Karmaşık

33 3 0
                                    

Assalamualaikum

Aku double update nih seneng gakk?

jangan lupa di pencet bintangnya ya, jangan lupa komen juga, istilahnya gini.

'Komenmu semangatku'

Happy Reading!!!

•🍂🍂🍂•

Malam harinya, setelah mengantar Lia ke rumahnya.

Harsa melajukan motornya dengan kecepatan sedang, hingga netra matanya melihat penjual martabak manis, yang berada di perempatan. Harsa menghengikan motornya tepat di depan penjual martabak manis.

"Mau martabak manis apa martabak telur mas?" ujar penjualnya.

"Martabak manis, rasa keju satu sama coklatnya satu." Kemudian penjual menawarkan hal yang sama kepada pembeli yang lain.

Setelah menunggu beberapa menit. Akhirnya Harsa kenerima sekantung martabak manis yang dia pesan tadi. "16 ribu mas." Harsa menyodorkan uang limapuluh ribu.

"Terimakasih," ujar penjual itu sembari menyodorkan uang kembalian.

Setelah membeli martabak manis, Harsa melajukan motornya dengan kecepatan sedang, hingga memasuki gang rumahnya. Harsa melihat seseorang yang tidak asing di matanya. Harsa menghentikan motornya tepat di depan seseorang.

"Eh, cah bagus," ujar seseorang itu sembari menghampiri Harsa.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

"Simbok," ujar Harsa menyalimi tangan Simbok. Mbok Tun yang kerap di panggil Harsa dengan sebutan Simbok, merupakan tetangga Harsa, yang dulunya sering mengurus Harsa waktu kecil. Sekarang sudah jarang sekali Harsa bertemu dengan beliau, karena beliau balik kampung, yang katanya anaknya sakit-sakitan.

Harsa menghampiri Mbok Tun, lalu memeluknya. "Kenapa malem-malem masih diluar rumah Mbok?"

"Simbok ini baru dari kampung, kesini karena mau jual rumah ini, Mbok mau di kampung aja," ujar Mbok Tun sembari menepuk-nepuk pelan bahu Harsa.

"Udah lama Simbok gak lihat kamu, ternyata Awakmu wis joko yo le, aku ngasih pangling, soyo bagus e." Simbok balik kampung itu waktu Harsa masih SD wajar aja kalo Simbok pangling dengan Harsa.

"Simbok mau kerumah gak? nginep dirumah Harsa dulu."

"Yowis, Simbok manut."

Harsa membonceng Mbok Tun menuju rumah.  Tak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di rumah. Karena jarak rumah Mbok Tun dengan rumah Harsa hanya terhalang kebun.

Harsa memasuki rumah sembari menuntun Mbok Tun, yang sudah kesusahan berjalan. Mbok Tun duduk di ruang tamu. Hingga Yura menghampiri.

"Mbok," ujar Yura memeluk Mbok Tun.

"Yura, sepurane yo nduk, Mbok Tun gak gowo opo-opo." Mbok Tun balik memeluk Yura sembari menepuk-nepuk bahu nya seperti anak sendiri. "Aku mrene ki kepetuk cah bagus, mergo aku ape adol omah kui loh."

Karmaşık [END]Where stories live. Discover now