Exstra Part!!

29 2 0
                                    

Beberapa hari sebelum kematian Harsa. Seseorang telah merencanakan sesuatu dengan orang yang sedang dia hubungi melalui ponsel.

"Denger denger Harsa sama Lia jadian di konser kemarin, Lo masih suka kan sama Lia?" ujar seseorang itu berbicara dengan orang yang berada di ponselnya.

"Lo ada rencana?" sahut seseorang itu di sebrang telfonnya.

"Ada ada, gue juga mau hancurin Lia."

"Enak aja lo hancurin dia cok."

"Dikit doang, mau gue bantuin kagak."

"Yaudah cepet njing."

"Sabar asu. Jadi gini, gue ntar malem ngajak Lia ke Cafe Neo, otomatis kan Harsa ngejemput dia, atau engga nganterin lah. Parkiran Neo kan ada di sebelah jalan, pas Harsa nyebrang, lo tabrak aja yang kenceng," ujar seseorang itu menjelaskan rencana.

"Oke-oke paham, ntar malem kan?"

"Iya, Dan. Ntar gue bayar deh, kalo berhasil."

"Oke deh, makasih Cun. Tapi bentar deh, lo ada dendam apa?"

"Ada deh."

Acun mematikan telfonnya sepihak, yap itu Acun dan Jidan, yang berencana menghancurkan hubungan Lia. Denger-denger Acun suka sama Harsa, tetapi Harsa menolak Acun, dan berujung Acun sakit hati.

Acun menghubungi Lia, untuk mengajaknya ketemuan di Cafe Neo nanti malam. Setelah menghubungi Lia, Acun tersenyum kemenangan. Misi satu berhasil.

•🍂🍂🍂•

Malamnya. Acun dan Lia duduk di kursi Cafe Neo, berbicara santai, seperti sahabat yang jarang bertemu, padahal ketemu tiap hari.

"Kenapa ngajak ketemuan disini, Cun?" tanya Lia sembari menyeruput Coffe Latte di hadapannya.

"Gapapa, kangen aja sama lo," ujarnya terkekeh.

Beberapa menit berbincang. Hari semakin gelap, dan kini jam sudah menujukkan pukul 19.23. Harsa duduk di meja belakang tempat duduk Acun dan Lia. Acun merasakan kehadiran Harsa yang duduk di belakangnya.

"Katanya lo gak mau sama Harsa, tapi kok jadian di konser kemarin?" ujar Acun, seperti memojokkan Lia. "Mana sampai bilang Harsa agak-agak," sambungnya.

Lia hanya terdiam mendengar ucapan Acun, Acun mengeluarkan smirk nya, memandang Lia dengan jijik, padahal mereka sahabat udah beberapa tahun.

"Lo tuh munafik, lo bilang Harsa gila, tapi lo mau sama dia? munafik."

Acun tersenyum ketika melihat Harsa beranjak dari duduknya. Acun diam-diam memberi pesan ke Jidan untuk segera menjalankan misinya.

•🍂🍂🍂•

Jidan mengegas motornya dengan kecepatan tinggi, tak lupa juga memakai helm fullface nya. Setelah melihat Harsa berjalan tanpa melihat kanan kiri. Jidan menabrak Harsa sampai terpental beberapa meter. Jidan sempat menghentikan motornya dan tersenyum di balik helm miliknya.

Jidan melajukan motornya dengan ugal-ugalan di perjalanan. Dia tersenyum puas melihat usahanya yang berhasil.

Begitupun dengan Acun yang tersenyum bangga dari kejauhan di tempat kejadian. Melihat Lia yang menangis dengan kehancuran Acun semakin tersenyum dengan smirknya.

Karmaşık [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें