13.

11.6K 1.6K 73
                                    


Prang!!

Brak!

Ctar!!

Kekacauan terjadi di kamar Theo, El mengamuk dan menghancurkan serta melemparkan segala benda benda yang ada di kamar itu.

Dia merasa sangat emosi, kepalanya sakit. Di tambah kenangan dan memori yang buram. El tak mengerti, apa yang tengah ia lakukan, tetapi dia sangat marah entah untuk alasan apa.

Tubuhnya bereaksi sendiri. Amara yang meluap, membuat El harus mengeluarkannya. Jadinya, dia menghancurkan segala barang yang di dekatnya.

Brak!

Brak!

Dari luar, Kala menggedor gedor pintu kamar ayahnya. Serta ada Kazawa yang mencoba menggunakan kunci cadangan untuk membuka kamar kakaknya.

El mengunci kamarnya sendiri.

Setelah terbuka, keduanya berlari ke dalam. Kala langsung mendekap ayahnya yang terduduk lemas di lantai. Dia sontak membawa ayahnya keluar dari kamar dan membawanya kedalam kamar miliknya.

Para maid dan bawahan pun sigap membersihkan kamar sang tuan.

Kala memeluk ayahnya di ranjang. Mata sang ayah terlihat kosong. Kazawa menghubungi ayah dan kakak pertamanya.

Untung saja, El tak melukai diri sendiri.

Kazawa menghela nafas lega saat tak melihat luka atau lebam di tubuh El. Namun, dia tak bereaksi ketika melihat wajah kakaknya yang suram dengan pandangan kosong.

"Ayah, kenapa?" Kala menghapus cairan bening yang keluar dari kelopak mata El. Dia dengan lembut bertanya.

El seolah tersadar, sapuan lembut diwajah serta suara yang lembut itu membuat El terpana. Dia memeluk Kala erat, menyalurkan rasa gelisahnya. Seolah memberitahu Kala, betapa bingungnya dia.

"Huhu.. Kala, apa yang terjadi?"  tanyanya bingung. Suaranya teredam di ceruk leher Kala.

Kala mengendurkan pelukannya, dia memandang ayahnya lembut, "Tak ada yang terjadi ayah." Meskipun dia tak mengetahui apa yang di maksud oleh ayahnya, namun Kala menjawab dengan sekenanya.

"Kala, ugh.. Aku siapa.. A-aku, kenapa aku disini?" ujar El linglung. Dia total melepaskan pelukannya. Menatap sekitar dengan bingung. Dia terlihat gelisah untuk suatu alasan.

Kazawa terkekeh ketika melihat Kala tersenyum aneh, "Ayah adalah ayah Kala." Kala mengelus rahang sang ayah yang mulai berisi.

Rahang yang seharusnya tegas itu sedikit berlemak.

"Ayah Kala yang menyayangi Kala dan kedua adik Kala."

El memiringkan kepalanya  "Kala? Ugh, Jean dan Aresh?" cicitnya. Dia menaruh telunjuknya di dagu, mengingat nama asing yang masuk kedalam ingatannya.

El kembali mencengkram kepalanya kuat, apa yang terjadi. Kenapa dia bertindak seperti ini. Mengapa dia lupa tentang siapa dirinya. Lalu siapa, siapa sebenarnya dirinya.

Theo atau Azaziel?

Kala dan Kazawa membiarkannya. Mereka hanya tersenyum penuh arti.

Kala mengangkat tangan ayahnya, menjauhkan dari kepalanya agar sang ayah tak terlalu mencengkram.

"Ayah, tenanglah. Ada Kala." dia memeluk El menyalurkan rasa aman untuk bayi duda di dekapannya.

El membalas pelukan Kala, dia menangis. Kepingan memori yang bercampur aduk, berhasil membuat kepalanya sakit. Kenangan yang membuat dia lupa sipaa dirinya.

Lebih tepatnya, El krisis identitas.

Dia Azaziel.. Tetapi juga Theo.

El tak mengerti..

El tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.

Kay.. Siapa pemuda itu?

Mengapa dirinya merasa tak asing.




























Gabut..

Typo tandai aja..

Huh~~



End..













Maksudnya tbc..

Btw cuma 400 kata..

Ayah ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang