12.

11.9K 1.7K 102
                                    


El bosan. Sejak dia di beritahu jika ia tak usah bekerja, dia sangat senang bukan main. Siapa yang tak senang menjadi pengangguran yang kaya raya? Jika ada, hanya orang gila.

Hidupnya enak, hartanya melimpah. Oh, dia seperti makan gaji buta.

Tetapi, lama kelamaan.. Dia bosan. Padahal ini seminggu hari. Dia sih senang, karena jujur.. El sama sekali tidak mengerti tentang apa yang harus di kerjakan olehnya sebagai CEO. Apalagi, dirinya tak ingin menjadi beban karena membuat kerugian besar.

Berhari hari dia hanya berleha leha di rumah. Putra putranya yang tak membiarkan dia melakukan aktivitas berat. Dia bahkan tak di perbolehkan keluar dari mansion.

Semenjak dia pingsan 3 hari yang lalu. El merasa jika ketiga putra Theo sekakin menjaga dirinya.

Ini membuat El semakin mati kebosanan. Dia tak menyangka menjadi pengangguran kaya raya tak enak. Apalagi, dia di atur tak boleh ini itu.

Dia sudah seperti anak kecil berusia 7 tahun. Seharusnya, dialah yang mengatur, bukan di atur. Mulutnya mencebik, dia melipat tangannya kesal.

"Seberapa besar sih kekayaan Leonardo?" moodnya berubah. El berdiri, melipat tangannya dan menatap sekeliling.

Dia berjalan jalan melihat furniture dan barang barang mewah. Sesekali matanya berbinar karena barang yang menarik.

Sampai kakinya berhenti menatap sebuah ayunan yang entah mengapa bergelantung di ikat di pohon mangga. Seolah menemukan tempat yang bagus, El berlari ke arah ayunan lebar itu.

Apalagi tempatnya di sebelag kolam renang.

Teriknya matahari tak menghalangi niat El. Sebelum ke ayunan, dia memanjat mangga dan mengambil buat kecut tersebut. Dengan lihai, El sat set mengambil mangga.

Setelah selesai, dirinya turun dan memakan mangga itu di ayunan. El menghabiskan 2 mangga yang sedikit manis. Cuaca sangat terik, El menarik narik bajunya agar angin terhembus dari baju ke dadanya.

Melirik kesamping, dia menepuk dahi. Bagaimana bisa dia lupa jika ada kolam renang di sampingnya.

El pun membuka kaos atasnya. Berancang ancang akan mencebur, tetapi sebuah suara menghentikan langkahnya yang tinggal sebentar lagi akan terjun bebas ke dalam kolam.

"Masuk ke dalam kolam renang, maka aku akan mengadukan ini pada ayah." di pintu, Kazawa bersedekap dada mengancam El yang baru akan melompat.

"Kakak akan di rantai dan di kurung di dalam kamar," ujar Kazawa lagi saat melihat ancamannya tak bekerja pada kakaknya.

Sedikit lagi menyentuh air, El menarik kembali jempol kakinya. Dia berbalik dan kembali ke ayunan. Dengan sebal, El menggigit rakus sisa mangga yang dia ambil.

Kazawa terkekeh pelan. Sunggu lucu.

.

Kay menunduk gugup di sebelah El yang terlihat begitu antusias akan kedatangan Kay.

Saat dia sedang kebosanan di dekat kolam. Salah satu bodyguard memberitahu nya -Kazawa- kalau ada seseorang yang bertamu.

Betapa bahagianya dia, jika yang datang adalah teman dari Jean, Kayzen.

Kay sendiri terpaksa pergi ke mansion ini karena suruhan Dosen. Dia di suruh mengantarkan sebuah tugas yang di khususkan untuk Jean.

Kay bertanya, mengapa tak di berikan waktu Jean ada. Sang Dosen menjawab jika Jean yang pulang terlebih dahulu, jadinya Kay lah yang di suruh olehh nya. Awalnya, Kay menolak. Apalagi mengingat jika dirinya pernah di perlakukan buruk, dia takut untuk berdekatan dengan Jean.

Kay tak pernah bertegur sapa lagi, dia juga tak pernah mendekati Jean atau mengajaknya berbicara. Dia merasa trauma.

Namum, Dosen memohon kepada Kay dengan berkata jika hanya Kay yang bisa menolongnya. Kay yang memiliki sifat tak enakan pun terpaksa menyetujui.

Karena tugas itu sangat penting demi kemajuan kampus. Begitulah kata Dosen..

"Kay.. Dengar paman tidak?" seru El. Dia melambai lambaikan tangannya di depan wajah Kay yang bengong.

Kay tersentak kemudian tersenyum canggung, "Maaf, kenapa tuan?" dia berbicara rendah.

El terlihat khawatir, dia melihat jika wajah Kay pucat. Apalagi tadi Kay yang melamun membuat El berpikir yang tidak tidak.

"Panggil paman Kay, kenapa kau memanggilku Tuan." tak ada jawaban, El menautkan alisnya.

Apa yang telah di lakukan oleh putranya. Bocah di sampingnya seperti takut dan ragu untuk mendekat. "Kay-

Tangannya terangkat di udara, awalnya dia berniat menepuk bahu Kay, namun refleks bocah itu membuat El menaikkan alis.

"Kay ada apa?" El bertambah curiga. Matanya menyipit ketika tanpa sengaja dia menatap leher Kay  terdapat kemerahan yang masih memerah. Meskipun itu sedikit pudar.

Kazawa yang melihat kakaknya menyadari sesuatu pun bangkit, dia menarik El. "Kak, lebih baik kakak istirahat." Dia tak ingin kakaknya tau jika Kay mendapatkan luka karena keponakannya.

Kazawa memandang tajam Kay. Kay beringsut takut. Mengapa dia terjebak di situasi ini lagi. Dia hanya ingin mengantarkan tugas untuk Jean, Tak lebih.

El menatap Kazawa datar, dia menepis tangan Kazawa, "Ada yang kau sembunyikan dariku?" ujarnya datar. Aura dominannya keluar. El tak suka, seperti semua orang telah menyembunyikan suatu hal yang tak dia ketahui.

El menarik paksa Kay. Dia membuka kerah Kay dan melihat tanda merah itu melingkar di leher bocah itu. "Ini kenapa Kay?" tanyanya dingin.

Kay semakin gugup. Ya ampun, dia ingin pergi saja.

"Aku tanya ini kenapa?!" El meninggikan suaranya. Satu lagi kebiasannya, jika dia merasa khawatir.. Emosi El akan tersulut.

El mencengkram bahu Kay, "Kay, siapa yang melakukan ini padamu? Jawab bocah bodoh!!" bentak El. Dia sangat khawatir. Apa yang telah terjadi pada Kay. Firasatnya mengatakan jika ada sesuatu kemarin ketika ada Kay disini. Dan saat ia meninggalkan Kay bersama para putranya.

Apalagi, Melihat perilaku Jean pada Kay membuat Spekulasi El tinggi. Apa Jean yang melakukannya.

Sial! Dia seperti orang bodoh. Mengapa dia harus sekhawatir ini? Apa yang tengah dia lakukan saat ini? Mengapa dia berada disini?

El mencengkram kuat kepalanya. Memorinya kembali di aduk. Puzzle yang berganti tempat, memori dan kenangan yang bercampur aduk.

"Arghh!! SIALAN! APA INI!!" Teriaknya sebelum kegelapan merenggut kesadarannya.






















Hey..  Ada yang rindu bayi duda ini?

Typo, tandai..


Tbc.



Ayah ✔Where stories live. Discover now