Karmaşik

38 13 6
                                    

Harsa berjalan memasuki gerbang sekolahnya yang sudah sangat ramai, banyak siswa siswi yang berlalu lalang memasuki sekolahan.

"Pak Hamid!" sapa Harsa sambil tersenyum kepada satpam yang ada di sekolahannya.

"Eh, cah bagus, udah berangkat," ucap pria berseragam satpam sambil melambaikan tangannya, dan tersenyum.

"Harsa duluan ya, Pak," ucap Harsa meninggalkan Pak Hamid.

Harsa berjalan di koridor dengan langkah yang sedikit cepat, mengingat, dia belum mengerjakan beberapa PR Jidan.

Harsa semalem mengerjakan PR Jidan sampai tengah malam. Masih beberapa lagi yang belum Harsa kerjakan.

Harsa dan Jidan memang beda kelas, tapi satu angkatan, kelas Jidan berada di samping kelas Harsa. Jidan juga sekelas sama Lia.

Harsa baru saja mengerjakan beberapa menit, bel masuk berbunyi. Siswa siswi berlalu lalang memasuki kelas masing masing. Harsa yang dari tadi sudah ada di dalam kelas hanya menatap teman temannya yang baru saja memasuki kelas.

Tak menunggu lama. Guru yang mengajar pelajaran pun memasuki kelas, Harsa mengamati penjelasan dari Guru, meskipun kepalanya agak sedikit pusing. Karena kurang tidur.

Harsa di lempar penghapus oleh temannya. (bukan teman sih, dia kan gak punya teman). Harsa menoleh kearah yang melemparnya.

"Nanti, lo di suruh Jidan ke belakang sekolah," ujarnya berbisik.

Harsa hanya membalas dengan anggukan. Lalu kembali fokus pada penjelasan.

Jam istirahat pertama berbunyi. Harsa tidak segera menemui Jidan di belakang sekolah, Harsa memilih untuk mencuci mukanya di toilet.

"Woi." Harsa terlonjak kaget, Ferdi tiba tiba menepuk pundaknya.

"YA ALLAH." kaget Harsa. "ngagetin aja lu," ujar Harsa mengelus dadanya.

"Maaf ye, kamerin gue tinggal," ucap Ferdi yang tiba tiba di susul Aji.

"BANG KOK NINGGAL SIH, WONG AKU WES BILANG JANGAN DI TINGGALIN," teriak Aji dengan suara cemprengnya.

"Teriak mulu, lo," ujar Ferdi menjitak kepala Aji. Aji yang di jitak hanya mengelus ngelus kepalanya sembari cemberut.

"Harsa, Lo di tungguin sama Jidan noh," ujar salah satu siswa.

"Oh, iya iya," sahut Harsa.

"Gue pergi dulu, di panggil Jidan," ujar Harsa kepada Aji dan Ferdi yang masih adu mulut.

Ferdi sama Aji hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu mereka lanjut bertengkar. Harsa keluar dari dalam toilet, membiarkan kedua orang itu bertengkar, sudah biasa.

Harsa segera menyusul Jidan di belakang sekolah, tak lupa juga Harsa membawa tugas tugas yang sudah dia kerjakan semalem dan tadi pagi.

Sesampainya di belakang sekolah, Harsa melihat geng Jidan dan seseorang yang tidak asing di matanya, Lia? kenapa jadi ada Lia disini? apa hubungannya.

"Berani juga lo dateng," ujar Jidan langsung menarik kerah baju Harsa.

"Kan, aku di suruh," sahut Harsa yang merasakan sesak di dadanya. Jidan melepaskan kerah baju Harsa.

"Lo tuh, gak usah ngomong ngomong sendiri, apalagi ketawa ketawa sendiri, ntar gila beneran," ujar Haris salah satu geng Jidan.

"Tapi--" ucapan Harsa tat kala Syahrul memotong ucapannya.

"Ngomong ngomong sendiri kek orang gila," celetuk Syahrul menimpali.

"Mana tugas tugas gue?" ujar Jidan.

Karmaşık [END]Where stories live. Discover now