanya tak banyak.

Dan sekarang dia harus menjadi Theodoric Leonardo. Seorang pengusaha sukses di negara ini. Akan jadi apa perusahaan ini jika di pegang okeh dirinya.

Dia tak ingin menerima resiko jika dia bertindak sedikit akan menghancurkan perusahaan dalam sekejap.

Arghh! Bagaimana ini!! Bisa gila dia.

Yoshi, di sebelah sang tuan mengernyit melihat sang tuan yang mencengkram kepalanya, "Ada apa tuan? Apa kepala anda sakit?" tanyanya khawatir. Tuannya terlihat depresi, apalagi wajahnya pucat.

El mendongak, dia menyeringai tanpa diketaui oleh Yoshi. Dia mempunyai rencana.

"Y-yoshi.." lirihnya, tangannya menggapai Yoshi. Yoshi langsung menangkap tangan sang tuan. Dan..

Bruk!

Tubuh El ambruk di dekapan Yoshi, dia menatap Yoshi semenyedihkan mungkin. "P-pulang Y-yoshi. Kepala-" belum selesai dia berucap. Dia menutup matanya berpura pura pingsan.

Yoshi membelalakkan matanya, "Tuan!" dia segera mengangkat tubuh tuannya. Meski agak susah karena tubuh sang tuan yang besar. Tetapi tubuhnya jauh lebih besar.

Yoshi membawa tubuh Theo ke dalam mobil. Membawanya ke Mansion seperti perkataan tuannya. Sial, dia sudah tau jika tuannya belumlah sembuh. Tetapi, dia malah mengiyakan ketika tadi sang tuan mengajak ke perusahaan.

Wajah khawatirnya tak bisa dia bendung. Sesampainya di Mansion, tanpa memperdulikan apapun, dia masuk kedalam, melewati Lift dan masuk kedalam kamar sang tuan.

Aresh, yang berkumpul bersama temannya pun heran. "Ah guys, gw tinggal dulu," izinnya lebih dulu pada temannya. Dia tak enak jika langsung meninggalkan.

"Sekalian kita mau pergi." Aresh pun tak menghalangi. Karena dia sebagai tuan rumah tak bisa menemani.

"Baiklah, maaf tiba-tiba."  Semuanya pun pergi setelah pamit dari Mansion.

Setelah mengantarkan temannya pulang. Aresh segera masuk dan berlari. Tujuannya adalah ke kamar ayahnya.

Dia tak khawatir. Aresh hanya penasaran apa yang telah terjadi. Yah itu yang di yakini di dalam benaknya. Karena nyatanya, jantungnya berdegub lebih kencang karena khawatir.

.

"Y-yoshi.. Bagaimana ini. Aku seperti kehilangan separuh ingatanku. Apa aku memang boss disana?" tanya El linglung. Dia memandang Yoshi lemah.

Yoshi terkejut, memang dokter berkata jika akan ada efek samping dari racun yang telah terkomsumsi oleh sang tuan. Namun, dia tak menyangka akan separah ini. Apalagi, tuannya tak boleh memikirkan sesuatu yang menjadi pemicu tuannya sakit kepala.

Apakah itu alasan sang tuan begitu kencang mencengkram kepalanya?

Oh tidak. Dia harus mengatakan ini pada tuan besar Leonardo.

"Yoshi."

Yoshi mengerjab, "Anda tenang tuan, ada sekretaris kepercayaan anda. Jika sesuatu telah terjadi, saya akan mengatakannya pada tuan besar."

El senang dalam hati.  Rencananya berhasil.

"Yoshi.. Bisakah aku istirahat. Kepalaku serasa pecah."

Yoshi pun mengangguk.. Dia menyelimuti tuannya sebatas  dada dan pamit undur diri.


***




Aresh yang menguping pembicaraan sang ayah dengan ajudan kepercayaan ayahnya itu pun membelalak. Apa tadi? Apakah ayahnya hilang ingatan?

Apa karena 'Racun' yang di maksud oleh Yoshi beberapa waktu yang lalu.

Oh tidak! Kenapa Aresh begitu bersemangat. Bahkan pipinya bersemu hanya mendengar ayahnya hilang ingatan. Apakah ini artinya jika ayahnya berubah!?

Apa dia akan mendapatkan lebih dari yang sebelumnya?

Apa kemarin itu karena ayahnya tak mengingat? Bolehkah dia egois karena bahagia saat mendengar kabar ini? Dia terlalu senang hingga tak bisa menahan kesenangannya.

Ah.. Kenapa Aresh berjingkrak senang.

"Ada yang salah tuan?" tanya Yoshi yang melihat gelagat tuan mudanya.

Aresh menatap Yoshi penuh binar, "Yoshi, apakah salah ketika aku senang ayah hilang ingatan?" tanyanya.

Yoshi terkekeh, dia menepuk kepala tuan mudanya, "Anda tidak salah." Yoshi mengerti. Bukan karena tuan mudanya jahat.. tetapi harapan tuan mudanya lah yang membuat seperti itu.

Hubungan ayah dan anak tuannya ini sudah lama merenggang.

"Aku jahat ya?" Aresh terkekeh miris, "Bukannya merasa khawatir, aku malah senang."

Yoshi tersenyum. Dalam hati, semoga ini menjadi awal perubahan bagi keluarga tuannya. Meski dia khawatir, tak bohong jika dia senang. Dia berharap jika hilang ingatan tuannya, walau sedikit tetapi membawa perubahan besar untuk hubungan anak ayah itu.

Ah dia jadi ingat, dia harus menyampaikan kabar ini terhadap tuan besarnya.






















Typo? Tandai..

Thanks.

Tbc.



Ayah ✔Where stories live. Discover now